Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengidentifikasi 18 BUMN yang kinerjannya cukup buruk. Demikian disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat pencanangan pembangunan jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa di Denpasar Bali pada Rabu siang. Menurut Dahlan Iskan buruknya kinerja 18 BUMN tersebut salah satunya akibat buruknya manajemen.

Faktor lain yang menyebabkan kinerja BUMN buruk yaitu sifat industri dari BUMN tersebut masuk dalam kategori industri senja atau industri masa lalu yang ke depannya tidak dapat dikembangkan lagi. Namun Dahlan Iskan tak bersedia menyebutkan nama-nama BUMN tersebut.

Dahlan Iskan mengungkapkan buruknya kinerja dari BUMN dapat terlihat dari waktu penyelesaian suatu proyek yang memakan waktu cukup lama. Ia mencontohkan pembangunan jalan tol di Surabaya yang memakan waktu hingga 12 tahun. Selain itu pembangunan jaringan listrik Jawa-Bali yang dilakukan sejak tahun lalu dan diprediksikan baru akan selesai pada akhir 2013 mendatang.

Jika proyek yang digarap oleh BUMN mampu diselesaikan lebih cepat akan memberikan keuntungan bagi negara ratusan milyar rupiah. “Dengan pengalaman ini, saya akan minta di review, bisa nggak lebih cepat dari itu. Karena setiap lebih cepat satu tahun, itu keuntunganya 400 Milyar. Sehingga nilai kecepatan itu ada harganya sebenarnya, bukan tidak ada harganya," demikian ungkap Dahlan Iskan.

Dahlan berharap nantinya tidak ada BUMN yang memiliki kinerja buruk, apalagi kedepan Indonesia memerlukan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran dan cepat guna memacu pertumbuhan ekonomi.

Dirut PT. Jasamarga Bali Tol Ir. Akhmad Tito Karim menegaskan khusus mengenai kinerja Jasamarga dalam pembangunan infrastruktur jalan tol sebenarnya telah sesuai target. Dalam penyelesaiaanya yang sering menjadi masalah dan hambatan adalah terkait pembebasan lahan.

"Kebanyakan pembebasan tanahnya sulit, jadi tidak lelet sebetulnya. Kalau kita di Jasamarga, pada saat tanah sudah dinyatakan bebas kita kerja sesuai rencana. Dan, pembebasan tanah itu tanggungjawab pemerintah. Jadi kalau bangun jalan tol, kita siapkan dananya, yang melaksanakan pemerintah,” kata Akhmad Tito Karim.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana akan mengevaluasi secara menyeluruh kinerja para direksi dan komisaris perusahaan milik negara yang memiliki kinerja buruk, sebagai salah satu cara untuk membenahi BUMN. Evaluasi menyeluruh terhadap para direksi diperlukan untuk mencari tahu mengapa perusahaannya tidak berkembang.(mul/voa/mnt)