Jurnalis Independen: Mata dunia benar-benar terbelalak melihat kecanggihan dan kemenangan militer (TNI AD) Indonesia keluar sebagai juara umum di lomba Australian Army Skill at Arms Meeting atai AASAM di Australia.
Dengan bekal senjata jenis SS2-V5 KAL. 5.56 MM buatan PT Pindad, Indonesia menjadi perhatian dunia militer dan perusahaan yang bergelut dalam pembuatan senjata.
Kemenangan tim TNI AD dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) beberapa waktu lalu membuat sejumlah negara besar kelabakan termasuk negara Adi Daya Amerika Serikat (AS). Tak mau ketinggalan informasi penting, panitia penyelenggara diperintahkan membongkar senjata produksi Pindad, Indonesia tersebut.
Kekagetan peserta AASAM dipicu lantaran perolehan medali TNI AD yang begitu mencolok, yakni 30 dari 50 medali yang diperebutkan.
Menanggapi kemenangan tim TNI AD tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan mengatakan, Indonesia tidak berbuat curang. Ketika berbincang dengan manajemen PT Pindad di pabriknya di Bandung, Luhutpu menyempatkan diri bertanya sebab-sebab tim Indonesia bisa menang secara gemilang dan mengejutkan militer dunia.
Setelah mendengarkan penjelasan Pindad, Luhut menegaskan, dalam kemenangan tim Indonesia, tidak ada kecurangan dalam adu ketangkasan di AASAM itu.
“Saya sempat bertanya lantaran apa Indonesia bisa menang secara mengejutkan, ternyata ada rahasianya. Saya pelatih nembak, saya paham itu (senjata). Mereka buat satu satuan yang runtun, tidak ada kecurangan. Lalu kenapa (Australia) minta dibongkar? Kalau menangnya (selisih) cuma dua atau tiga boleh saja. Kalau menang 30 dari 50, itu kebanggaan,” ujar Luhut usai kunjungannya ke PT Pindad, Kamis (4/6/2015).
Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad, Sylmi Karim mengatakan, kemenangan Indonesia disebabkan tiga kombinasi, yakni penembak, amunisi, dan senjata. Kemenangan Indonesia membuktikan penembak Indonesia selain mumpuni juga sangat handal dan profesional.
Sedangkan Pindad sendiri memiliki kemampuan dalam hal senjata dan amunisi. Ketiga kombinasi ini klop satu sama lain.
“Kemenangan ini sebagai bukti sudah saatnya memberikan kepercayaan tinggi kepada produk Indonesia. Kemenangan ini memperlihatkan kemampuan Indonesia maju menjadi pesaing terkuat dalam lomba. Apalagi jika ini bisa diwujudkan dalam pengadaan produk pertahanan dan keamanan akan lebih indah lagi,”jelas Sylmi.
Misalnya, TNI maupun Polri menggunakan seluruh produk dalam negeri dan memesan senjata dari Pindad. Bahkan ke depan, Indonesia berpotensi bersaing dengan produsen luar negeri dalam pengadaan alat-alat pertahanan. Kemenangan ini berimbas pada bisnis penjualan senjata produksi PT Pindad. Sejumlah negara berniat membeli SS2.
“Jika selama ini anak-anak ditanya soal senjata tahunya M16, kita juga ingin di luar negeri anak-anak tahunya SS2,” kata dia.
Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara
Kemenangan perwakilan TNI AD dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) beberapa waktu lalu membuat bangga Indonesia. Kemenangan telak atas Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa ini pun berimbas pada bisnis penjualan senjata produksi PT Pindad tersebut.
“Ini bukan kemenangan pertama untuk Indonesia. Indonesia sudah menang (lomba menembak) 8-9 tahunan. Kemenangan ini memang berimbas pada penjualan senjata dan lisensi,” ujar Direktur Utama PT Pindad Sylmi Karim kepada wartawan di Bandung, Kamis (4/6/2015).
Sylmi menyampaikan, hingga saat ini ada lima negara yang tertarik pada senjata SS2 yang digunakan penembak TNI AD tersebut. Dari lima negara tersebut, tiga negara memperlihatkan keseriusan dan akan menandatangani MoU.
“Negara-negara tersebut berasal dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Mereka memang pasar kami,” tutur Sylmi.
Mengenai detail negara yang tertarik pada senjata SS 2, Sylmi enggan menjawab. Ia sengaja merahasiakan nama negara karena khawatir ada yang menjegal sehingga transaksi batal.
“Baru menang saja senjata dibongkar. Kita enggak mau sebutkan, nanti di-kilik-kilik, enggak jadi,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya harus menghargai pembeli. Jika pembeli tidak ingin namanya disebut, maka pihaknya tidak akan mempublikannya. Karena, penjualan alat pertahanan berbeda dengan produk lainnya. Ada sejumlah negara yang tidak berkenan disebutkan namanya demi masalah keamanan dan lainnya.
“Kalau pembeli tidak mau disebutkan, kita akan diam-diam saja,” imbuhnya.
Seperti diketahui, dalam perlombaan AASAM, tim TNI AD mengalahkan Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa dengan mengantongi 30 medali emas dari 50 medali yang diperebutkan.
Karena perbedaan perolehan medali yang begitu mencolok, panitia Australia hendak membongkar senjata buatan Pindad tersebut. Sikap panitia Australia ini mendapat perlawanan dari pihak TNI AD. Mereka menyatakan, jika panitia lomba hendak membongkar senjata TNI AD, maka panitia harus membongkar senjata seluruh peserta.JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar