Kamis, 05 Januari 2012

Jokowi Keteladanan Pejabat Publik Kandidat Terpercaya RI 1 Tahun 2014


Jurnalis Independen: Joko Widodo, Walikota Solo yang penuh dengan keteladanan. Tindakan dan aksi Joko Widodo (Jokowi) untuk menggunakan mobil dinas dalam negeri dari hasil karya anak-anak SMK, yang notabene mewakili anak muda bangsa, perlu diapresiasi oleh seluruh masyarakat Indonesia dan pejabat negara di Negeri ini.



Keteladanan dan sosok kepemimpinan Jokowi di Indonesia sangat langka dan patut dijadikan contoh dalam memimpin bangsa ini. Pemimpin Indonesia saat ini termasuk pejabat negara, bupati, gubernur, para Menteri termasuk kepempimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga kedua kali memimpin negeri ini  kebanyakan omong kosong belaka, jarang terlihat wujud riil dari program yang terkait dengan kepentingan rakyat.

Kita lihat banyak pejabat negara yang hidup dalam ruang hedonisme dan kemewahan dari hasil uang rakyat dan uang negara yang digunakan untuk kepentingan diri sendiri.

Bangsa Indonesia saat ini memang telah mengalami krisis kepemimpinan, krisis teladan yang baik dan miskin moral para pejabat negaranya. Mereka banyak menggunakan fasilitas negera, untuk kehidupan yang mewah demi memenuhi hawa nafsu dan keinginannya.

Kebanyakan pejabat negara tidak mampu mengontrol diri dan terjerumus ke gaya hidup mewah. Sikap sederhana mulai hilang dalam nalar pikiran pejabat publik.

Krisis moral itu muncul akibat kejahatan yang dilakukan pemimpin bangsa. Mereka memahami bahwa kejahatan seperti korupsi, perampokan dan peristiwa amoral lainnya telah dianggap biasa. Hati nurani manusia seolah-olah tidak digunakan, hati nurani mereka telah mati.

Padahal tindakan manusia itu telah menyalahi kodrat dan tatanan normatif dengan nilai-nilai kemanusiaan. Krisis moral melanda pemimpin bangsa seperti praktik ketidakjujuran atau kebohongan publik dan praktik korupsi, melainkan juga sebagai upaya mengikis sikap opurtunis, krisis kepercayaan yang sesungguhnya telah menghancurkan peradaban bangsa Indonesia.

Praktik korupsi sampai sekarang ini masih terus berjalan, mulai dari dilakukan menteri, gubernur, bupati, walikota, anggota DPR/DPRD, pejabat birokrasi, pejabat perbankan, kepabeanan dan pegawai pajak beramai ramai melakukan korupsi.

Itu menunjukkan adanya dominasi pertimbangan yang tidak etis di kalangan pejabat. Degradasi moral telah melanda pemimpin bangsa, karena mereka tidak mampu menjalankan prinsip-prinsip kejujuran dan tidak memiliki integritas moral yang tinggi.

Krisis keteladanan, pejabat negara biasanya hanya berpidato secara normatif melalui pernyataan-pernyataan tanpa makna. Pejabat publik tidak pernah turun ke lapangan melihat kondisi nyata penderitaan dan kemiskinan rakyat.

Jokowi adalah walikota Solo yang telah memberikan contoh dalam kinerja untuk turun langsung di hadapan rakyatnya dan berdialog untuk mendengarkan keluh kesah rakyatnya, sehingga bisa membuat kebijakan yang langsung menyentuh kepentingan mereka.

Sepak terjang Jokowi selaku pemimpin tertinggi Kota Solo sebenarnya telah terlihat tidak hanya sekali ini saja, tetapi sudah berulang kali Beliau lakukan seperti tidak mau menerima gaji sebagai seorang Walikota. Padahal saat itu orang nomor satu negeri ini (Presiden SBY-red), sampai menangis minta gajinya dinaikkan.

Pertunjukkan moral yang dilakukan Jokowi yang hanya sebagai seorang Walikota itu seharusnya menjadikan catatan tersendiri bagi kita, bukan saja sebagai seorang warga Solo, tetapi justru menjadi catatan dalam sanubari kita sebagai rakyat Indonesia yang selama ini hanya dijadikan sebagai obyek sinetronan kalangan pejabat bahkan hingga di tingkat pusat kekuasaan. 

Dalam konteks persoalan bangsa Indonesia, tentang kekuasaan yang sudah semestinya digunakan untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia. Ini sebenarnya panggilan hati nurani pemimpin. Akan tetapi, hati nurani telah diputarbalikkan.

Manusia sering kali menyalahgunakan kekuasaan hanya untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya. Hal ini tentunya melanggar dari suara hati, dengan begitu hati nurani berperan dalam menuntut bagaimana manusia berpikir dalam mengambil tindakan yang baik dan buruk. Hati nurani adalah sumber kewajiban yang menuntut manusia ke jalan kebenaran dan kebaikan.

Joko Widodo menjadi sosok teladan yang patut ditiru pejabat publik lainnya di Indonesia, bukan malah tindakan Jokowi yang memiliki integritas tinggi dan moralitas yang baik terhadap rakyatnya, itu sebaliknya dicibir pejabat lainnya, bahkan sampai dihina, dibodoh-bodohkan, apalagi dikatakan untuk pencitraan.

Tindakan Jokowi menggunakan mobil dinas dari hasil karya anak bangsa Ini adalah contoh nyata, bahwa dia mencintai produk Indonesia, bukan munafik seperti pejabat negara lainnya. Jokowi menunjukkan integritasnya bahwa setiap pernyataan yang muncul dari seorang pejabat negara harus sama dengan aksi nyata di lapangan.

Sosok Jokowi ini dapat membawa perubahan bagi bangsa Indonesia, di tengah para pemimpin bangsa yang hidup dalam hedonisme dan materialisme. Sifat-sifat dan karakter kepemimpinan Jokowi harus dijadikan contoh bagi para pemimpin bangsa Indonersia lainnya.

Kepemimpinan model Jokowi ini sangat didambakan seluruh masyarakat Indonesia, sekaligus memunculkan harapan bahwa ternyata di Indonesia masih ada sosok pemimpin yang bisa dipercaya untuk memangku jabatan secara amanah dan jujur.


Perilaku baik dalam bentuk kesederhanaan, kejujuran, kedisiplinan telah dicontohkan oleh Jokowi sebagai pejabat publik yang penuh dengan nilai-nilai moralitas, memperhatikan betul nasib rakyatnya demi kesejahteraan dan kemakmuran seluruh kepentingan rakyat Indonesia.

Dengan demikian, cara dan sistem kinerja yang dicontohkan Jokowi ini adalah upaya membangun moralitas dan kesederhanaan dari seorang pejabatt. Sangat baik jika apa yang dilakukan Jokowi dalam menjalankan kinerjanya bisa diwujudkan oleh pejabat negara lainnya.

Bahkan seharusnya, sekali lagi ini dijadikan sebagai catatan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mendambahkan seorang pemimpin Nasional yang jujur, berwibawa, seia sekata, samanya kata dan perbuatan, tanpa noda korupsi, kolusi maupun nepotisme, apalagi cengeng.

Joko Widodo, layak dicatat dalam hati setiap warga Negara Indonesia yang menjadi musuh komprador, komparator, kolonialis, kapitalis, koruptor dan sebaliknya yang cinta NKRI, yang cinta Pancasila dan UUD 1945 tanpa amandemen, yang cinta akan Bangsanya, untuk mendudukan Joko Widodo sebagai Kandidat RI 1 pada 2014 nanti. Selamat merenung!!! Wahai Bangsa yang Besar dan Rakyat yang Bijaksana.....(mnt) 

Tidak ada komentar: