Sabtu, 10 Desember 2011

Hasyim Muzadi: Ideologi Impor Kepung Indonesia


Jurnalis Independen-Surabaya: Inilah ketakutan yang pernah dikatakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, 50 tahun lalu, kini telah menjadi kenyataan, dan sulit dihindarkan oleh bangsa ini. Apalagi selama negeri ini dikuasai oleh "pejabat-pejabat bermental cecunguk", kericuhan nasional hanya tinggal tunggu waktu.
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. A. Hasyim Muzadi menilai, ideologi impor saat ini telah mengepung Indonesia, karena demokratisasi yang berjalan tanpa kendali di tengah padatnya penduduk
"Sebagai negara yang memiliki penduduk demikian padat serta demokratis, maka Indonesia menghadapi kepungan tantangan mulai dari ekonomi, politik, budaya, bahkan juga ideologi," katanya dalam seminar bertajuk "Mencermati Ideologi Radikal dan Neo-PKI untuk Mengokohkan Pancasila" di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/12).

Menurut Presiden Konferensi Agama-agama Sedunia untuk Perdamaian (World Conference on Religion for Peace/WCRP) itu, amendemen Undang-Undang Dasar 1945 yang telah memasuki fase keempat ternyata bukan menghasilkan kesejahteraan, melainkan suasana bangsa justru kian tidak kondusif.

"Saat kondisi Carut marut seperti ini, maka dapat dipastikan bangsa Indonesia dengan mudah mendapat intervensi asing, karena tindakan membatasi kemerdekaan orang akan dianggap melanggar HAM (hak asasi manusia), padahal HAM hanya dimanfaatkan untuk menghancurkan ideologi di sini," katanya.

Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) itu mengatakan, tiga kunci perbaikan sangat ditentukan ada-tidaknya politik uang, pemanfaatan kekuasaan untuk kepentingannya, dan intervensi asing. "Kalau tiga hal itu masih ada, maka reformasi akan sulit," katanya.(lie/ant/mnt)

Tidak ada komentar: