Jurnalis Independen: Peristiwa paling spektakuler di tahun 2011, adalah tewasnya pemimpin
al-Qaidah, Usamah bin Laden. Serangan pasukan elite marinir Amerika,
Navi Seal, di Abotabad, Pakistan itu, menewaskan pemimpin terkemuka
Al-Qaidah.
Tak kurang seluruh pejabat Gedung Putih, Presiden Barack Obama, Wakil Presiden Joe Biden, Menlu Hallary Clinton, Direktur CIA Leon Panetta, dan Menteri Pertahanan Robert Gate, dan sejumlah pejabat di bidang keamanan, menyaksikan langsung penyerbuan, rumah pemimpin al-Qaidah, Usamah bin Laden.
Usamah bin Laden, dinyatakan tewas oleh Presiden Barack Obama di Gedung Putih, saat menyampaikan pengumuman di depan wartawan. Tetapi, sesudah tewasnya Usamah bin Laden, seluruh pasukan elite Amerika itu, Navi Seal itu semuanya tewas, saat akan menyelamatkan pasukan rangers Amerika yang terkepung Taliban, di Wardak. Halikopter Chinoks, yang mengangkut 35 personil pasukan elite itu, berkeping dihantam senjata RPG Taliban di Wardak.
Kematian Usamah bin Laden, tak menyurutkan perjuangan Taliban, justru Taliban meningkatkan, mengintesifkan serangan ke ibukota Kabul, termasuk menyerang kedutaan Amerika dan markas pasukan Nato, yang menimbulkan banyak korban.
Usamah bin Laden perjuangannya terus memberikan inspirasi ke seluruh gerakan pembebasan yang ingin mengusir penjajah Amerika dari tanah kelahiran mereka.
Taliban meningkatkan serangan-serangan secara efektif, ke sasaran yang dipandang strategis, selama tahun 2011 kemarin, dan ujungnya Menlu Amerika Serikat Hallary Clinton, mengajak berunding pejuang Taliban.
Di sisi lain gerakan jihad terus menjalar dan hidup di seluruh dunia Islam, yang berjuang melakukan perubahan, menyingkirkan para imperialis Barat, terutama di dunia Arab, Afrika, Asia Selatan dan Tengah, dan telah membuahkan hasil.
Kematian Usamah ben Laden tidak menghentikan dan melemahkan perjuangan mereka, dan gerakan jiihad tumbuh dengan subur di berbagai wilayah dunia Islam. Mereka orang-orang yang hanya mengharapkan balasan dari Rabbul Alamin. Sayangnya hal ini tidak diikuti oleh gerakan islam di Indonesia. Atau paling tidak di negeri yang kaya raya SDA dan SDM ini belum terlihat perubahan ke arah keadilan yang seperti di syarahkan oleh Rasulullah. Pemimpin di negeri ini justru malah sangat patuh dan tunduk kepada penjajah Amerika dan menyerahkan sebagian besar media ke tangan mantan pejabat intelegen Israel Mossad.
Peristiwa penting lainnya, selama 2011, perginya para tiran di dunia Arab dan Afrika Utara, yang merupakan perpanjangan tangan dan kaki tangan Amerika Serikat. Para tiran itu dijungkirkan dan disingkirkan oleh rakyatnya dengan gerakan massa.
Para tiran itu, tak dapat bertahan, menghadapi revolusi rakyat, yang sangat dahsyat. Revolusi itu dimulai dari Tunisia, yang menjatuhkan Presiden Zine al Abidin ben Ali. Pedagang buah Bouazizi, yang membakar dirinya itu, ternyata menyulut revolusi di seantero dunia Arab dan Afrika Utara.
Jatuhnya Presiden Tunisia Ben Ali itu, kemudian merembet ke Mesir, dan Mubarak yang sudah berkuasa hampir 30 tahun itu, runtuh. Menjalar ke Yaman, menjatuhkan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Tentu, yang lebih mengenaskan, jatuhnya pemimpin Libya Muammar Gadafi, yang sekarang tidak diketahui di mana kuburannya.
Maroko pemerintahan Raja Muhammad, harus berkompromi dengan kekuatanIslam, di Aljazair tak berbeda. Kekukatan Islam menghantam kekuasaan rezim tiran Bouteflika, yang sudah berkuasa puluhan tahun.
Sekarang rakyat Suriah sedang berjuang menghadapi rezim yang paling biadab, Bashar al-Assad di Suriah, dan melakukan pembunuhan secara besar-besaran terhadap rakyatnya.
Sesudah pergantian rezim tiranik di seluruh dunia Arab dan Afrika Utara itu, lahir partai-partai Islam, yang sangat membuat Barat takut. Amerika Serikat mengeluarkan dana ratusan juta dollar. Di mana Amerika Serikat berusaha membendung kekuatan Islam agar tidak memenangkan pemilihan parlemen.
Seperti di Mesir, di mana Partai Kebebasan dan Keadilan yang didirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan Partai al-Nour yang dididirikan kelompok Salafi memenangkan 70 persen suara dalam pemilihan. Partai-partai Islam di Mesir mempunyai peluang besar, merubah konstitusi dan mengambil alih kekuasaan.
Di seluruh dunia Arab dan Afrika Utara kekuatan Gerakan Islam (Harakah Islamiyah) bangkit, dan menampakkan dirinya menjadi sebuah kekuatan politik, dan ikut terlibat dalam proses demokrasi.
Apakah dengan kemenangan ini, dan keterlibatan Gerakan Islam ini, kiranya dapat menyelamatkan mereka, dari kemungkinan terjerumus ke dalam "najis" demokrasi, dan tidak meninggalkan prinsip-prinsip (mabda') Islam mereka?
Semuanya harus ditunggu. Apakah mereka semua dapat selamat dari ujian kekuasaan, atau mereka akan tersungkur, akibat ujian demokrasi.
Amerika dengan dana ratusan juta dollar gagal menggembosi kekuatan Islam, dan berusaha menaikkan kelompok sekuler dan liberal. Amerika dan Israel putus asa, menghadapi perubahan situasi politik, yang sebelumnya tidak diprediksi itu.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta telah menemui Benyamin Netanyahu, mengingatkan bahwa nasib Israel hanya tinggal menunggu waktu kehancuran, karena lingkungan strategis sudah berubah.
Negara Arab dan Afrika yang selama ini menjadi sekutu dan abdi setia Israel, kini semua pemimpinnya telah tergusur dari pemerintahan.
Peristiwa lainnya, yang paling patut dicatat dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina adalah kemenangan Hamas, di mana Kopral Gilad Shalid, ditukar 1027 tahanan Palestina.
Selama ini pemerintahan Israel selalu menajiskan terhadap Hamas, dan terpaksa harus berunding, dan melepaskan tahanan Palestina. Di tengah-tengah Gaza masih diblokade oleh Israel.
Saat ini Pemimpin Hamas Ismail Haniyiah berkeliling ke negara-negara Arab dan Afrika, membangun hubungan bilateral. Ini semua fenomena kemenangan gerakan yang benar-benar bertumpu kepada aqidah dan keyakinan atas pertolongan Allah Azza Wa Jalla. Ismail juga menyeruhkan dibentuknya tentara pembebasan Yerusalem yang dikangkangi Israel sejak 1967 dan hendak dijadikan sebagai Ibukota Negara Zionis Yahudi Israel Raya. Pastinya hal itu mendapat dukungan dari dunia Barat dan Eropa yang imperialis Kapitalis, setali tga uang dengan iblis Israel.
Peristiwa lainnya, yang sangat menusuk dan memukul imperialis Amerika Serikat, sebaliknya pada 17, September 2011, ratusan pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang keserakahan orang-orang kaya di Wall Street. Mereka menentang para eksekutif perusahaan yang mengeruk uang dan menguasai Wall Street. Slogan mereka 1 persen menguasai 99 persen.
Mereka memberontak dan ingin mengakhiri dominasi yang 1 persen itu. Di Manhattan Lower dan Taman Zuccotti mereka bertahan ditempat itu, dan menolak pergi. Gerakan ini menjalar secara nasional dan ke seluruh dunia. Mereka menghujat akar-akar kapitalisme.
Mereka yang menduduki Wall Street adalah kelompok sayap kiri dari Tea Party, meluapkan kemarahan mereka, bukan hanya kepada pemerintahan, tetapi kepada bank-bank besar yang memusnahkan ekonomi dunia dan mengambil ratusan miliaran dana talangan dari pemerintah AS, dan pemberian bonus yang besar dan kepada eksekutif mereka. Itulah bentuk ketidakadilan yang sangat telanjang.
Kebangkitan Islam di seluruh dunia Arab dan Afrika Utara melawan hegemoni imperialis Amerika dan Zionis-Israel. Mereka menampakkan kekuatan yang kokoh, meskipun sesungguhnya sudah menghadapi penghancuran dan pembasmian oleh para tiran yang menjadi alat Barat dan Zionis-Israel, tetapi mereka tetap dapat bertahan hidup, dan sekarang mereka menampakkan kearah menuju perwujudan Islam. Sementara itu, kapitalisme menuju kehancuran total.
Perjuangan ini membahana di seantero jagad. Termasuk di seluruh daratan Eropa. Di tempat lahirnya imperialisme dan kapitalisme yang paling tua, seperti Portugal, Spanyol, dan Yunani, terjadi pemberontakan yang massive. Akhir kapitalisme.
Sepanjang tahun 2011, secara global menuju perubahan yang mendasar terhadap tatanan politik dan ekonomi, dan masih akan berlanjut di tahun 2012 nanti. Oleh karena itu, persiapkanlah setiap jiwa untuk menyongsong kemenangan Hukum Islam atas hukum-hukum akal dan nafsu yang serakah bikinan Thogut. (emi/mnt)
Tak kurang seluruh pejabat Gedung Putih, Presiden Barack Obama, Wakil Presiden Joe Biden, Menlu Hallary Clinton, Direktur CIA Leon Panetta, dan Menteri Pertahanan Robert Gate, dan sejumlah pejabat di bidang keamanan, menyaksikan langsung penyerbuan, rumah pemimpin al-Qaidah, Usamah bin Laden.
Usamah bin Laden, dinyatakan tewas oleh Presiden Barack Obama di Gedung Putih, saat menyampaikan pengumuman di depan wartawan. Tetapi, sesudah tewasnya Usamah bin Laden, seluruh pasukan elite Amerika itu, Navi Seal itu semuanya tewas, saat akan menyelamatkan pasukan rangers Amerika yang terkepung Taliban, di Wardak. Halikopter Chinoks, yang mengangkut 35 personil pasukan elite itu, berkeping dihantam senjata RPG Taliban di Wardak.
Kematian Usamah bin Laden, tak menyurutkan perjuangan Taliban, justru Taliban meningkatkan, mengintesifkan serangan ke ibukota Kabul, termasuk menyerang kedutaan Amerika dan markas pasukan Nato, yang menimbulkan banyak korban.
Usamah bin Laden perjuangannya terus memberikan inspirasi ke seluruh gerakan pembebasan yang ingin mengusir penjajah Amerika dari tanah kelahiran mereka.
Taliban meningkatkan serangan-serangan secara efektif, ke sasaran yang dipandang strategis, selama tahun 2011 kemarin, dan ujungnya Menlu Amerika Serikat Hallary Clinton, mengajak berunding pejuang Taliban.
Di sisi lain gerakan jihad terus menjalar dan hidup di seluruh dunia Islam, yang berjuang melakukan perubahan, menyingkirkan para imperialis Barat, terutama di dunia Arab, Afrika, Asia Selatan dan Tengah, dan telah membuahkan hasil.
Kematian Usamah ben Laden tidak menghentikan dan melemahkan perjuangan mereka, dan gerakan jiihad tumbuh dengan subur di berbagai wilayah dunia Islam. Mereka orang-orang yang hanya mengharapkan balasan dari Rabbul Alamin. Sayangnya hal ini tidak diikuti oleh gerakan islam di Indonesia. Atau paling tidak di negeri yang kaya raya SDA dan SDM ini belum terlihat perubahan ke arah keadilan yang seperti di syarahkan oleh Rasulullah. Pemimpin di negeri ini justru malah sangat patuh dan tunduk kepada penjajah Amerika dan menyerahkan sebagian besar media ke tangan mantan pejabat intelegen Israel Mossad.
Peristiwa penting lainnya, selama 2011, perginya para tiran di dunia Arab dan Afrika Utara, yang merupakan perpanjangan tangan dan kaki tangan Amerika Serikat. Para tiran itu dijungkirkan dan disingkirkan oleh rakyatnya dengan gerakan massa.
Para tiran itu, tak dapat bertahan, menghadapi revolusi rakyat, yang sangat dahsyat. Revolusi itu dimulai dari Tunisia, yang menjatuhkan Presiden Zine al Abidin ben Ali. Pedagang buah Bouazizi, yang membakar dirinya itu, ternyata menyulut revolusi di seantero dunia Arab dan Afrika Utara.
Jatuhnya Presiden Tunisia Ben Ali itu, kemudian merembet ke Mesir, dan Mubarak yang sudah berkuasa hampir 30 tahun itu, runtuh. Menjalar ke Yaman, menjatuhkan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Tentu, yang lebih mengenaskan, jatuhnya pemimpin Libya Muammar Gadafi, yang sekarang tidak diketahui di mana kuburannya.
Maroko pemerintahan Raja Muhammad, harus berkompromi dengan kekuatanIslam, di Aljazair tak berbeda. Kekukatan Islam menghantam kekuasaan rezim tiran Bouteflika, yang sudah berkuasa puluhan tahun.
Sekarang rakyat Suriah sedang berjuang menghadapi rezim yang paling biadab, Bashar al-Assad di Suriah, dan melakukan pembunuhan secara besar-besaran terhadap rakyatnya.
Sesudah pergantian rezim tiranik di seluruh dunia Arab dan Afrika Utara itu, lahir partai-partai Islam, yang sangat membuat Barat takut. Amerika Serikat mengeluarkan dana ratusan juta dollar. Di mana Amerika Serikat berusaha membendung kekuatan Islam agar tidak memenangkan pemilihan parlemen.
Seperti di Mesir, di mana Partai Kebebasan dan Keadilan yang didirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan Partai al-Nour yang dididirikan kelompok Salafi memenangkan 70 persen suara dalam pemilihan. Partai-partai Islam di Mesir mempunyai peluang besar, merubah konstitusi dan mengambil alih kekuasaan.
Di seluruh dunia Arab dan Afrika Utara kekuatan Gerakan Islam (Harakah Islamiyah) bangkit, dan menampakkan dirinya menjadi sebuah kekuatan politik, dan ikut terlibat dalam proses demokrasi.
Apakah dengan kemenangan ini, dan keterlibatan Gerakan Islam ini, kiranya dapat menyelamatkan mereka, dari kemungkinan terjerumus ke dalam "najis" demokrasi, dan tidak meninggalkan prinsip-prinsip (mabda') Islam mereka?
Semuanya harus ditunggu. Apakah mereka semua dapat selamat dari ujian kekuasaan, atau mereka akan tersungkur, akibat ujian demokrasi.
Amerika dengan dana ratusan juta dollar gagal menggembosi kekuatan Islam, dan berusaha menaikkan kelompok sekuler dan liberal. Amerika dan Israel putus asa, menghadapi perubahan situasi politik, yang sebelumnya tidak diprediksi itu.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta telah menemui Benyamin Netanyahu, mengingatkan bahwa nasib Israel hanya tinggal menunggu waktu kehancuran, karena lingkungan strategis sudah berubah.
Negara Arab dan Afrika yang selama ini menjadi sekutu dan abdi setia Israel, kini semua pemimpinnya telah tergusur dari pemerintahan.
Peristiwa lainnya, yang paling patut dicatat dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina adalah kemenangan Hamas, di mana Kopral Gilad Shalid, ditukar 1027 tahanan Palestina.
Selama ini pemerintahan Israel selalu menajiskan terhadap Hamas, dan terpaksa harus berunding, dan melepaskan tahanan Palestina. Di tengah-tengah Gaza masih diblokade oleh Israel.
Saat ini Pemimpin Hamas Ismail Haniyiah berkeliling ke negara-negara Arab dan Afrika, membangun hubungan bilateral. Ini semua fenomena kemenangan gerakan yang benar-benar bertumpu kepada aqidah dan keyakinan atas pertolongan Allah Azza Wa Jalla. Ismail juga menyeruhkan dibentuknya tentara pembebasan Yerusalem yang dikangkangi Israel sejak 1967 dan hendak dijadikan sebagai Ibukota Negara Zionis Yahudi Israel Raya. Pastinya hal itu mendapat dukungan dari dunia Barat dan Eropa yang imperialis Kapitalis, setali tga uang dengan iblis Israel.
Peristiwa lainnya, yang sangat menusuk dan memukul imperialis Amerika Serikat, sebaliknya pada 17, September 2011, ratusan pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang keserakahan orang-orang kaya di Wall Street. Mereka menentang para eksekutif perusahaan yang mengeruk uang dan menguasai Wall Street. Slogan mereka 1 persen menguasai 99 persen.
Mereka memberontak dan ingin mengakhiri dominasi yang 1 persen itu. Di Manhattan Lower dan Taman Zuccotti mereka bertahan ditempat itu, dan menolak pergi. Gerakan ini menjalar secara nasional dan ke seluruh dunia. Mereka menghujat akar-akar kapitalisme.
Mereka yang menduduki Wall Street adalah kelompok sayap kiri dari Tea Party, meluapkan kemarahan mereka, bukan hanya kepada pemerintahan, tetapi kepada bank-bank besar yang memusnahkan ekonomi dunia dan mengambil ratusan miliaran dana talangan dari pemerintah AS, dan pemberian bonus yang besar dan kepada eksekutif mereka. Itulah bentuk ketidakadilan yang sangat telanjang.
Kebangkitan Islam di seluruh dunia Arab dan Afrika Utara melawan hegemoni imperialis Amerika dan Zionis-Israel. Mereka menampakkan kekuatan yang kokoh, meskipun sesungguhnya sudah menghadapi penghancuran dan pembasmian oleh para tiran yang menjadi alat Barat dan Zionis-Israel, tetapi mereka tetap dapat bertahan hidup, dan sekarang mereka menampakkan kearah menuju perwujudan Islam. Sementara itu, kapitalisme menuju kehancuran total.
Perjuangan ini membahana di seantero jagad. Termasuk di seluruh daratan Eropa. Di tempat lahirnya imperialisme dan kapitalisme yang paling tua, seperti Portugal, Spanyol, dan Yunani, terjadi pemberontakan yang massive. Akhir kapitalisme.
Sepanjang tahun 2011, secara global menuju perubahan yang mendasar terhadap tatanan politik dan ekonomi, dan masih akan berlanjut di tahun 2012 nanti. Oleh karena itu, persiapkanlah setiap jiwa untuk menyongsong kemenangan Hukum Islam atas hukum-hukum akal dan nafsu yang serakah bikinan Thogut. (emi/mnt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar