Jurnalis Independen-Jakarta: Para pengamat memperkirakan suhu politik pada 2012 akan semakin liar dan ganas. Memanasnya suhu politik Nusantara itu nantinya akan mengundang berbagai kejadian-kejadian dan akan menguras energi sekaligus perhatian masyarakat.

"Saya kira 2012 akan banyak 'kiamat-kiamat kecil politik' yang akan terjadi pada 2012 nanti," kata pengamat politik Akbar Tanjung Institute, M Alfan Alfian di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan, oposisi jalanan juga akan semakin marak, seiring dengan belum terwadahinya dengan baik aspirasi mereka dalam partai-partai oposisi.

Namun menurut dia, banyaknya kejadian tersebut hanya memanaskan situasi, namun sulit untuk berujung pada terjadinya pergantian kepemimpinan.

"Saya kira kiamat-kiamat kecil itu sulit untuk kemudian menjadi kiamat besar, mengganti kepemimpinan, sulit itu terjadi," katanya.

Pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya sependapat bahwa pada 2012 akan semakin banyak kejadian politik yang memanaskan situasi. Hal ini terutama dipicu karena semakin dekatnya Pemilihan Umum 2014.

"Partai-partai politik akan saling membuka kartu dan saling menyerang, dan mendekati 2014 akan semakin ramai," katanya.

Ia menambahkan, panasnya suhu politik dan semakin liarnya kasus-kasus politik karena pada pemilihan 2014 nanti membuka peluang bagi semua tokoh yang ingin maju menjadi presiden.

Hal ini karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014 mendatang sesuai dengan UUD 1945 sudah tidak diperbolehkan lagi mencalonkan diri setelah menjabat selama dua periode.

"Semua orang jadi merasa memiliki kesempatan untuk maju, dan ini akan semakin membuat liar dan panasnya suhu politik," katanya.

Ia menambahkan, sebenarnya dengan politik buka kartu tersebut, menjadi momentum bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melaksanakan tugasnya secara lebih optimal.

"Ini sebenarnya justru keuntungan bagi KPK, momentum untuk unjuk gigi, karena situasi yang memanas membuat banyak kalangan mengeluarkan peluru-pelurunya terkait kasus-kasus para politisi. Dan ini bisa ditangkap KPK," katanya.(ant/mnt)