Minggu, 28 Juni 2015

Ajian Sepi Angin Teleportasi Manusia antara Realitas dan Imajinasi

Jurnalis Independen: Teleportasi manusia adalah impian banyak orang. Mungkinkah pernah terjadi teleportasi pada  manusia? Jika anda bertanya pada pakar sains modern maka jawabannya jelas tidak karena sampai saat ini mereka masih belum mampu membayangkan bagaimana melakukan teleportasi pada manusia.
Tetapi fenemona teleportasi sebenarnya telah sering terjadi justru di Indonesia. Sayangnya ahli-ahli fisika di tanah air kurang memperhatian fenomena tersebut. Sedangkan bagi masyarakat umum seringkali menghubungkan fenomena-fenomena yang tidak bisa dipahami dengan nalar biasa dengan mengganggap sebagai peristiwa gaib atau klenik.

Selain fenomena auto teleportasi yang terjadi dengan Bus Pahala Kencana di Hutan Blora maka sering terjadi juga fenomena teleportasi  di Gunung Sewakul dan Gunung Kendalisada yang penjelasannya dikutib dari artikel pembiasan teleportasi dari pengelola group Greget Nuswantara:

“Suatu benda kalau bergerak akan selalu relatif dengan ruangannya, suatu benda yang berada di tempat terbuka maka akan mengikuti pola relatif ruangan terbuka itu. Koordinat diukur berdasarkan posisi terhadap ruangan bebas tersebut, namun jika suatu benda yang berada di ruang tertutup maka akan bergerak relatif terhadap ruang tertutup tersebut, bukan terhadap ruang yang di luar ruangan itu.

Sebuah batu yang dilempar dari titik A akan melewati jalan raya dan jatuh ke titik B, namun kalau batu tersebut melewati dalam bus yang melintas di jalan raya itu, maka batu akan jatuh di titik E yang berada di tempat yang berbeda dengan titik B tergantung dari arah gerak bus.

Media teleportasi yang saat ini ada bisa dilihat di Gunung Sewakul dan Gunung Kendalisada yang terletak di Jawa Tengah dan kedua gunung tersebut berjarak sekitar 12 kilometer, di mana apabila ada pendaki di Gunung Sewakul hilang maka akan ditemukan di Gunung Kendalisada, dan kalau ada pendaki di Gunung Kendalisada yang hilang maka akan ditemukan di Gunung Sewakul, namun pendaki tersebut harus tepat berada pada koordinat A untuk di Gunung Sewakul dan mendarat di koordinat B di Gunung Kendalisada atau kalau naik di Gunung Kendalisada harus tepat berada di koordinat X dan akan mendarat di koordinat Y di Gunung Sewakul, di mana koordinat A lebih tinggi dari Y dan koordinat B lebih tinggi dari X. Posisi kedua koordinat tersebut ditentukan dengan ‘Menyan’ dan waktu aktif portal teleportasinya juga didapatkan dari data Menyan.”

Dalam kisah imajinatif fenemona teleportasi telah mulai ditampilkan dalam kisah Harry Potter 6 dan 7 dengan istilah Apparation. Mulanya penyihir ber-Dissapparate (disappear/menghilang) dari suatu tempat lalu Apparate (reappear/muncul kembali) di tempat lain. Menariknya untuk melakukan Apparation harus mendapat  izin, mirip izin mendapatkan SIM bagi Muggle. Apa bedanya penyihir yang memiliki izin ini dan yang tidak? Seperti Muggle dengan SIM-nya, penyihir tanpa izin Apparation mungkin akan ditilang atau setidaknya akan mendapat masalah bila ketahuan melakukan Apparition.

Tatacara dan teknologi kuno yang dimiliki leluhur kita yang dikenal dengan Ai Sepi Angin secara jelas menggambarkan kemampuan melakukan teleportasi. Karena dengan Ajian tersebut kita dapat berpindah dari suau tempat ke tempat lain dengan cepat. Ajian atau teknologi kuno ini masih terjaga hingga saat ini pada beberapa orang yang mewarisinya. Inilah penjelasan tentang Aji Sepi Angin  dari group Greget Nuswantara yang dikelola Turangga Seta:

“Aji Sepi Angin yang digunakan Leluhur untuk berpindah tempat, aji Sepi Angin adalah suatu sandi untuk mengubah kita ke ‘dimensi antara’ yang bergerak lebih cepat, sehingga saat keluar atau kembali ke dimensi normal maka kita akan sudah berpindah tempat, untuk pengaturan posisi mendarat sangat tergantung dari terbiasanya kita menggunakan aji Sepi Angin dan penghitungan waktu yang tepat agar bisa sampai tujuan bukan kelewat jauh atau malah belum berpindah.”

http://www.metasains.com/teleportasi-manusia-dalam-realitas-dan-imajinasi

Fenomena Teleportasi Manusia dalam Kisah Bus Pahala Kencana Masuk Hutan Blora dalam Sekejab



Fenomena Teleportasi menarik untuk dikaji, apalagi jika teleportasi menyangkut manusia. Sains Modern yang digunakan peradaban saat ini untuk memahami realitas hingga saat ini belum sanggup menggambarkan proses teleportasi pada manusia yang dapat di implementasikan. Riset sains modern baru pada tahap teleportasi dalam tingkat sub atomik. Tapi benarkah kita tidak pernah mengalami proses teleportasi?

Simak fenomena Bus Pahala Kencana yang terjadi pada tahun 2012 ini, bagaimana sebuah bus yang sedang berjalan dijalan beraspal tiba-tiba berada dalam sebuah hutan lebat tanpa bus tersebut mengalami lecet-lecet pada tubuhnya. Bukankah ini menggambarkan sebuah fenomena telportasi yang melibatkan manusia dan mesin, yang berpindah dari suatu posisi ke posisi yang lain dalam sekejab.

Untuk memahami apakah ini sebuah fenomena teleportasi atau bukan silahkan simak secara pelan-pelan berita yang bersumber dari tribunnews.com dibawah ini.

Salah seorang saksi mata yang juga warga Blora, Jawa Tengah bernama Luckie Oktavian mengatakan tidak ada sama sekali jejak ban bus Pahala Kencana ataupun truk beton yang tiba-tiba berada di dalam hutan kawasan Todanan dalam waktu sekejap tersebut.

Menurut Luckie, semua yang menyaksikan kondisi bus dan kedua truk terheran-heran karena tidak terlihat bekas jejak ban.

“Kondisi bus juga mulus, tidak ada lecet-lecet karena bergesekan dengan batang dan ranting pohon di hutan jati Desa Kedung Bacin,” kata Luckie kepada Tribunnews.com, Minggu(24/6/2012).

Luckie menuturkan, saat berada di lokasi petugas dari Polsek Todanan sudah berada di sana. Petugas langsung memotret ketiga kendaraan yang belum berhasil dievakuasi tersebut.

“Saya tiba di lokasi Kamis sore. Saya tiba, warga dan petugas sedang berusaha membuat jalan darurat dengan warga,” ujar Luckie. Dia menambahkan, saat bus dan kedua truk akan dievakuasi, kondisi sudah sore, namun upaya evakuasi terus dilakukan.

Petugas juga mendatangkan staf mekanik Pahala Kencana di pool Kudus, Jawa Tengah, ke lokasi.
Kejadian aneh bin ajaib menimpa sebuah bus Pahala Kencana tujuan Jakarta-Madura dan truk beton Jaya Mix. Seperti masuk sebuah mesin waktu, kedua kendaraan besar tersebut secara tiba-tiba berada di sebuah hutan jati gelap gulita di kawasan Blora, Jawa Tengah dalam waktu sekejap.

Awalnya bus Pahala Kencana dan truk beton melintas di jalur pantura tepatnya di jalur Juwana-Rembang,Kamis(22/6/2012) dini hari. Karena situasi macet sang sopir mencoba mencari jalur alternatif. Akan tetapi sesampainya di jalur Jaken, atau Kabupaten Pati wilayah paling selatan, sopir merasa sudah berada di jalur pantura, namun justru mengarah ke Kabupaten Blora.

Ketika melintas, memang lajur yang dilalui adalah jalan desa, mendadak mereka masuk ke hutan Gadogan di desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Wilayah ini dikenal sebagai perbukitan hutan jati. Anehnya, saat mau mendahului truk beton yang berada di depannya, kernet mencoba menahan sopir, agar truk naik dulu ke jalan yang menanjak, setelah truk bisa naik, bus mencoba naik, namun ban belakang selip dan mundur, kemudian terdengar suara benturan, kernet seketika turun dan mencoba mengecek, setelah dicek dengan sopir, mesin seketika mati, saat sopir mengecek body bus, seketika kaget, karena dia melihat pohon jati dan setelah memutar dia berada di tengah-tengah hutan, dia mulai tersadar jam 02.30 WIB dini hari dan kernet mencoba membangunkan penumpang yang berjumlah 33 orang.

Kejadian Aneh 9 Tahun Terakhir di Hutan Blora.
Menurut TribunNew, terdapat 4 kejadian aneh selama 9 tahun terakhir di sekitar hutan tersebut:
Berikut beberapa keanehan lainnya yang terjadi di kawasan hutan Jaken, Blora dalam 9 tahun terakhir:

21 Juni 2012
* Bus Pahala Kencana berpenumpang 33 orang dan tiga kru berangkat dari Jakarta menuju Madura, Rabu (20/6).

* Ketika tiba di wilayah Jaken, Kabupaten Pati, paling selatan, sopir cari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan di Juwana-Rembang. Setelah tanya seseorang, bus meluncur hingga tiba- tiba berada di sela-sela pohon jati, belantara Hutan Bonggan, Rembang, Kamis (21/6) dinihari.

* Tak hanya bus, dua truk tronton juga tersesat di lokasi yang sama, tanpa jejak ban masuk ke areal hutan.
2009

* Briptu Soewignyo, anggota Sentra Pelayanan Masyarakat Polsek Todanan, Blora yang pulang naik motor menuju Kunduran, Blora lampunya motor tiba-tiba copot saat melintas di kawasan Hutan Bonggan.

* Sambil memegangi lampu motor, Soewignyo tak sadar kalau tersesat di tengah makam. Selama semalam ia tak sampai rumah. Ia baru sadar paginya, ketika ditegur orang yang mengenal karena masih di tengah kawasan makam.
2008

* Warga Desa Kedungbacin, Kecamatan Todanan, Blora mengendarai motor malam hari dekat kawasan Hutan Bonggan.

* Warga Kedungbacin gempar karena sang pengendara hingga dua hari dua hari lamanya tak pulang. Setelah dicari ramai-ramai, si pengendara ditemukan di lokasi tak jauh dari tersesatnya bus dan dua truk tronton di Hutan Bonggan.
2003

*Grup seni ketoprak yang akan pentas di rumah warga Desa Kedungbacin, Todanan, Blora tak datang sesuai janji.

*Penduduk desa heboh, manakala menemukan para seniman tersesat di kawasan Hutan Bonggan. Mereka kebingungan berada di hutan, karena merasa telah pentas semalaman di rumah warga.
Sumber:

http://id.berita.yahoo.com/warga-aneh-tak-ada-jejak-ban-dan-body-160016694.html
http://www.tribunnews.com/2012/06/25/empat-aneh-di-kawasan-hutan-jaken-blora

Kesimpulan:
Dari beberapa kisah di atas maka dapat dihipotesakan bahwa fenomena yang terjadi disekitar hutan Blora dapat ditafsirkan sebagai sebuah fenomena teleportasi. Di Indonesia masih banyak  terdapat beberapa kejadian-kejadian yang menggambarkan fenomena seperti yang terjadi pada Bus Pahala Kencana tapi tidak masuk dalam pemberitaan sehingga hanya diketahui masyarakat sekitar saja.

http://www.metasains.com/fenomena-teleportasi-manusia-dalam-kisah-bus-pahala-kencana-masuk-hutan-blora-dalam-sekejab/
Diposkan oleh baca yuk di 23.22




Tidak ada komentar: