Pemerintah Indonesia menargetkan untuk melakukan eksplorasi pada 28 titik sumber daya panas bumi (geothermal) di Indonesia, termasuk pengembangan Geothermal Bedugul Bali. Tetapi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menuding ada kepentingan lain di balik rencana pengembangan Geothermal Bedugul di Kabupaten Tabanan Bali.

Menurut analisis Walhi rencana lain tersebut adalah pengembangan resort dan pertambangan terbuka di kawasan Bedugul Tabanan Bali. Koordinator Walhi Daerah Bali Wayan Gendo Suardana pada keteranganya kepada VOA di Denpasar Bali pada Kamis siang mengungkapkan secara potensi Geothermal Bedugul tidak layak karena energi listrik yang dihasilkan cukup kecil hanya 2 Megawatt.

Namun, secara potensi pariwisata cukup memungkinkan untuk pengembangan resort untuk kepentingan pariwisata. Selain itu ada kecurigaan akan kemungkinan upaya melakukan pertambangan terbuka karena kuat dugaan kawasan Bedugul memiliki potensi tambang yang melimpah.

Wayan Gendo Suardana mempertanyakan, “Beberapa dugaan bahwa di sana ada emas, potensi emas. Karena begini, kenapa dia memilih titiknya di puncak? Itu kalau penelitian mereka 1.800 kedalamannya , kenapa tidak dipilih dari bawah? Yang Cuma 1.000 meter, itu kan lebih efisien secara ekonomi, kenapa harus di puncak?"

Sedangkan Ketua Majels Utama Desa Pekraman (MUDP) Bali Jero Gede Suwena mendesak Kementrian Energi dan Sumber Daya Minderal (ESDM) untuk tidak memaksakan pengembangan Geothermal Bedugul Bali. Apalagi Kawasan Bedugul merupakan kawasan resapan air bagi Bali.

“Mungkin mencari tempat lain atau membangun sumber tenaga listrik lain coba pikirkan dulu, jangan Bali ini dijejali. Manusia sudah banyak yang datang, sekarang proyek dijejali lagi, mudah-mudahan kita bagi tugaslah, mungkin listriknya dari daerah lain, duitnya dari pariwisata yang ada Bali,” imbau Jero Gede Suwena.

Menteri ESDM Jero Wacik memprediksikan Geothermal Bedugul mampu memproduksi listrik mencapai 165 megawatt. Jero Wacik juga sempat menjanjikan listrik gratis bagi masyarakat di radius 10 kilometer di sekitar Geothermal Bedugul. Hal ini untuk memperlancar proyek pengembangan geothermal

Jero Wacik menjelaskan, “Radius dari titik itu, semua rakyat yang punya rumah di situ listriknya harus gratis. Jadi biar rakyat dapat, Pemda Tabanan, Buleleng, Badung kalau mau ikut, boleh bagi-bagi lah.”
Sebelumnya, WALHI juga menuding bahwa pengembangan geothermal Bedugul telah menyebabkan 48 hektar hutan di kawasan Bedugul mengalami kerusakan akibat pembabatan hutan.(mul/voa/mnt)