Kuakui engkau berjuang sobat, tapi sayang jalan yang kau lalui jalan yang "dilarang" Tuhan |
Rencananya, pukul 20.00 WIB tadi malam, teman-teman korban melakukan tabur bunga di depan Unit Gawat Darurat RSCM di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Hal ini dimaksudkan sebagai penghormatan terakhir bagi Sondang atas keberaniannya, menuntut perubahan arah pemerintahan yang hanya menjejali rakyat dengan politik pencitraan dan air mata penuh tipu.
Saat kondisi Sondang Hutagalung, mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) yang membakar diri di depan Istana Negara, masih kritis. Pihak kampus UBK membantah kabar yang menyatakan Sondang telah meninggal dunia.
Sedangkan kedua orangtua Sondang, Sarto Hutagalung dan Saur Dame, bingung masalah biaya perawatan rumah sakit yang begitu besar karena mereka tergolong orang tak mampu. Mereka berharap pemerintah mau membantunya.
Menurut orangtuanya, Sondang adalah mahasiswa yang tekun. Bahkan, ia sering diingatkan agar tetap rajin belajar dan tidak ikut-ikutan demo.
Ternyata Martir Perubahan itu hanyalah anak seorang sopir taxi, dan bisa dipastikan, tokoh perubahan tidak akan pernah muncul dari anak seorang konglomerat atau pejabat, sebab anak seorang pejabat atau konglomerat tidak pernah peka terhadap berbagai kasus masyarakat kelas bawah, yang serba kekurangan. Wallahua'lam bissowab.(lie/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar