Jurnalis Independen: Beginilah jika negara dipimpin oleh pemimpin yang hanya mau duduk dikursi empuk, gaji besar, korupsi mengakar, maksiat menjalar hingga ke akar, disisi lain enggan berpikir demi kesejahteraan dan harga diri bangsa, negara dan masyarakatnya.
Indonesia adalah negara tujuan
ekspor kedelai ke empat terbesar Amerika. Kedelai yang diimpor dari Amerika
menguasai 85% market share kedelai nasional. Hampir seluruhnya digunakan untuk
pembuatan tempe. Pertambahan penduduk Indonesia, mengakibatkan pertambahan
impor kedelai dari Amerika meningkat menjadi dua kali lipat sejak tahun 2007.
Sementara itu, agrikultur
nasional mengalami persoalan kekurangan lahan, kekurangan pupuk, dan kekurangan
infrastruktur yang serius. Tanah pertanian per kapita hanya sepertiga dari
rata2 dunia, jauh tertinggal di bawah negara-negara tetangga.
Pelabuhan-pelabuhan laut yang ada sangat tidak memadai. Pemerintah tidak
membangun satu pelabuhan pun dalam 10 tahun belakangan. Sebagai tambahan
persoalan transportasi antar pulau, infrastruktur jalan raya di Indonesia
tertinggal dibanding Vietnam, India dan Pakistan, mengakibatkan biaya
transportasi di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara
tetangga.
Persoalan infrastruktur
transportasi ini mengakibatkan impor jadi lebih murah dan lebih cepat
dibandingkan dengan memproduksi sendiri. Ditambah lagi, produksi dalam negeri
sangat jauh dibawah kapasitas kebutuhan. Persoalan-persoalan ini, mengakibatkan
Indonesia menjadi target market penting bagi negara-negara pengekspor
agrikultur. Secara keseluruhan, biji-bijian, kedelai dan pakan ternak menempati
30 % impor agrikultur Indonesia.
Ketergantungan impor,
mengakibatkan ketahanan pangan Indonesia tergantung pada berbagai faktor luar,
diantaranya melemahnya rupiah mengakibatkan kenaikan harga pangan.
Ini adalah situasi kronis.
Indonesia seolah tidak punya uang untuk membangun infrastruktur transportasi,
namun nyata-nyatanya kita adalah salah satu negara terkorup di dunia. Urutan
118 dari 176 negara. Dengan score 32, dimana 100 adalah baik, 0 adalah buruk.
APBN yang sedianya untuk membangun infrastruktur malah masuk ke
rekening-rekening pribadi.
Jumlah rakyat Indonesia mendekati
250 juta jiwa. Jika 1 orang menghabiskan 1 ons kedelai dalam sebulan, maka
Indonesia butuh 25 juta kilogram kedelai sebulannya. Belum termasuk peternakan
dan perikanan yang juga menggunakan kedelai sebagai bahan dasar pakan ternak.
Untuk kapasitas seperti ini, Indonesia sudah memerlukan pertanian skala
industri. Tidak bisa lagi menggunakan cangkul dan kerbau.
Sementara itu, tidak terlihat
upaya pemerintah yang signifikan untuk memulai menyelenggarakan pertanian skala
industri selain membuka pintu bagi USAID untuk turun tangan membantu Kementrian
Pertanian Republik Indonesia mengatasi ketahanan pangan nasioal.
Gambar-gambar berikut memberikan
gambaran, dari mana kedelai kita berasal. Bagaimana pemerintah Amerika serius
mengelola perkebunan kedelai. Bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika,
seharusnya sudah sejak dahulu dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Seluruh kegiatan produksi kedelai
skala masif tersebut merupakan hal yang sangat serius. Sebagaimana ketahanan
pangan bangsa merupakan hal yang sangat serius. Oleh karenanya diperlukan orang
yang benar-benar kompeten untuk menangani hal ini.@Ester Lima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar