Senin, 30 September 2013

Osama bin Laden Tewas, Siapa yang Untung

Jurnalis Independen: Ketika Barack Obama terpilih sebagai presiden AS, salah satu janjinya akan menangkap hidup atau mati Usamah bin Laden. Sekarang dikabarkan tokoh yang paling ditakuti dan dicari oleh seluruh aparat keamanan dunia itu, dikabarkan tewas oleh serangan pasukan khusus  AS, yang melakukan kerjasama dengan ISI dan  CIA.


Bagaimana Usamah yang selalu luput, kemudian  berhasil diidentifikasi posisinya oleh CIA? Tewasnya Usamah bin Laden ini, semata-mata kehebatan agen CIA, yang diterjunkan di Pakistan dan Afghanistan? Atau tewasnya Usama bin Laden merupakan kerjasama antara jaringan intelijen Paksitan (ISI) dan intelijen AS (CIA), yang menjadikan Usama bin Laden, sudah mencapai kesepakatan utuk mengakhiri peranan Usama bin Laden?


Usama bin Laden barangdagangan yang mahal, dan mempunyai nilai politik yang tinggi. Kematiannya, mempunyai nilai yang sangat tinggi, baik nilai uang maupun nilai poliitk. Baik Pakistan dan AS keduanya mempunyai kepentingan dengan kematian Usamah bin Laden. Langkah-langkah kematian Usamah bin Laden sudah menjadi agenda antara pejabat intelijen dan  keamanan Pakistan dengan pejabat intelijen dan keamanan AS.

Latar belakang kematian Usamah bin Laden, tidak tertutup kemungkinan ini adalah hasil  dari “trade of” (dagang)  antara pejabat intelijen Pakistan (ISI) dan aparat militer dengan intelijen AS, CIA yang memang ingin menjadikan kematian Usamah bin Laden ini, membangun kembali citra AS sebagai kekuatan global yang sudah mulai kehilangan pengaruhnya dipanggung internasional.

Intelijen Pakistan (ISI) mempunyai data dan catatatan lengkap siapa saja yang masuk Pakistan, dan kemudian menyeberang ke Afghanistan. ISI juga mempunyai data lengkap tokoh-tokoh Pakistan dan Afghanistan yang terlibat dalam konflik sekarang ini di Afghanistan. IS juga mengetahui pergerakan tokoh-tokoh itu, dan hanya menunggu giliran waktu, tokoh-tokoh itu, dijadikan “barang” dagangan dengan fihak-fihak yang mempunyai kepentingan. Sesuai dengan “deal ” politik yang dicapai antara fihak-fihak yang mempunyai kepentingan.

Mengapa moment kematian Usamah bin Laden di pilih sekarang ini? Apa latar belakang langkah-langkah yang diambil oleh fihak intelijen Pakistan (ISI) dengan CIA, yang harus mencapai kesepakatan, kemudian mengakhiri hidup  tokoh Usamah bin Laden itu?
Tentu, fihak yang paling berkepentingan dengan saat sekarang ini, tak lain adalah AS dan Barack Obama. Mengapa AS dan Barack Obama, negara dan tokoh yang paling mempunyai kepentingan atas kematian Usama bin Laden?

Pertama, peristiwa kematian Usama  bin Laden, sangat menguntungkan bagi Presiden Barack Obama, yang  populeritasnya sudah sangat menurun, dibandingkan saat awal dia menjabat Presiden di Gedung Putih. Citra Obama terus merosot,  dan sampai titik yang paling rendah. Karena Presiden AS itu gagal mengatasi krisis ekonomi.

Di masa pemerintah Barack Obama ini, AS dihadapkan oleh “disaster” ekonomi, di mana AS mempunyai utang jumlahnya mencapai $ 14,7 triliun dolar atau setara dengan 97 persen PDB nya. Selain itu, AS mengalami defisit anggarannya mencapai $ 1,6 triliun, dan masih ditambah dengan defisit perdagangan yang terus-menerus.  Obama juga masih harus menghadapi hantaman dari Partai Republik, sehingga semua keputusan politik, yang sudah diambil tentang kebijakan-kebijakan, gagal diimplementasikan.

AS benar-benar mengalami keterpurukan sebagai negara adidaya. AS mengalami defisit kepercayaan (distrust) oleh sekutu-sekutunya di seluruh dunia. Tidak ada lagi yang dapat dibanggakan tentang AS, karena ekonomi terus merosot dan peranannya di dunia juga menurun. Termasuk dalam perang di Irak dan Afghanistan. Ini akan menjatuhkan kredibelitas dan kepercayaan, bukan hanya dunia luar terhadap AS, tetapi oleh rakyat AS terhadap pemerintahan Obama.

Tahun depan Presiden Obama akan mencalonkan dirinya lagi. Tahun 20012 akan berlangsung pemilihan presiden. Dengan dibayang-bayangi kegagalan ekonomi, utang, dan keamanan global, perubahan politik di dunia Arab, dan Afrika Utara, yang sangat tidak mendukung bagi bangkitnya kembali Obama bisa tetap bertahan di Gedung Putih. Semua faktor yang ada itu, membuat Obama menjad tokoh, yang sangat tidak populer di mata rakyat AS. Sekalipun, berbagai jajak pendapat masih mengunggulkan Obama, karena memang tidak ada saingannya.

Kematian Usamah bin Laden, yang memomentumnya diambil sekarang ini, hanya sebuah hasil dari “deal” politik antara pejabat keamanan dan intelijen Pakistan (ISI) dengan intelijen AS (CIA), dan tujuan mengangkat kembali posisi AS yang sudah runtuh, dan bangkrut secara politik dan ekonomi serta militer.

Berhasilnya militer AS yang   dibantu oleh intelijen Pakistan membunuh Usamah bin Laden, mungkin bisa menaikan kembali bobot dan sosok Presiden Barack Obama yang akan melakukan kampanye pemilihan presiden AS. Sebuah langkah-langkah yang sangat strategis, dan sekaligus membangkitkan kembali kepercayaan dunia dan sekutunya, bahwa AS masih kuat dan mempunyai “gigi” menghadapi ancaman keamanan global.

Pertanyaannya adalah dengan kematian Usamah bin Laden ini, dapat dipertanggungjawabkan sebagai pertanda berakhirnya ancaman keamanan global? Selama ini kekacauan dan ancaman keamanan global selalu dikaitkan dengan isu Al-Qaidah dan Usamah bin Laden.


Kematian Usamah bin Laden, jangka pendek, hanya bermanfaat bagi Presiden Barack Obama dan AS, yang memunyai kepentingan dengan kematian tokoh al-Qaidah itu. Dan, kematian Bin Laden akan mengangkat kembali  pamor presiden AS yang bekulit hitam itu. Wallahlu’alam.


Tidak ada komentar: