Jurnalis Independen: Drama pembajakan kapal tanker Orkim Harmony telah berakhir. Delapan pembajak akan dideportasi ke Malaysia setelah ditangkap di Vietnam.
Namun, hingga saat ini belum diperoleh kepastian apakah kedelapan pelaku merupakan warga Indonesia atau bukan. Demikian informasi yang disampaikan oleh Wakil Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Malaysia,
Hermono, di Hanoi, SABTU (20/8/2015).
Hermono mengatakan pihaknya masih menanti informasi dari KBRI Hanoi dan KJRI Ho Chi Minh mengenai status kedelapan orang itu. Dirinya juga belum mengetahui apa yang mendasari Pemerintah Malaysia langsung menyebut delapan orang tersebut berasal dari Indonesia.
"Kami tidak tahu dasar yang mereka gunakan apa. Delapan orang itu diselamatkan oleh warga lokal di Kepulauan To Chu di Vietnam. Mereka mengaku sebagai nelayan dan kapalnya bocor," kata Hermono seperti dilansir media setempat.
Pemerintah Negeri Jiran, kata Hermono, telah meminta agar delapan orang itu dideportasi ke Malaysia. Sebab, mereka melakukan tindak kriminal di kapal tanker milik Malaysia tersebut.
Sementara itu, kapal MT Orkim Harmony telah berlayar dengan dikawal kapal Angkatan Laut
Malaysia, KD Handalan menuju ke Pelabuhan Kuantan. Mereka membawa 6.000 ton metrik BBM jenis Pertamax Plus senilai 21 juta RM atau setara Rp75 miliar. Diprediksi kapal dan kru akan tiba di Kuantan pada Sabtu esok pukul 02.00 dini hari. Dilaporkan BBM itu utuh dan tidak dicuri.
Sementara, 1 ABK Indonesia dilaporkan terluka karena ditembak oleh pembajak di bagian paha. Dia segera dilarikan ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis. Sisa ke-21 kru lainnya dalam keadaan selamat dan tidak terluka.
Hermono menyebut akan bertemu dengan perwakilan agen tenaga kerja lima orang ABK Indonesia yang diketahui turut bekerja di kapal itu di Malaysia. “Kami akan menanyakan mengenai gaji dan kompensasi yang harus mereka terima,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar