Jurnalis Independen: Bali sejak dulu telah memiliki banyak sebutan, dari Pulau Dewata, Pulau Sorga hingga Pulau Cinta. Kini Bali kembali mendapatkan sebutan baru yaitu sebagai Pulau Perdamaian.
World Peace Committee (WPC) atau Komite Perdamaian Dunia
menobatkan Bali sebagai Pulau Perdamaian. WPC memberkan 9 alasan untuk
menetapkan Bali sebagai Pulau Perdamaian.
Dari 9 alasan pemilihan Bali sebagai Pulau perdamaian, beberapa di antaranya karena kuatnya hukum adat dan peradaban di Bali. Selain itu Bali telah memiliki konsep Tri Hita Karana yang merupakan konsep hidup damai dan selaras dengan tuhan, antar sesama manusia dan alam. Alasan lainnya yaitu setiap hari masyarakat Bali melalui doa yang di kumandangkan selalu menggunakan kata “Shanti” yang dalam bahasa Sansekerta berarti damai.
Presiden Komite Perdamaian Dunia Djuyoto Suntani pada pidatonya saat penobatan Bali sebagai Pulau Perdamaian di Nusa Dua Bali pada Selasa Siang mengungkapkan Bali layak dijadikan sebagai pulau perdamaian karena orang dari berbagai negara dengan beragama budaya dan agama datang ke Bali serta hidup berdampingan secara damai di Bali.
Djuyoto Suntani mengatakan, “maka orang dari seluruh dunia berbondong-bondong mau pulang mencari kedamaian di pulau yang indah ini, itu nama dari alam semesta. Bali tempat pulangnya orang-orang di seluruh dunia, Bali tempat berkumpulnya, mencari kedamaian, semua bangsa, semua agama, semua peradaban yang ada di muka bumi ini.”
Sedangkan Ketua DPRD Bali Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi berharap Bali benar-benar menjadi tempat berkreatifitas bagi para pencari kedamaian dari seluruh dunia.
“Di sini tempatnya berkreatifitas manusia yang ingin berdamai, di
sini kita merasa satu saudara, mengapa bersaudara? Satu udara orang
Amerika pakai udara ini hidup juga. Binatang pakai oksigen disini hidup juga, mengapa
kita bertempur satu sama lain yang membuat tidak damai,” ujar Anak Agung Ngurah Oka
Ratmadi.
Sementara Asisten II Pemerintah Provinsi Bali Ketut Wija menyampaikan suatu kehormatan bagi Bali dinobatkan sebagai Pulau Perdamaian, tetapi bagi Bali penobatan ini merupakan ujian bagi Bali dalam mengembangkan perdamaian di masa depan
Ketut Wija menyatakan, “Penunjukan (Pulau Perdamaian) ini merupakan sebuah ujian, sekaligus tanggungjawab bagi spirit Bali yang berlandaskan cinta dan kasih, dan kedamaian, tanpa membedakan suku, agama, ras dan kepercayaan.”
Untuk mendukung penobatan Bali sebagai Pulau perdamaian, maka di kawasan Nusa Dua Bali diletakkan Gong Perdamaian. Gong Perdamaian dengan diameter 5 meter dan bergambar bendera negara-negara di dunia di-klaim sebagai gong terbesar di dunia. Selain itu, di antara monument Gong Perdamian juga diletakkan patung tokoh dunia penerima hadiah Nobel Perdamaian, di antaranya patung Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, Barrack Obama dan Nelson Mandela.(mil/mnt)
Dari 9 alasan pemilihan Bali sebagai Pulau perdamaian, beberapa di antaranya karena kuatnya hukum adat dan peradaban di Bali. Selain itu Bali telah memiliki konsep Tri Hita Karana yang merupakan konsep hidup damai dan selaras dengan tuhan, antar sesama manusia dan alam. Alasan lainnya yaitu setiap hari masyarakat Bali melalui doa yang di kumandangkan selalu menggunakan kata “Shanti” yang dalam bahasa Sansekerta berarti damai.
Presiden Komite Perdamaian Dunia Djuyoto Suntani pada pidatonya saat penobatan Bali sebagai Pulau Perdamaian di Nusa Dua Bali pada Selasa Siang mengungkapkan Bali layak dijadikan sebagai pulau perdamaian karena orang dari berbagai negara dengan beragama budaya dan agama datang ke Bali serta hidup berdampingan secara damai di Bali.
Djuyoto Suntani mengatakan, “maka orang dari seluruh dunia berbondong-bondong mau pulang mencari kedamaian di pulau yang indah ini, itu nama dari alam semesta. Bali tempat pulangnya orang-orang di seluruh dunia, Bali tempat berkumpulnya, mencari kedamaian, semua bangsa, semua agama, semua peradaban yang ada di muka bumi ini.”
Sedangkan Ketua DPRD Bali Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi berharap Bali benar-benar menjadi tempat berkreatifitas bagi para pencari kedamaian dari seluruh dunia.
Sementara Asisten II Pemerintah Provinsi Bali Ketut Wija menyampaikan suatu kehormatan bagi Bali dinobatkan sebagai Pulau Perdamaian, tetapi bagi Bali penobatan ini merupakan ujian bagi Bali dalam mengembangkan perdamaian di masa depan
Ketut Wija menyatakan, “Penunjukan (Pulau Perdamaian) ini merupakan sebuah ujian, sekaligus tanggungjawab bagi spirit Bali yang berlandaskan cinta dan kasih, dan kedamaian, tanpa membedakan suku, agama, ras dan kepercayaan.”
Untuk mendukung penobatan Bali sebagai Pulau perdamaian, maka di kawasan Nusa Dua Bali diletakkan Gong Perdamaian. Gong Perdamaian dengan diameter 5 meter dan bergambar bendera negara-negara di dunia di-klaim sebagai gong terbesar di dunia. Selain itu, di antara monument Gong Perdamian juga diletakkan patung tokoh dunia penerima hadiah Nobel Perdamaian, di antaranya patung Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, Barrack Obama dan Nelson Mandela.(mil/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar