IndoWatch-WASHINGTON: Kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Newt Gingrich menuai kontrovesi. Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan bahwa Palestina adalah sengaja "diciptakan" orang-orang yang ingin menghancurkan Israel.
Ini adalah hal biasa yang selalu terjadi pada menjelang pemilu Presiden di negara yang mengaku sebagai Penata Dunia Baru, AS. Yaitu menjual diri untuk Yahudi Israel dan menindas, memusuhi dan menghancurkan Palestina, Arab-Timur Tengah dan akhirnya "menghabisi" Islam di dunia.
Di Jewish Channel, Televisi Yahudi di AS, Gingrich, yang telah naik ke puncak jajak pendapat Partai Republik dan diprediksi sebagai penantang kuat Presiden Barack Obama dalam pemilihan November 2012, ia mengaitkan Palestina dengan Dinasti Usmaniyah yang pernah berjaya di Eropa.
"Ingat, tidak ada Palestina sebagai sebuah negara. Ini adalah bagian dari Kekaisaran Usmaniyah sampai awal abad 20," kata Gingrich.
"Saya berpikir bahwa orang-orang Palestina adalah bangsa Arab, dan yang secara historis merupakan bagian dari komunitas Arab Dan mereka memiliki kesempatan untuk pergi. Dan untuk berbagai alasan politik mereka melakukan peperangan terhadap Israel sampai sekarang sejak tahun 1940-an, dan itu tragis," katanya.
Gingrich bersama dengan kandidat Republik lainnya tengah berjuang untuk menarik dukungan Yahudi dengan bersumpah untuk meningkatkan dukungan AS pada Israel jika terpilih.
Gingrich mengatakan kelompok militan Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, dan Otoritas Palestina, yang mengendalikan Tepi Barat, merupakan "keinginan yang besar untuk menghancurkan Israel."
Gingrich juga mengatakan ia akan bersedia untuk mempertimbangkan pemberian grasi kepada Jonathan Pollard Jay, yang telah menjalani hukuman penjara seumur hidup sejak tahun 1987 untuk membocorkan rahasia AS ke Israel. Berturut-turut, presiden AS telah menolak permohonan Israel untuk membebaskan dia.
Sementara itu, televisi Iran menampilkan apa yang dikatakan mereka sebagai pesawat mata-mata tanpa awak yang ditembak jatuh dari wilayah udara negara itu. Penayangan ini dilakukan setelah para pejabat AS menyatakan keprihatinan dan mati-matian membantah mereka mengoperasikan pesawat mata-mata tanpa awak, walau belakangan mengakui.
Menurut kantor berita semi-resmi Fars, di segmen televisi, komandan Pasukan Udara Garda Revolusi, Amir Ali Hajizadeh, mengatakan bahwa pasukan Iran menemukan pesawat "yang menyusup ke wilayah udara negara kita untuk memata-matai misi kita."
"Setelah memasuki bagian Timur negara itu, pesawat ini jatuh ke dalam perangkap angkatan bersenjata kita dan jatuh di Iran dengan kerusakan minimal," kata Hajizadeh pada Fars.
Menurut pejabat militer Iran itu, pesawat tak berawak itu "dilengkapi dengan pengawasan yang sangat maju, pengumpul data, komunikasi elektronik, dan sistem radar." Pesawat semacam itu, katanya, telah dirancang untuk menghindari sistem radar. Ini adalah teknologi terbaru dari pesawat canggih yang digunakan oleh Amerika Serikat.
"Teknologi yang digunakan dalam pesawat ini sudah digunakan dalam B2 dan pesawat F35," tambah Hajizadeh. Pesawat itu dikendalikan dan dipandu melalui link satelit dan stasiun di darat di Afghanistan dan Amerika Serikat.
"Pakar militer sangat menyadari betapa berharganya informasi teknologi pesawat ini," tulis Fars mengutip Hajizadeh.
RQ-170 telah digunakan di Afghanistan selama beberapa tahun. Para pejabat AS mengakui bahwa militer kehilangan kontrol dari salah satu pesawat tersembunyi itu saat menerbangkan misi di Afghanistan barat. Kantor berita resmi IRNA mengatakan bahwa pasukan bersenjata Iran menembak jatuh pesawat itu.
Pada hari Senin, para pejabat militer AS mengatakan bahwa mereka khawatir sebuah pesawat pengintai tersembunyi yang jatuh di Iran dan bisa memberikan kesempatan untuk mengumpulkan informasi tentang program rahasia.
Namun para ahli mengatakan hari Senin jika Iran menemukan bagian pesawat mata-mata tak berawak, mereka mungkin akan mendapatkan sedikit informasi.(rep/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar