Prabhu
Brawijaya Kepincut Putri Champa
Oleh : Damar Shashangka
Dewi
Anarawati berhasil merebut hati Prabhu Brawijaya. Dia lantas menggulirkan
rencana selanjutnya setelah berhasil menyingkirkan pesaingnya, Tan Eng Kian. Dewi
Anarawati meminta kepada Prabhu Brawijaya agar saudara-saudaranya yang muslim,
yang banyak tinggal dipesisir utara Jawa, dibangunkan sebuah Ashrama, sebuah
Peshantian, sebuah Padepokan.
Majapahit atau Wilwatikta adalah
sebuah Imperium, Kerajaan besar. Sebuah Imperium, yang wilayahnya membentang
dari ujung utara pulau Sumatera sampai Papua. Bahkan, Malaka yang sekarang
dikenal dengan nama Malaysia, termasuk wilayah kerajaan Majapahit. Bagaimana
bisa kerajaan sekaliber Majapahit bisa runtuh?
Majapahit berdiri pada tahun 1293
Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja
beliau bergelar Shrii Kertarajasha Jayawardhana. Eksistensi Wilwatikta atau
lebih membumi dengan sebutan Majapahit, sangat disegani diseluruh dunia.
Diwilayah Asia, hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China.
Di Asia ini, pada abad XI, hanya ada dua Kerajaan besar, Tiongkok dan
Majapahit.
Lambang Negara Majapahit adalah
Surya. Benderanya berwarna Merah dan Putih. Melambangkan darah putih dari ayah
dan darah merah dari ibu. Lambang nasionalisme sejati. Lambang kecintaan pada
bhumi pertiwi. Karma Bhumi. Dan pada jamannya, Majapahit pernah menjadi Negara
adikuasa, superpower, layaknya Amerika dan Inggris sekarang. Pusat pemerintahannya
ada di Trowulan, sekarang didaerah Mojokerto, Jawa Timur. Pelabuhan
Internasional- nya waktu itu adalah Gresik.
Agama resmi Negara adalah Hindhu
aliran Shiva dan Buddha. Dua agama besar ini dikukuhkan sebagai agama resmi
Negara. Sehingga kemudian muncul istilah agama Shiva Buddha. Nama Majapahit
sendiri diambil dari nama pohon kesayangan Deva Shiva, Avatara Brahman, yaitu
pohon Bilva atau Vilva. Di Jawa pohon ini terkenal dengan nama pohon Maja, dan
rasanya memang pahit.
Maja yang pahit ini adalah pohon
suci bagi penganut agama Shiva, dan nama dari pohon suci ini dijadikan nama
kebesaran dari sebuah Emperor di Jawa. Dalam bahasa sanskerta, Majapahit juga
dikenal dengan nama Vilvatikta (Wilwatikta).
Sehingga, selain Majapahit (baca
: Mojopait) orang Jawa juga mengenal Kerajaan besar ini dengan nama Wilwatikta.
(Wilwotikto)
Kebesaran Majapahit mencapai
puncaknya pada jaman pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani
(1328-1350 M). Dan mencapai jaman keemasan pada masa pemerintahan Prabhu Hayam
Wuruk (1350-1389 M) dengan Mahapatih Gajah Mada-nya yang kesohor dipelosok
Nusantara itu. Pada masa itu kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat
Nusantara. Benar-benar jaman yang gilang gemilang!
Stabilitas Majapahit sempat koyak
akibat perang saudara selama lima tahun yang terkenal dengan nama Perang
Pare-greg (1401-1406 M). Peperangan ini terjadi karena Kadipaten Blambangan
hendak melepaskan diri dari pusat Pemerintahan. Blambangan yang diperintah oleh
Bhre Wirabhumi berhasil ditaklukkan oleh seorang ksatria berdarah Blambangan
sendiri yang membelot ke Majapahit, yaitu Raden Gajah. (Kisah ini terkenal
didalam masyarakat Jawa dalam cerita rakyat pemberontakan Adipati Blambangan
Kebo Marcuet)
Namun, sepeninggal Prabhu
Wikramawardhana, ketika tahta Majapahit dilimpahkan kepada Ratu Suhita, Malahan
Raden Gajah yang kini hendak melepaskan diri dari pusat pemerintahan karena
merasa diingkari janjinya. Dan tampillah Raden Paramesywara, yang berhasil memadamkan
pemberontakan Raden Gajah. Pada akhirnya, Raden Paramesywara diangkat sebagai
suami oleh Ratu Suhita.
Dalam cerita rakyat, inilah kisah
Damar Wulan. Ratu Suhita tak lain adalah Kencana Wungu.
Kondisi Majapahit stabil lagi.
Hingga pada tahun 1453 Masehi, tahta Majapahit dipegang oleh Raden Kertabhumi
yang lantas terkenal dengan gelar Prabhu Brawijaya (Bhre Wijaya). Pada jaman
pemerintahan beliau inilah, Islamisasi mulai merambah wilayah kekuasaan
Majapahit, dimulai dari Malaka. Dan kemudian, mulai masuk menuju ke pusat
kerajaan, ke pulau Jawa.
Benarkah masuknya Islam ke
Nusantara berlangsung dengan jalan damai lewat perdagangan Gujarat? Adakah
penumpahan darah pada usaha islamisasi Majapahit?
Di wilayah Kamboja selatan, dulu
terdapat Kerajaan kecil yang masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Kerajaan
Champa namanya.(Sekarang hanya menjadi perkampungan Champa). Kerajaan ini
berubah menjadi Kerajaan Islam semenjak Raja Champa memeluk agama baru itu.
Keputusan ini diambil setelah seorang ulama Islam datang dari Samarqand,
Bukhara. (Sekarang didaerah Rusia Selatan). Ulama ini bernama Syeh Ibrahim
As-Samarqand. Selain berpindah agama, Raja Champa bahkan mengambil Syeh Ibrahim
As-Samarqand sebagai menantu.
Raja Champa memiliki dua orang
putri. Yang sulung bernama Dewi Candrawulan.
Yang bungsu bernama Dewi
Anarawati. Syeh Ibrahim As-Samarqand dinikahkan dengan Dewi Candrawati. Dari
hasil pernikahan ini, lahirlah dua orang putra :
Yang sulung bernama Sayyid `Ali
Murtadlo. Yang bungsu bernama Sayyid `Ali Rahmad.
Karena berkebangsaan Champa
(Indo-china), Sayyid `Ali Rahmad juga dikenal dengan nama Bong Swie Hoo.
Kerajaan Champa dibawah kekuasaan
Kerajaan Besar Majapahit yang berpusat di Jawa. Pada waktu itu Majapahit
diperintah oleh Raden Kertabhumi atau Prabhu Brawijaya semenjak tahun 1453
Masehi. Beliau didampingi oleh adiknya Raden Purwawisesha sebagai Mahapatih.
Pada tahun 1466, Raden Purwawisesha mengundurkan diri dari jabatannya, dan
sebagai penggantinya diangkatlah Bhre Pandhansalas. Namun dua tahun kemudian,
yaitu pada tahun 1468 Masehi, Bhre Pandhansalas juga mengundurkan diri.@bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar