Kamis, 01 Desember 2011

NATO Serang Pakistan, Musim Semi Israel Serang Arab


Jurnalis Independen: Seorang pejabat senior militer Pakistan mengecam serangan udara lintas batas NATO  di Pakistan yang menewaskan sedikitnya 24 tentara negara itu, menggambarkan insiden tersebut sebagai tindakan agresi yang disengaja.


"Informasi rinci telah kita sampaikan kepada ISAF, termasuk referensi peta, dan tidak mungkin bahwa mereka tidak tahu terkait posisi pasukan kita," kata Mayor Jenderal Ashfaq Nadeem, Direktur Operasi Militer angkatan darat Pakistan, Reuters melaporkan pada hari Rabu kemarin (30/11).

Islamabad masih marah terkait serangan militer Barat di Mohmand Agency di barat laut Pakistan, yang menewaskan puluhan tentara juga melukai banyak tentara Pakistan lainnya.

Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani mengutuk keras serangan tersebut. Islamabad juga menolak klaim bahwa pasukan Pakistan yang pertama kali melepas tembakan, sehingga mendorong pasukan pimpinan AS untuk membalas.


Sementara itu sumber politik Israel telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas perubahan yang terjadi di kawasan Arab akhir-akhir ini dan yang menegaskan bahwa hal tersebut tidak menguntungkan mereka terkait keamanan nasional Israel.

Surat kabar IsraelIsraelhaiom mengatakan pada Selasa lalu bahwa lingkaran dalam pemerintah Israel mengikuti dengan keprihatinan besar langkah parlemen Tunisia yang akan mengeluarkan undang-undang memboikot Israel dan menentang Zionisme, terutama karena partai-partai politik terbesar mendukungnya.

Surat kabar itu mengutip seorang pejabat senior Israel yang mengatakan bahwa penerapan hukumboikot di negara yang relatif ringan seperti Tunisia yang tidak memiliki konflik dengan Israel akan membahayakan keamanan orang Yahudi yang tinggal di sana.

Untuk bagiannya, kementerian luar negeri Israel memperingatkan dari apa yang digambarkannya sebagai infeksi anti-Israel di timur tengah, menambahkan hal seperti itu akan mengacaukan seluruh wilayah.

Kementerian itu mengatakan akan membuat sejumlah rekomendasi kepada kepemimpinan politik untuk menekan para pemimpin Tunisia untuk menahan diri termasuk memutuskan adanya hukum boikot dalam konstitusi mereka.

Rekomendasi meliputi tekanan terhadap keputusan Tunisia melalui negara-negara Barat yang berpengaruh, organisasi kerjasama ekonomi dan pembangunan, serta organisasi dari negara-negara laut Mediterania.(emi/mnt)

Tidak ada komentar: