Minggu, 14 Juni 2015

Presiden Jokowi Tambah 10 Juta Warga Cina di Indonesia

Jurnalis Independen: Baru-baru ini kebijakan Presiden Jokowi kembali menuai kontroversi. Pasalnya, Wakil Perdana Menteri Cina, Liu Yandong di Kampus Universitas Indonesia.
Rabu (27/05), Wakil Perdana Menteri Cina, Liu Yandong, mengungkapkan telah membuat kesepakan dengan Presiden Jokowi yang menargetkan pertukaran sepuluh juta warga Cina di Indonesia. Artinya, 10 juta warga Cina akan datang ke Indonesia.

Masih menurut Liu Yandong¸ kedatangan 10 juta warganya sampai tahun 2020 tersebut merupakan bagian dari mekanisme kerja sama yang hendak dibentuk oleh kedua pemimpin negara‎.

“Tiga mekanisme akan memimpin kerja sama di bidang keamanan politik, ekonomi dan perdagangan, serta humaniora,” jelas Liu.

Selain itu, kerjasama juga akan dibangun dalam sejumlah sektor yaitu sektor yakni pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, media, pemuda, pariwisata, think tank, dan agama.

Sontak, kebijakan Jokowi tersebut menuai kecaman, salah satunya datang dari penulis senior Zara Zettira ZR. Dalam akun twitternya, Zara menuliskan “10 juta jiwa mau beranak pinak di Indonesia? Menularkan ideologi-ideologinya? Penduduk dituker-tuker kayak sandal jepit aja”.

Menurut Zara, 10 juta jiwa itu setara dengan jumlah penduduk satu negara di Eropa Timur. Zara menyoroti potensi masalah kependudukan jika pemerintah benar mendatangkan 10 juta penduduk Cina ke Indonesia.

“10 juta jiwa itu setara dengan jumlah penduduk satu negara Eropa Timur! Transmigrasi antar daerah aja bermasalah apalagi antar negara?” tegasnya.

“Waktu kampanye kok nggak dijelasin rencana impor penduduk China?” kicau Zara yang lain di akun twitternya.

Tidak ada komentar: