Jumat, 30 Desember 2011

KEMI Metamorfase JIL


Novel Adian berjudul Kemi yang menceritakan seorang santri bernama Kemi yang menjadi penyokong gagasan liberalJurnalis Independen-Jakarta: Sebuah kelompok liberal yang menamakan dirinya Komunitas Epistemik Muslim Indonesia (KEMI), baru-baru ini memperkenalkan dirinya ke masyarakat. Banyak kalangan mengatakan KEMI hanyalah wajah lama bungkus baru dari kelompok Jaringan Islam Liberal. Namun kenapa nama KEMI yang dipilih?


Sekilas nama ini menyerupai judul Novel Adian Husaini. Lantas apa tanggapan Adian?

“Saya tidak tahu programnya apa. Dan kenapa nama itu sama dengan novel saya, entah sengaja atau tidak,” kata Adian Husaini kepada Eramusim.com, Jum’at (23/12).

Menanggapi komentar aktivis JIL sekaligus KEMI, Luthfi Asysaukanie yang secara jujur mengakui bahwa gagasan liberal telah gagal, Adian Husaini mengatakan hal itu adalah hal wajar.

“Saya dari dulu sudah mengatakan JIL itu kan hanya satu pengasong dari sekian pengasong lainnya. Ada distributornya, ada produsennya. Jadi kalau pengasong itu tidak terlalu penting. JIL bisa tutup tokonya, namun pengasong yang lain juga banyak,” tegasnya.

Namun Adian mengatakan, meski JIL relatif gagal, isu tentang liberalisme belum habis. “Selama budaya sekuler liberal masih dominan, tetap saja gagasan ini menjadi tantangan bagi umat Islam,” tandasnya.
Ide sekuler-liberal sendiri didukung oleh kekuatan global. Dia tidak berdiri sendiri. Diback-up oleh kekuatan besar.

“Bahkan itu menjadi pertaruhan peradaban Barat saat ini untuk menopang setiap gerakan atau ide yang sesuai dengan corak dan misi peradaban Barat sekarang ini,” pungkasnya. (emi/mnt)

Tidak ada komentar: