Kamis, 14 Februari 2013

Susuk Pengasih Nyai Singa Bawuk



Media susuk ini adalah bulu kemaluan seekor harimau. Siapa yang memasangnya, jika dia perempuan, akan menjadi binal, hot dan sangat ekpresif dalam perilaku biologis. Berikut sebuah kisah nyata pemasang susuk kramat super langka ini….


Dulu, dia dikenal sebagai perempuan cantik penebar pesona. Namun kini dia hanya bisa berbaring lemas hampir tanpa daya. Teriakan kesaktian setiap malam memecah dari mulutnya yang kering dan kisut. Entah apa yang dirasakannya. Mungkin kesakitan, atau mungkin juga ketakutan.

Kenyataan tragis itu harus dialaminya hanya karena sewaktu muda dia tergofa memburu nafsu dan ego keduniawian. Dia rela diperbudak kekuatan gaib yang berasal dari aura harimau betina yang sedang birahi, yang sukmanya dimasuki setan betina yang haus seks.

Dia terlahir dari pasangan orang tua yang secara kebetulan memiliki kelebihan dalam bidang supranatural. Sulistyawati namanya. Sejak masih kecil kehidupannya sangat kental dengan aroma mistis, meski ayahnya yang mendalami ilmu mistik kejawen itu tidak pernah menurunkan ilmu-ilmu miliknya kepada putrinya ini.

Diusia 16 tahun, Sulis, begitu biasanya ia dipanggil, dijodohkan dengan lelaki murid terkasih bapaknya. Sebut saja bernama Pristono. Lelaki yang sudah berusia 30 tahun ini sangat ngemong, sehingga rumah tangga mereka selama 4 tahun berjalan sangat rukun. Sayangnya, mereka tak dikaruniai keturunan. Sampai di usia 34 tahun, usia yang sangat muda, Pristono meninggal karena suatu penyakit yang disebut orang desa dengan istilah “angin duduk”.

Di usia 20 tahun, jadilah Sulis hidup menjanda. Statusnya ini sering menimbulkan kondisi yang tidak enak. Dia kerap kali jadi bahan gunjingan di kampungnya. Karena janda muda dan cantik, dia juga sering jadi bahan cemburu buta para ibu di desanya. Merasa tak tahan dengan keadaan tersebut, akhirnya Sulis melangkahkan kakinya untuk merantau ke Sumatera. Dia ikut menumpang di rumah kakaknya.

Di Sumatera Sulistyawati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya. Tanpa bisa dikendalikan, janda muda ini jatuh cinta pada anak majikannya. Sudah dapat dipastikan, pemuda tampan itu tak mungkin sudi menanggapi cinta janda kembang dari desa terpencil di pelosok Jawa ini. Sulis sama sekali tidak sepadan dengan dirinya.

Cinta bertepuk sebelah tangan akhirnya membawa Sulistyawati berkenalan dengan dunia mistis. Dia menemui Mbah Darto, orang sakti yang juga berasal dari Jawa dan kebetulan adalah saudara seperguruan Bapaknya Darto,.trenyuh oleh nasib yang menimpa Trista, Mbah Darto menyarankan agar janda muda ini memasang susuk bulu kemaluan harimau betina yang sedang birahi, atau dalam istilah wong Jawa disebut Susuk Pengasih Nyai Singo Bawuk. Susuk ini tingkat kesulitannya luar biasa, karena mencarinya harus menunggu saat musim kawin harimau. Saat si raja rimba sedang melangsungkan hasrat birahinya, maka harus dibunuh. Yang betina untuk si pemasang wanita, demikian pula yang jantan untuk di pasangkan pada laki-laki.

Menurut pengakuan Sulistyawati, untuk pemasangan susuk harimau birahi ini harus diambilkan bulu yang tumbuh (maaf) di kemaluan harimau tersebut, meski hanya satu helai saja. Cara pemasangannya dengan ritual yang rumit. Seteklah bulu kemaluan harimau disiapkan, maka kewanitaan Trista dibasuh dengan darah harimau. Lalu, dengan cara gaib, bulu kemaluan harimau itu dipasangkan di bagian terlarang tersebut. Hasilnya memang luar biasa. Setelah memasang susuk keramat ini, anak majikan Sulistyawati yang tampan itu langsung bertekuk lutut di bawah kakinya.

Singkat cerita, mereka pun menikah. Sulis merasa dapat menggapai keinginannya, meski sesungguhnya pernikahan itu terjadi tanpa didasari kasih sejati sebagaimana wajarnya. Dalam rentang perjalanan waktu, karena pengaruh Susuk Pengasih Nyai Singa Bawuk, akhirnya Sulis tak dapat mengendalikan nafsu birahinya. Dia telah dikuasai kekuatan gaib yang bersemayam dalam susuk tersebut. Sejak itu, mulailah badai menerjang bahtera rumah tangganya.

Setelah harta dan kejantanan suaminya habis, Sulistyawati meninggalkannya. Dia lari mengejar impiannya untuk memuaskan nafus birahinya, sekaligus mengumpulkan harta duniawi. Sulistyawati memilih kembali ke tanah Jawa. Tapi dia berlabuh di Jakarta. Di kota ini dia semakin menjadi-jadi. Dia terjun ke dunia hitam pelacuran. Hebatnya, setiap laki-laki hidung belang yang berhubungan intim dengan dirinya pasti akan ketagihan, sehingga banyak diantara mereka yang ludes uang atau harta bendanya.

Sebenarnya, Sulistyawati bukanlah gadis yang matre. Ini semua karena pengaruh susuk harimau betina tersebut, sehingga dia menjadi liar. Dan keliarannya membutuhkan biaya yang tinggi demi memenuhi selera live stylenya yang telah berubah. Dia bukan lagi gadis kampung yang lugu dan apa adanya. Untuk semua ini, sudah tentu dia membutuhkan uang banyak. Begitulah! Petualangan Sulis baru berhenti ketika dia jatuh ke dalam pelukan seorang duda hiperseks. Jadi klop sudah mereka. Kebetulan juga lelaki bernama Harmoko ini punya kehidupan yang lumayan. Mereka menikah, dan Sulis terentaskan dari lembah hitam. Sayang, pernikahan ketiganya inipun juga tak dikaruniai anak. Di usia 50 tahun, usaha Harmoko bangkrut karena ditipu beberapa rekan bisnisnya. Akhirnya mereka jatuh miskin.

Biaya hidup di Jakarta sangat mahal. Karenanya mereka memutuskan pulang ke kampung halaman Sulis di Jawa. Di tempat tinggalnya yang baru, Sulis mulai tekun memperdalam ilmu klenik. Dan akhirnya membawa dirinya bertemu dengan roh gaib yang bernama Nyai Pilut. Dari bisikan Nyai Pilut inilah, Sulis tahu sesuatu masalah yang ditanyakan orang lain. Ya, Sulistyawati menjadi dukun prewangan.
Tak lama kemudian, Nama Sulis cukup kondang di daerahnya. Banyak orang datang kepadanya. Merasa dendam dengan nasib buruk yang menimpa Hormoko, suaminya, yang ditipu rekan bisnisnya, maka mendorong Sulis sering menipu orang yang datang padanya, dengan pembayaran jasa kleniknya yang cukup mahal. Ada-ada saja alasan yang digunakan untuk mengeruk uang pasiennya.

Karena kelewat komersil, nama Sulis akhirnya redup bak ditelan malam. Menurut orang-orang dekatnya, Sulis telah ditinggal pergi oleh Nyi Pilut, yang tidak suka Sulis berubah perangai menipu orang-orang yang meminta pertolongan padanya. Akhirnya Sulis jatuh miskin lagi. Dan yang lebih mengenaskan, Harmoko terkena stroke. Lima tahun sakit akhirnya dia meninggal dunia. Sulis sering merenung, sekarang dia sendiri, tak punya siapa-siapa untuk berbagi cerita. Padahal dia benar-benar mencintai suaminya itu. Usia Sulistyawati sekarang telah 75 tahun. Sejak Harmoko meninggal, dia memang sudah tak mau lagi bersentuhan dengan laki-laki, meski itu sangat berat. Ketuaan telah menggerogoti raganya. Dia jatuh terkulai tak berdaya.

Dalam ketidakberdayaan ini setiap malam, nenek Sulis kerap berteriak-teriak kesakitan dan kadang-kadang menggeram bak seekor harimau. Oleh adik-adiknya, diusahakan cari syarat piranti gaib. Dari hasil deteksi ahli batin seorang paranormal wanita yang disapa akrab Jeng Rahayu dikatakan; “Ada 9 susuk ditubuh Mbah Sulistyawati, yang delapan saya sanggup mencabut, tapi yang satu, yang dipasang di kemaluannya, rasanya perlu waktu untuk mempelajarinya.”

Menurut Ratna, salah seorang adik Mbah Sulis, ke-8 susuk pengasih berhasil dicabut oleh Jeng Rahayu. Untuk susuk yang satunya sedang mohon petunjuk pada Tuhan. Dua minggu kemudian, Jeng Rahayu bilang, kalau susuk itu bisa dikurangi daya gaibnya dengan Jadem Arab.

Jadem adalah tanaman semacam agave atau disebut lidah buaya, tapi yang tumbuh di gurun Arab. Entah dari mana dapatnya, sejak diberi Jadem Arab itu, teriakan nenek Sulis tak begitu memilukan. Tapi tetap saja, ia menjerit-jerit hampir tiap malam, meski frekuensinya berkurang.

Jeng Rahayu juga bilang pada Ratna, Susuk Pengasih Nyai Singa Bawuk hanya dapat dihilangkan dengan darah kucing kembang talon (belang tiga) jantan dan tapelan kulitnya. Betapa sulitnya mencari kucing kembang talon jantan, sebab kucing jantan jenis ini pasti dibunuh induknya sendiri, atau kucing dewasa lainnya bila diketahui hidup. Konon, bila sampai tumbuh dewasa ia akan menjadi rajanya kucing.

Tapi, puji syukur, Ratna, bisa mendapatkan kucing dimaksud meski masih anakan. Kucing mungil yang masih sangat muda itu dipotong, darahnya digunakan untuk membasuh kemaluan Nenek Sulistyawati, lalu kulitnya yang sudah diseset ditempelkan di tempat terlarang itu.

Ritual tersebut dilakukan sore hari. Menjelang tengah malam, tiba-tiba nenek Sulis menjerit sangat keras dan mengaum panjang seperti harimau. Kata Ratna, dari pusarnya keluar cahaya kemerahan, meluncur menembus genteng. Tak lama kemudian, Nenek Sulistyawati tertidur pulas. Satu minggu sejak peristiwa itu, Nenek Sulis tiap malam tak teriak-teriak lagi dan tak menggeram. Nenek renta itu akhirnya wafat dalam damai setelah susuk Nyi Singo Bawuk terlepas dari raganya.

Dari kisah nyata tersebut, penulis berharap kepada segenap pembaca untuk menjadikan cermin kisah diatas. Dengan harapan agar kita sebagai manusia selalu mawas diri dan tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akidah dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika pelanggaran dan persekutuan dengan syetan dilakukan, maka kehidupan yang gelap menanti kita dikelak kemudian hari. Sebab hidup ini dijalani oleh manusia tidak hanya di alam dunia nyata saja, tetapi ada alam lain yang langgeng bagi manusia.@zoe

Tidak ada komentar: