Media susuk ini adalah bulu kemaluan seekor harimau. Siapa yang memasangnya, jika dia perempuan, akan menjadi binal, hot dan sangat ekpresif dalam perilaku biologis. Berikut sebuah kisah nyata pemasang susuk kramat super langka ini….
Dulu, dia dikenal
sebagai perempuan cantik penebar pesona. Namun kini dia hanya bisa berbaring
lemas hampir tanpa daya. Teriakan kesaktian setiap malam memecah dari mulutnya
yang kering dan kisut. Entah apa yang dirasakannya. Mungkin kesakitan, atau
mungkin juga ketakutan.
Kenyataan tragis itu
harus dialaminya hanya karena sewaktu muda dia tergofa memburu nafsu dan ego
keduniawian. Dia rela diperbudak kekuatan gaib yang berasal dari aura harimau
betina yang sedang birahi, yang sukmanya dimasuki setan betina yang haus seks.
Dia terlahir dari
pasangan orang tua yang secara kebetulan memiliki kelebihan dalam bidang supranatural.
Sulistyawati namanya. Sejak masih kecil kehidupannya sangat kental dengan aroma
mistis, meski ayahnya yang mendalami ilmu mistik kejawen itu tidak pernah
menurunkan ilmu-ilmu miliknya kepada putrinya ini.
Diusia 16 tahun, Sulis,
begitu biasanya ia dipanggil, dijodohkan dengan lelaki murid terkasih bapaknya.
Sebut saja bernama Pristono. Lelaki yang sudah berusia 30 tahun ini sangat
ngemong, sehingga rumah tangga mereka selama 4 tahun berjalan sangat rukun.
Sayangnya, mereka tak dikaruniai keturunan. Sampai di usia 34 tahun, usia yang
sangat muda, Pristono meninggal karena suatu penyakit yang disebut orang desa
dengan istilah “angin duduk”.
Di usia 20 tahun,
jadilah Sulis hidup menjanda. Statusnya ini sering menimbulkan kondisi yang
tidak enak. Dia kerap kali jadi bahan gunjingan di kampungnya. Karena janda
muda dan cantik, dia juga sering jadi bahan cemburu buta para ibu di desanya. Merasa
tak tahan dengan keadaan tersebut, akhirnya Sulis melangkahkan kakinya untuk
merantau ke Sumatera. Dia ikut menumpang di rumah kakaknya.
Di Sumatera Sulistyawati
bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya. Tanpa bisa
dikendalikan, janda muda ini jatuh cinta pada anak majikannya. Sudah dapat
dipastikan, pemuda tampan itu tak mungkin sudi menanggapi cinta janda kembang
dari desa terpencil di pelosok Jawa ini. Sulis sama sekali tidak sepadan dengan
dirinya.
Cinta bertepuk
sebelah tangan akhirnya membawa Sulistyawati berkenalan dengan dunia mistis.
Dia menemui Mbah Darto, orang sakti yang juga berasal dari Jawa dan kebetulan
adalah saudara seperguruan Bapaknya Darto,.trenyuh oleh nasib yang menimpa
Trista, Mbah Darto menyarankan agar janda muda ini memasang susuk bulu kemaluan
harimau betina yang sedang birahi, atau dalam istilah wong Jawa disebut Susuk
Pengasih Nyai Singo Bawuk. Susuk ini tingkat kesulitannya luar biasa, karena
mencarinya harus menunggu saat musim kawin harimau. Saat si raja rimba sedang melangsungkan
hasrat birahinya, maka harus dibunuh. Yang betina untuk si pemasang wanita,
demikian pula yang jantan untuk di pasangkan pada laki-laki.
Menurut pengakuan Sulistyawati,
untuk pemasangan susuk harimau birahi ini harus diambilkan bulu yang tumbuh
(maaf) di kemaluan harimau tersebut, meski hanya satu helai saja. Cara
pemasangannya dengan ritual yang rumit. Seteklah bulu kemaluan harimau
disiapkan, maka kewanitaan Trista dibasuh dengan darah harimau. Lalu, dengan
cara gaib, bulu kemaluan harimau itu dipasangkan di bagian terlarang tersebut.
Hasilnya memang luar biasa. Setelah memasang susuk keramat ini, anak majikan Sulistyawati
yang tampan itu langsung bertekuk lutut di bawah kakinya.
Singkat cerita,
mereka pun menikah. Sulis merasa dapat menggapai keinginannya, meski
sesungguhnya pernikahan itu terjadi tanpa didasari kasih sejati sebagaimana
wajarnya. Dalam rentang perjalanan waktu, karena pengaruh Susuk Pengasih Nyai
Singa Bawuk, akhirnya Sulis tak dapat mengendalikan nafsu birahinya. Dia telah
dikuasai kekuatan gaib yang bersemayam dalam susuk tersebut. Sejak itu,
mulailah badai menerjang bahtera rumah tangganya.
Setelah harta dan
kejantanan suaminya habis, Sulistyawati meninggalkannya. Dia lari mengejar
impiannya untuk memuaskan nafus birahinya, sekaligus mengumpulkan harta
duniawi. Sulistyawati memilih kembali ke tanah Jawa. Tapi dia berlabuh di
Jakarta. Di kota ini dia semakin menjadi-jadi. Dia terjun ke dunia hitam pelacuran.
Hebatnya, setiap laki-laki hidung belang yang berhubungan intim dengan dirinya
pasti akan ketagihan, sehingga banyak diantara mereka yang ludes uang atau
harta bendanya.
Sebenarnya, Sulistyawati
bukanlah gadis yang matre. Ini semua karena pengaruh susuk harimau betina
tersebut, sehingga dia menjadi liar. Dan keliarannya membutuhkan biaya yang
tinggi demi memenuhi selera live stylenya yang telah berubah. Dia bukan lagi
gadis kampung yang lugu dan apa adanya. Untuk semua ini, sudah tentu dia
membutuhkan uang banyak. Begitulah! Petualangan Sulis baru berhenti ketika dia
jatuh ke dalam pelukan seorang duda hiperseks. Jadi klop sudah mereka.
Kebetulan juga lelaki bernama Harmoko ini punya kehidupan yang lumayan. Mereka
menikah, dan Sulis terentaskan dari lembah hitam. Sayang, pernikahan ketiganya
inipun juga tak dikaruniai anak. Di usia 50 tahun, usaha Harmoko bangkrut
karena ditipu beberapa rekan bisnisnya. Akhirnya mereka jatuh miskin.
Biaya hidup di
Jakarta sangat mahal. Karenanya mereka memutuskan pulang ke kampung halaman Sulis
di Jawa. Di tempat tinggalnya yang baru, Sulis mulai tekun memperdalam ilmu
klenik. Dan akhirnya membawa dirinya bertemu dengan roh gaib yang bernama Nyai
Pilut. Dari bisikan Nyai Pilut inilah, Sulis tahu sesuatu masalah yang
ditanyakan orang lain. Ya, Sulistyawati menjadi dukun prewangan.
Tak lama kemudian, Nama
Sulis cukup kondang di daerahnya. Banyak orang datang kepadanya. Merasa dendam
dengan nasib buruk yang menimpa Hormoko, suaminya, yang ditipu rekan bisnisnya,
maka mendorong Sulis sering menipu orang yang datang padanya, dengan pembayaran
jasa kleniknya yang cukup mahal. Ada-ada saja alasan yang digunakan untuk
mengeruk uang pasiennya.
Karena kelewat
komersil, nama Sulis akhirnya redup bak ditelan malam. Menurut orang-orang
dekatnya, Sulis telah ditinggal pergi oleh Nyi Pilut, yang tidak suka Sulis
berubah perangai menipu orang-orang yang meminta pertolongan padanya. Akhirnya Sulis
jatuh miskin lagi. Dan yang lebih mengenaskan, Harmoko terkena stroke. Lima
tahun sakit akhirnya dia meninggal dunia. Sulis sering merenung, sekarang dia
sendiri, tak punya siapa-siapa untuk berbagi cerita. Padahal dia benar-benar
mencintai suaminya itu. Usia Sulistyawati sekarang telah 75 tahun. Sejak
Harmoko meninggal, dia memang sudah tak mau lagi bersentuhan dengan laki-laki,
meski itu sangat berat. Ketuaan telah menggerogoti raganya. Dia jatuh terkulai
tak berdaya.
Dalam
ketidakberdayaan ini setiap malam, nenek Sulis kerap berteriak-teriak kesakitan
dan kadang-kadang menggeram bak seekor harimau. Oleh adik-adiknya, diusahakan
cari syarat piranti gaib. Dari hasil deteksi ahli batin seorang paranormal
wanita yang disapa akrab Jeng Rahayu dikatakan; “Ada 9 susuk ditubuh Mbah Sulistyawati,
yang delapan saya sanggup mencabut, tapi yang satu, yang dipasang di
kemaluannya, rasanya perlu waktu untuk mempelajarinya.”
Menurut Ratna, salah
seorang adik Mbah Sulis, ke-8 susuk pengasih berhasil dicabut oleh Jeng Rahayu.
Untuk susuk yang satunya sedang mohon petunjuk pada Tuhan. Dua minggu kemudian,
Jeng Rahayu bilang, kalau susuk itu bisa dikurangi daya gaibnya dengan Jadem
Arab.
Jadem adalah tanaman
semacam agave atau disebut lidah buaya, tapi yang tumbuh di gurun Arab. Entah
dari mana dapatnya, sejak diberi Jadem Arab itu, teriakan nenek Sulis tak
begitu memilukan. Tapi tetap saja, ia menjerit-jerit hampir tiap malam, meski
frekuensinya berkurang.
Jeng Rahayu juga
bilang pada Ratna, Susuk Pengasih Nyai Singa Bawuk hanya dapat dihilangkan
dengan darah kucing kembang talon (belang tiga) jantan dan tapelan kulitnya. Betapa
sulitnya mencari kucing kembang talon jantan, sebab kucing jantan jenis ini
pasti dibunuh induknya sendiri, atau kucing dewasa lainnya bila diketahui
hidup. Konon, bila sampai tumbuh dewasa ia akan menjadi rajanya kucing.
Tapi, puji syukur, Ratna,
bisa mendapatkan kucing dimaksud meski masih anakan. Kucing mungil yang masih
sangat muda itu dipotong, darahnya digunakan untuk membasuh kemaluan Nenek
Sulistyawati, lalu kulitnya yang sudah diseset ditempelkan di tempat terlarang
itu.
Ritual tersebut
dilakukan sore hari. Menjelang tengah malam, tiba-tiba nenek Sulis menjerit
sangat keras dan mengaum panjang seperti harimau. Kata Ratna, dari pusarnya
keluar cahaya kemerahan, meluncur menembus genteng. Tak lama kemudian, Nenek
Sulistyawati tertidur pulas. Satu minggu sejak peristiwa itu, Nenek Sulis tiap
malam tak teriak-teriak lagi dan tak menggeram. Nenek renta itu akhirnya wafat
dalam damai setelah susuk Nyi Singo Bawuk terlepas dari raganya.
Dari kisah nyata
tersebut, penulis berharap kepada segenap pembaca untuk menjadikan cermin kisah
diatas. Dengan harapan agar kita sebagai manusia selalu mawas diri dan tidak
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akidah dan kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Jika pelanggaran dan persekutuan dengan syetan dilakukan, maka
kehidupan yang gelap menanti kita dikelak kemudian hari. Sebab hidup ini
dijalani oleh manusia tidak hanya di alam dunia nyata saja, tetapi ada alam
lain yang langgeng bagi manusia.@zoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar