Oleh: H.Muhammad Sukarman
Jurnalis Independen: Kisah nyata ini dari kawan saya
bekerja. Semoga kisah ini berguna bagi yang membacanya, terutama kaum Hawa,
juga bagi yang punya istri, yang punya anak perempuan, adik perempuan, saudara
perempuan, kakak perempuan, yang masih punya Ibu, yang punya keponakan
perempuan dst.
Ini cerita tentang adikku Nur
Annisa , gadis yang baru beranjak dewasa namun rada Bengal dan tomboy. Pada
saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada
mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak
mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.
Untuk mengantisipasi hal itu
ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul
pertengkaran pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku
berkata dengan suara yang rada keras: “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah
anaknya pakai jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah
teman teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan,
masih mending Ani, walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan ”, bila
sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat
ibuku menangis, lirih terdengar doanya: “Ya Allah , kenalkan Ani dengan hukum
Engkau ya Allah “.
Pada satu hari didekat rumahku,
ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak
yang masih kecil kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri, (bukan Effendy Khoiri
lhoo, entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid.
Setelah beberapa lama mereka
pindah timbul desas desus mengenai istri dari Abu Khoiri yang tidak pernah
keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula
oleh Adikku, dan dia bertanya sama aku: “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya
buta, bisu dan tuli ?
“..hus aku jawab sambil lalu”
kalau kamu mau tau datangin aja langsung kerumahnya”. Eehhh, tuuh anak benar
benar datang ke rumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku,
kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak
pernah muram atau lesu, mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.?
Namun tidak kusangka selang dua
hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab yang panjang, rok
panjang, lengan panjang. Aku sendiri tambah bingung campur syukur kepada Allah
SWT karena kulihat perubahan yang ajaib. Ku bilang ajaib karena dia berubah
total.
Tidak banyak lagi anak cowok yang
datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak
karuan, kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam yang
biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi
majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku, tak ketinggalan
tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya, dan yang lebih menakjubkan lagi,
bila teman ku datang dia menundukkan pandangannya. Segala puji bagi Engkau ya
Allah SWT jerit hatiku..
Tidak berapa lama aku dapat
panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan
aku bekerja disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku
memanggil ku untuk pulang ke rumah (rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti
hentinya aku berdoa kepada Allah SWT agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku
hanya berusaha, ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak
dapat kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku
langsung menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang
sama aku: “Dhi, adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya “..Tak
dapat kutahan air mata ini…
Setelah selesai acara penguburan
dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya.
Diary yang selalu dia tulis, diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum
tidur kala kulihat sewaktu almarhumah adikku masih hidup, kemudian kubuka
selembar demi selembar, hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri
dan pertanyaan yang selalu timbul di hatiku. Perubahan yang terjadi ketika
adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri. Disitu kulihat tanya jawab antara
adikku dan istri dari tetanggaku, isinya seperti ini :
Annisa : {Aku berguman, wajah
wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari) Ibu, wajah ibu sangat muda dan
cantik.
Istri tetanggaku : Alhamdulillah,
sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.
Annisa : Tapi ibu kan udah punya
anak enam, tapi masih kelihatan cantik.
Istri tetanggaku : Subhanallah,
sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak,
siapakah yang bisa menolaknya.
Annisa : Ibu, selama ini aku selalu
disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir
nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat
banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai
jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?
Istri tetanggaku : Duhai Annisa,
sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung
rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh
bukan muhrim kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT
diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita.
Annisa : Tapi yang kulihat banyak
wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.
Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah
kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.
Annisa : Apa itu hakekat jilbab ?
Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab
adalah hijab lahir batin.
Hijab mata kamu dari memandang
lelaki yang bukan mahram kamu.
Hijab lidah kamu dari berghibah
(gosip) dan kesia siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
Hijab telinga kamu dari mendengar
perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat.
Hijab hidungmu dari mencium cium
segala yang berbau busuk.
Hijab tangan-tangan kamu dari
berbuat yang tidak senonoh.
Hijab kaki kamu dari melangkah
menuju maksiat.
Hijab pikiran kamu dari berpikir
yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari
sesuatu selain Allah SWT, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan
menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab.
Annisa : Ibu aku jadi jelas
sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana
aku bisa melaksanakan semuanya.
Istri tetanggaku : Duhai Anisa
bila kamu memakai jilbab itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allah SWT
yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu
kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga
mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT.
Duhai Anisa, ingatlah akan satu
hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup
terompet yang kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang
bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya
dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.
Ketika tujuh matahari didekatkan
di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita.
Ketika seluruh Nabi ketakutan.
Ketika ibu tidak memperdulikan
anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama
lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih
berharga dari segala sesuatu yang ada dialam ini.
Ketika manusia berbaris dengan
barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya.
Pada saat itulah manusia baru
tersadar, saat keringat karena rasa takut yang amat sangat luar biasa hingga
menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung
dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika
dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti
syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah SWT murka, belum
pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun
manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga
Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab.
Duhai Annisa, bila kita tidak
berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila
kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang
Maha Agung, Allah SWT. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!!
Sampai disini aku baca diary nya
karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk
matanya, Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian
kulihat tulisan kecil di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak
pernah melihat lelaki selain mahramnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar
perkara yang dapat mengundang murka Allah SWT, wanita yang tidak pernah
berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia-sia
tak tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary.
Itulah yang dapat saya baca dari
diarynya, semoga Allah SWT menerima Adikku di sisinya, Amin, Subhanallah.
Bapak-Bapak, Ibu-ibu,
Saudara-Saudaraku, adik-adikku dan Anak-anakku yang dimuliakan oleh Allah SWT.
Khususnya kaum hawa. Saya mengharap kisah nyata ini bisa menjadi iktibar,
menjadi pelajaran bagi kita , bagi putri-putri kita semua. Semoga meresap
dihati yang membacanya dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk,
memberi Rahmat, hidayah bagi yang membaca dan menghayatinya.
Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan kekuatan iman kita untuk menjalankan (memenuhi) segala perintah-Nya
dan menjauhi segala apa-apa yang dilarang-Nya, dan mendapat derajat takwa yang
tinggi, selamat didunia sampai di akhirat nanti, mendapat pertolongan dan
syafa’at di hari yaumul hisab dan mendapat surga yang tinggi, amien. Wallaahu
a’lam bish shawab, billaahi taufik wal hidayah. Wassalaamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakatuh.
Bila anda mau beramal saleh,
sampaikan kisah diatas kepada muslimah yang lainnya, supaya menambah iman dan
taqwa mereka, insya Allah.@.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar