Oleh Fery Ramadhansyah
Slogan tentang waktu yang sudah mendarah daging dan akrab di telinga kita selama ini, perlu kita renungkan kembali, bila mungkin , harus segera kita reword dan kita tukar dengan slogan yang islami.
Mereka bilang; waktu adalah uang. Dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi, tak ada yang lebih berharga selain mengisi waktunya dengan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang.
Sampai-sampai pada teori ekonomi pun kita dengar “dengan modal sekecil-kecilnya bisa meraup hasil sebesar-besarnya”. Itu semua dikarenakan orientasi kehidupan mereka hanya bersifat duniawi, sehingga terlahirlah masyarakat-masyarakat kapitalis.
Jauh lebih mendasar dari pandangan hidup barat tentang waktu ini, sebenarnya ada pepatah arab yang lebih mengena. Orang Arab bilang: “waktu ibarat sebilah pedang”. Jika pedang itu tidak bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan memotong lehermu. Demikianlah mereka memberi kiasan terhadap waktu.
Sebuah kiasan yang sifatnya menyeluruh. Karena waktu bukan hanya untuk urusan duit, tetapi mencakup seluruh tindak tanduk keseharian seseorang baik ibadah ataupun muamalahnya.
Hassan al-Bashri rahimahullah pernah berpesan: “wahai anak adam, sesungguhnya kamu itu waktu, setiap berlalu satu hari maka berlalulah sebagian kamu”. Hal ini menandakan betapa berharganya nilai waktu walaupun hanya sedetik. Karena waktu adalah sahabat yang paling setia menemani seseorang. Ia tak akan berpisah, meski bumi terbelah dua.
Ibnu Mas’ud r. A. Berkata: “aku begitu membenci orang-orang yang menganggur, yaitu mereka yang tak berbuat untuk hal dunianya ataupun akhiratnya”. Maka pantas saja Allah memberi peringatan yang tidak sedikit kepada hambanya untuk masalah waktu ini. Bahkan di antara seratus empat belas surat yang termaktub dalam al-Quran, Allah memberi satu nama surat dengan sebutan al-Ashri (Masa).
Dalam surat al-Ashri tersebut, Allah mengingatkan hambaNya tentang ruginya orang yang tidak memanfaatkan waktu. Yaitu mereka-mereka yang tidak beriman dan juga tidak senantiasa melakukan amal-amal kebajikan. Terlebih lagi mereka yang tidak pernah saling memberi nasihat dalam hal kebenaran dan kesabaran.
Waktu bukan hanya miliknya para pejabat, bukan juga miliknya pengusaha ataupun mereka-mereka yang super sibuk. Akan tetapi waktu adalah milik kita semua, oleh karena tidak ada kerugian yang paling rugi selain hilangnya sedetik waktu yang berlalu sia-sia. Sebab ia tidak akan kembali. Maka dari itu manfaatkanlah.
Rasulullah saw bersabda: “Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. Pertama, kehidupanmu sebelum datang kematianmu. Kedua, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Ketiga, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. Keempat, masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Kelima, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu.” (HR. Hakim)
Slogan tentang waktu yang sudah mendarah daging dan akrab di telinga kita selama ini, perlu kita renungkan kembali, bila mungkin , harus segera kita reword dan kita tukar dengan slogan yang islami.
Mereka bilang; waktu adalah uang. Dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi, tak ada yang lebih berharga selain mengisi waktunya dengan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang.
Sampai-sampai pada teori ekonomi pun kita dengar “dengan modal sekecil-kecilnya bisa meraup hasil sebesar-besarnya”. Itu semua dikarenakan orientasi kehidupan mereka hanya bersifat duniawi, sehingga terlahirlah masyarakat-masyarakat kapitalis.
Jauh lebih mendasar dari pandangan hidup barat tentang waktu ini, sebenarnya ada pepatah arab yang lebih mengena. Orang Arab bilang: “waktu ibarat sebilah pedang”. Jika pedang itu tidak bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan memotong lehermu. Demikianlah mereka memberi kiasan terhadap waktu.
Sebuah kiasan yang sifatnya menyeluruh. Karena waktu bukan hanya untuk urusan duit, tetapi mencakup seluruh tindak tanduk keseharian seseorang baik ibadah ataupun muamalahnya.
Hassan al-Bashri rahimahullah pernah berpesan: “wahai anak adam, sesungguhnya kamu itu waktu, setiap berlalu satu hari maka berlalulah sebagian kamu”. Hal ini menandakan betapa berharganya nilai waktu walaupun hanya sedetik. Karena waktu adalah sahabat yang paling setia menemani seseorang. Ia tak akan berpisah, meski bumi terbelah dua.
Ibnu Mas’ud r. A. Berkata: “aku begitu membenci orang-orang yang menganggur, yaitu mereka yang tak berbuat untuk hal dunianya ataupun akhiratnya”. Maka pantas saja Allah memberi peringatan yang tidak sedikit kepada hambanya untuk masalah waktu ini. Bahkan di antara seratus empat belas surat yang termaktub dalam al-Quran, Allah memberi satu nama surat dengan sebutan al-Ashri (Masa).
Dalam surat al-Ashri tersebut, Allah mengingatkan hambaNya tentang ruginya orang yang tidak memanfaatkan waktu. Yaitu mereka-mereka yang tidak beriman dan juga tidak senantiasa melakukan amal-amal kebajikan. Terlebih lagi mereka yang tidak pernah saling memberi nasihat dalam hal kebenaran dan kesabaran.
Waktu bukan hanya miliknya para pejabat, bukan juga miliknya pengusaha ataupun mereka-mereka yang super sibuk. Akan tetapi waktu adalah milik kita semua, oleh karena tidak ada kerugian yang paling rugi selain hilangnya sedetik waktu yang berlalu sia-sia. Sebab ia tidak akan kembali. Maka dari itu manfaatkanlah.
Rasulullah saw bersabda: “Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara. Pertama, kehidupanmu sebelum datang kematianmu. Kedua, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu. Ketiga, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. Keempat, masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Kelima, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu.” (HR. Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar