Sabtu, 14 September 2013

Karbon Dioksida Penyebab Mati Suri

Oleh: Yoga Tri Priyanto

Jurnalis independen: Kejadian mati suri yang sudah banyak melahirkan cerita selama ini memang cukup menjadikan misteri. Beberapa orang di antaranya menyebutkan bahwa mati suri merupakan perjalanan yang mungkin secara virtual ke sebuah terowongan cahaya.


Sudah banyak penelitian yang berusaha mengungkapkan bagaimana mati suri ini terjadi dan apa penyebabnya.

Dari berbagai sumber yang ditemukan, mati suri sebenarnya masih bisa dipecahkan menurut kacamata sains, meskipun hal tersebut tidaklah sempurna.

Mati, merupakan berhentinya fungsi ketiga organ vital manusia, yaitu jantung, paru-paru, dan otak. Jika salah satu organ tersebut mati, maka hal tersebut kemungkinan juga dapat memicu untuk mematikan dua organ lainnya. Apabila dua organ lainnya belum berhenti berfungsi, maka manusia belum dikatakan mati Artinya, manusia disebut mati jika ketiga organ itu benar-benar berhenti bekerja.

Dalam kasus mati suri, pengalaman kebanyakan orang adalah berjalan melalui sebuah terowongan yang berujung cahaya, atau berada di tempat indah, dan lain sebagainya. Mengapa bisa terjadi seperti itu?

Itu adalah salah satu tanda bagaimana mati suri dijelaskan. Pengalaman tersebut merupakan bukti bahwa fungsi otak masih ada. Manusia masih bisa mengingat apa yang terjadi saat mendekati kematian meski fungsi jantung atau paru-paru telah berhenti.

Saat manusia itu terbangun, maka dia akan mengingat apa yang baru saja terjadi. Tentu saja pengalaman mati suri untuk beberapa orang berbeda.

Itulah bagaimana mati suri menurut sains yang selama ini ditemukan para peneliti. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Zalika Klemenc-Ketis dan rekan-rekannya menemukan satu-satunya hal yang menyebabkan mengapa seseorang bisa mati suri.

Tim peneliti mempelajari sebanyak 52 pasien serangan jantung yang dirawat di 3 rumah sakit berbeda dalam kondisi kritis. Uniknya, 11 di antaranya mengalami mati suri.

Para peneliti menemukan bahwa saat mengalami serangan jantung, pasien juga mengalami gejolak oleh beberapa gas di dalam darah. Diketahui, satu-satunya gas yang naik hanya pada mereka yang mati suri adalah karbon dioksida.

Awalnya, tim peneliti ragu. Mereka menghimpun data terkait jenis kelamin, usia, agama, waktu yang diperlukan untuk menghidupkan, dan obat yang digunakan perawatan, semuanya tidak berkorelasi nyata dengan perasaan mati suri. Sehingga tim menyimpulkan karbon dioksida penyebabnya.

Hal ini didukung fakta kalau orang yang menghirup terlalu banyak karbon dioksida, atau berada pada ketinggian yang dapat meningkatkan konsentrasi karbon dioksida darah seperti pilot, juga mengalami sensasi seperti mati suri.

Ini penemuan penting dalam pemahaman kita tentang mati suri. Kita telah tahu kalau semua orang yang mati suri memiliki konsentrasi karbon dioksida tinggi dalam darahnya. Tidak peduli dia kiai atau ateis, tidak peduli mati karena kecelakaan atau penyakit. Semua sama.

Tapi ada satu masalah. Saat mengalami serangan jantung, semua orang memiliki konsentrasi karbon dioksida yang tinggi di darahnya. Tapi hanya 10 persen saja yang mengalami mati suri.

Mati suri memang sedikit demi sedikit mulai bisa dibuka dalam kacamata ilmiah atau sains. Meski belum terpecahkan dengan sempurna, namun dapat diketahui bagaimana proses mati suri itu bisa terjadi.

Selain itu, penyebab dasar yang memicu mati suri juga sudah ditemukan dengan sains. Lantas apa efek bagi orang-orang yang mengalami mati suri?

Mati suri sendiri bersifat transformasional, yaitu mampu mengubah hampir seluruh pandangan hidup seseorang. Bahkan yang selama ini sering terjadi adalah berkurangnya rasa takut, termasuk takut pada kematian.

Bagi mereka yang memiliki kesempatan hidup kedua melalui mati suri biasanya lebih pemberani, khususnya pada hal-hal yang berbau mistis, gaib, dan supranatural. Sebab dirinya seperti terdoktrin dari pengalamannya sendiri bahwa dia dapat melihat kematian dan cenderung untuk merasa lebih tahu rasanya mati.

Kecenderungan inilah yang membuat sebagian besar orang yang pernah mengalami mati suri menjadi pribadi yang berbeda, bahkan 180 derajat dari sifat aslinya sebelum mengalami mati suri.

Setelah banyak riset yang membuktikan mati suri dapat dinalar menurut sains mulai dari proses, penyebab, serta efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut, kini sejarah atau awal mula mati suri juga sudah terlihat.

Dikatakan dalam sebuah sejarah, mati suri pertama kali diungkapkan Plato dalam karyanya, Republic, yang ditulis 360 SM, menceritakan tentang seorang prajurit bernama Er yang mengalami mati suri setelah terbunuh di medan perang.

Er mengungkapkan bahwa jiwanya meninggalkan tubuh, diadili bersama jiwa lainnya serta kemudian melihat surga. Sejarah mengungkapkan bahwa orang pertama yang mengalami mati suri adalah Er.


Kemudian sebuah buku lain muncul dengan genre senada, berjudul 'Life After Life', karya Dr. Raymond Moody, pada tahun 1975. Saat itu, mati suri disebut dengan 'Near Death Experience' atau disingkat NED. Sejak saat itu, perhatian publik mulai tersita dan perkembangan isu NED mulai liar.@

1 komentar:

suryo aja mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.