Selasa, 17 September 2013

Kisah Edy Sampak Ajudan Presiden Soekarno, Tempe dan Blusukannya

Jurnalis Independen: Saat penulis bertemu dengan seseorang yang mengaku bernama Edy Sampak di sebuah warung. Edy Sampak sebenarnya adalah nama julukan seorang pejuang revolusi. Pada saat itu, nama ini menjadi buah bibir sepanjang kawasan Tapalkuda. Mulai Banyuwangi hingga Sidoarjo, nama ini melegenda pada jaman agresi Belanda I.


Dari Edy Sampak, yang pernah menjadi ajudan Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno, diketahui banyak cerita tentang tempe. Presiden Soekarno, selalu mengajak makan bersama para ajudannya di meja makan bersama keluarganya. Lauk bernama tahu dan tempe, tak pernah kosong dari meja makan dan menjadi menu santapan utama setiap hari Presiden Soekarno yang juga seorang Proklamator itu.

Jika makan, menurut Edy Sampak, Presiden Soekarno tak pernah menggunakan sendok apalagi garpu. Soekarno terlihat lahap menyantap hidangan dengan tangan telanjang. Tentu saja setelah mencuci tangannya terlebih dahulu.

Selain masalah tempe, banyak kisah-kisah mistis yang terkait dengan Soekarno dikisahkan Edy Sampak. Sayangnya, Edy Sampak tak mau menyebutkan nama aslinya. Yang jelas, jika saat ini masih hidup mantan pejuang bahkan masyarakat sekitar wilayah Tapalkuda, pasti mengenal dirinya, minimal mendengar nama Edy Sampak. Lelaki yang mengaku tinggal di Mojokerto ini amat bangga dengan ketokohan, kebijakan dan gaya blusukan Soekarno yang kini diterapkan oleh Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta.

Saat menjadi ajudan Presiden Soekarno, Edy Sampak sering dibuat kelabakan dan kebingungan. Sebabnya, Presiden Soekarno diketahui sering menghilang dari kamarnya selepas Isya’. Soekarno pergi blusukan menyatu dengan warga sekitar tanpa diketahui baik oleh warga maupun oleh Paspampres, termasuk oleh Edy Sampak.

Menjelang waktu subuh, Soekarno datang dari blusukannya dan membangunkan Edy Sampak yang masih tertidur didepan pintu kamar Bung Karno yang dijaganya. Hal ini tidak terjadi sekali dua kali. Hingga suatu ketika menurut Edy Sampak, saat itu jam baru menunjukkan pukul 06.00 pagi. Seorang petani masuk melewati pintu gerbang penjagaan istana. Petani itu memaksa masuk untuk meminta pupuk di istana, waktu itu di istana Bogor.

Petani itu mengaku bertemu dengan Presiden Soekarno pada malam hari di sebuah warung. Di warung itulah, si petani berkeluh kesah akan ladangnya yang tidak bisa tergarap dengan baik dan menghasilkan panen lantaran tidak memiliki pupuk. Soekarno yang sedang blusukan dan duduk di warung, ngobrol dengan penduduk setempat, memberikan selembar kertas yang ditanda tangani dan memberikan kepada petani tersebut.

Surat itu berisi, agar si petani datang ke istana dan meminta pupuk ke istana, agar ia bisa memupuk ladangnya dan alhirnya menghasilan panen yang baik dan berlimpah bagi si petani.

Tentu saja penjaga istana menolak keinginan petani tersebut. Edy sampak pun mendatangi cekcok mulut itu dan meminta bukti surat yang menurut pengakuan petani berasal dari Presiden Soekarno tadi malam. Melihat tulisan dan tandatangan di kertas yang disodorkan petani, Edy Sampak tertegun, bimbang, heran beberasa saat. Saat kebingunan itu, terdengar suara Presiden Soekarno memanggil namanya. Presiden Soekarnopun menanyakan perihal keributab di pintu gerbang istana itu. Edy Sampakpun menjelaskan apa yang terjadi dan menunjukkan selembar kertas yang berisi tulisan dan tandatangan Sang Presiden.

Melihat surat itu, langsung Presiden Soekarno memerintahkan Edy Sampak mengambil sekarung pupuk dan memberikan selembar uang untuk diberikan kepada si petani. Edy Sampak hanya bisa bengong atas hasil blusukan Presiden Soekarno setiap malam yang tanpa ia ketahui dari mana jalan keluar Sang Presiden, padahal hanya ada satu pintu keluar kamar yang dijaganya. Sedangkan sebuah candela yang ada di kamar presiden juga selalu dijaga anak buahnya, namun Bung Karno Sang Presiden, tetap bisa keluar dan blusukan setiap malam seperti gaya Umar bin Khatab dalam sejarah pemimpin islam. Anehnya, gaya ini kini dimiliki oleh Gubernur DKI Jokowi yang kian santer di idolakan masyarakat kelas bawah untuk memimpin negeri ini pada tahun 2014 mendatang. 

Tidak ada komentar: