Sebuah
Wangsit dari Arwah Bung Karno
Megawati sudah
waktunya merebut ‘jatahnya’ yang pernah hilang. Tahun 2014, ramalan Jayabaya
menyebut, anak Soekarno tersebut bakal menduduki kursi RI-1. Tapi ada
syaratnya?
Dikisahkan, pada tahun 2002, seorang
pejabat tinggi negara pulang ke rumah orang tuanya di sebuah desa di Jawa
Tengah. Pejabat tersebut mengatakan bahwa pemilih Indonesia mayoritas berada di
daerah, sementara yang di kota besar menurut beliau kalah jauh jumlahnya.
Bedanya konstituen di pedesaan tidak pernah bersuara, sedangkan yang di kota
besar menang bersuara keras dan banyak yang sok tahu kata beliau.
Nah, sesampainya di kampung halamannya,
dipanggilah seorang wanita yang sudah sangat tua (sepuh) yang tak lain ibu
kandungnya. Pejabat itu iseng bertanya, "Bu, siapa sekarang presiden
Indonesia?"
Simbah itu dengan tegas mengatakan,
"Soekarno." Loh kok bisa? Pejabat itu kaget bercampur heran. Mengapa
ibunya bisa mengatakan presidennya Soekarno? Padahal saat itu presiden
Indonesia dijabat oleh Megawati Soekarnoputri.
Mungkin yang dimaksud Mega putri
Soekarno, tapi bukan Soekarno, demikian pikir pejabat tersebut. Lama kelamaan
pejabat itu baru menyadari sesuatu. Diketahuinya, selama ini banyak orang Jawa
di pedesaan selalu berfikirnya sederhana dan karena pengetahuannya seperti itu.
Dipikir Republik ini seperti kerajaan, ada HB-I sampai kini HB-X. Jadi
presidennya, pikir orang-orang desa ya Soekarno, entah saat itu Soekarno ke
berapa menurut wanita tua tersebut.
Nah,
walau pilpres 2014 masih setahun lagi, kini getaran pemilu dan pilpres mulai
terasa, walau masih berupa pengungkapan hasil survei.
Dari beberapa hasil survei, parpol yang
besar tetap tiga, Partai Demokrat, Golkar dan PDIP. Sementara capres yang
menguat Megawati, Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto. SBY sudah tidak lagi
menjabat karena sudah dua periode.
Lalu bagaimana dengan Megawati? Apakah
putri Soekarno masih mampu bersaing di kancah dunia perpolitikan pada 2014?
Mampukah dia membuktikan pendapat si ibu tua (simbah) tadi bahwa presidennya
Soekarno?
Ya, peluang tersebut masih besar,
mungkin saja Mega akan menjadi Soekarno-VIII pada 2014 nanti. Maksudnya orang
ke delapan di Indonesia yang menjadi presiden.
Pasalnya, dari hasil survei yang
dilakukan Jaringan Suara Indonesia (JSI) menunjukkan Mega memperoleh suara 23,8
persen jika Pilpres diadakan hari ini (2012). Survei ini dilakukan 10-15
Oktober dengan metode multistage random sampling, jumlah responden
1.200 orang. Survei dilakukan di 33 provinsi dengan metode pengumpulan data
dengan cara wawancara tatap muka dengan kuesioner. Margin of error
survei itu 2,9 persen.
Perolehan suara kedua terbanyak
diperoleh Prabowo Subianto 17,6 persen, kemudian Ketua Umum Golkar Aburizal
Bakrie 13,7 persen, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa 4,9 persen dan Menko Polkam
Djoko Suyanto 1,1 persen. Sedangkan 38,8 persen responden mengaku belum
memutuskan akan memilih siapa.
Tidak bisa dipungkiri, terkait dengan tingkat
kesukaan dan kepercayaan pada posisi pertama menurut JSI untuk Capres 2014
nanti tetap ditempati Megawati Soekarno Putri. Ini setiap kali dilakukan survei
kandidat Capres selalu di tempat pertama Megawati. Artinya, Megawati masih
diminati.
Itu jika dilihat ramalan dari sisi
intelijen. Begitu pula jika merujuk pada ramalan Jayabaya, maka presiden 2014
yang menjabat nanti akan tetap dimenangkan Megawati. Mengapa demikian?
Ramalan
Notonogoro
Jayabaya atau Prabu Jayabaya dikenal sebagai raja
sekaligus filsuf ulung. Beliau merupakan raja agung sekaligus filsuf yang
cermat karena kerap kali mengeluarkan ramalan, banyak diantaranya terbukti.
Ramalan dari Jayabaya yang terkenal diantaranya mengenai mobil, kapal terbang,
juga fenomena dukun aborsi.
Padahal ramalan itu dibuat sekitar tahun
1135 M dalam "Serat Jangka Jayabaya". Ramalan tersebut mampu
memprediksi kejadian-kejadian jauh melampaui jamannya. Disebut Jangka karena
seperti alat jangka yang mampu menarik atau mengukur jarak secara tepat, maksudnya
waktunya. Tidak hanya bersifat ramalan, tetapi akurasinya terukur.
Ramalan Jayabaya ini dikenal
khususnya di kalangan masyarakat Jawa yang dilestarikan secara turun
temurun oleh para pujangga. Asal usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat
pada kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak
keraguan keasliannya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yang
menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
Kini, semakin mendekati tahun 2014 yang
merupakan waktu pemilihan presiden, bursa capres di Indonesia mulai bergejolak.
Banyak orang-orang kini menjadikan ramalan
Jayabaya yang terkenal itu sebagai landasan dasarnya.
Jayabaya
pernah mengeluarkan ramalan soal siapa pemimpin bangsa ini dengan istilah notonogoro
atau natanagara. Penggalan
sastra Jawa kuno ini menyoal mitos kepemimpinan. Nama-nama mereka yang tampil
sebagai pemimpin dimitoskan oleh sepenggal kalimat pendek tersebut: NOTONOGORO.
Bagi penduduk Indonesia dari etnis Jawa,
“masa depan” kadang-kadang bisa dibaca dari apa yang telah dituliskan oleh para
pujangga Jawa jaman dahulu kala. Konon, pada suatu waktu Raja Jayabaya dari
Kadhiri (Kediri) meramalkan bahwa Nusantara (Indonesia) nanti akan dipimpin
oleh para pemimpin yang kalau dituliskan suku kata paling belakang dari
namanya, akan membentuk kata “Notonogoro”. Dalam bahasa Jawa, “Notonagoro”
berarti “menata negara”.
Jadi, pemimpin Indonesia juga disebut
sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk menata negara. Suku kata tersebut
ditulis dalam huruf Jawa yaitu honocoroko (ada utusan), dotosowolo
(berbeda pendapat), podojoyonyo (sama-sama menang), mogobotongo (sama-sama
kalah). Keduapuluh huruf Jawa itu mudah diberi huruf hidup hanya dengan
menambahkan tanda. Ditambah tanda di depan atau dibelakang yang disebut
ditaling tarung maka huruf A akan berubah menjadi O.
“Ramalan Jayabaya ini kini
menjadi referensi siapa bakal calon presiden paling potensial untuk menang di tahun
2014 mendatang,” demikian terang Ki Sabdo Jagad Royo, spiritualis asal Surabaya
kepada VICTORY.
Memang, di Jawa selama ini untuk
mengetahui siapa bakal calon pemimpin acapkali menggunakan perhitungan dengan
hal-hal berbau mistis. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh budaya yang masih
kental di kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Karena itu, sampai
detik ini muncul wacana bahwa presiden Indonesia harus orang Jawa.
Menurut Ki Sabdo, berturut-turut figur
yang tampil pun kebetulan namanya persis sama. Soekarno (No), Soeharto (To).
Tapi kemudian terjadi kecelakaan sejarah, dimana yang jadi presiden adalah BJ
Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri.
"Tiga presiden Indonesia terakhir
merupakan babad goro-goro. Jadi, bukan berarti penggalan kalimat Nogoro itu
batal," sahut Ki Sabdo ketika berbicara soal mitos dan perpolitikan di
tanah Jawa.
Lalu bagaimana bisa ketiga presiden itu
dikatakan masuk babad goro-goro dan bagaimana pula dengan status Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono?
Menjawab pertanyaan tersebut, Ki Sabdo mengatakan,
menurut jayabaya, presiden atau pemimpin yang akan memimpin Indonesia itu,
hanya sosok yang memiliki huruf belakang vocal ‘O’, ramalan ini sudah terbukti
dengan munculnya beberapa presiden berakhiran vocal ‘O’ seperti Soekarno,
Soeharto, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden atau pemimpin yang akan
memimpin Indonesia itu, hanya sosok yang memiliki huruf belakang vocal ‘O’ pada
nama belakangnya yang sesuai Ramalan Jayabaya
Menurut Ki Sabdo, nama presiden seperti Habibie,
Abdurahman Wahid, dan Megawati, ketiganya menurut ramalan ini, nampaknya tidak masuk hitungan sebagai presiden RI.
“Itu dikarenakan mereka tidak memiliki masa jabatan 5 tahun atau lebih dari 5 tahun
seperti presiden-presiden yang namanya berakhiran huruf ‘O’ itu,” lanjutnya.
Nah, No selanjutnya (Setelah Soeharto),
kata Ki Sabdo, adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Nah, Go di sini diartikan
pemimpin dengan akhiran Go atau Ga. Kalau dikaitkan dengan ramalan intelijen,
maka calon terkuat presiden 2014 adalah Mega. “Ini bisa saja terjadi kepada
Mega dengan akhiran Ga, bisa berubah terbaca menjadi Mego. Artinya beliaulah
yang akan menggantikan Yudhoyono,” imbuhnya.
Apalagi bila melihat sepak terjang Mega
di pilpres-pilpres sebelumnya dimana dia selalu dikalahkan oleh Presiden SBY,
bukan tidak mungkin kini posisi Mega menjadi terbuka lebar. Dan setelah SBY
turun nanti, kini kubu yang paling besar berpeluang hanya tinggal dua yakni Partai
Golkar dan PDIP.
Pasalnya dari hasil pilpres 2004 dan
2009, Mega selalu maju ke putaran kedua dan dia dikalahkan pasangan
SBY-JK. Begitu pula pada pilpres 2009, hasil dari pilpres langsung, Megawati
yang berpasangan dengan Prabowo Subianto kembali dikalahkan oleh pasangan
SBY-Boediono.
Dari fakta tersebut, yang terlihat jelas
adalah Mega telah dua kali menjadi runner-up capres, sementara SBY
menang dua kali. Nah yang sangat terlihat jelas pada partai final, kedua
calon masing-masing telah mempunyai pemilih solid. Citra keduanya tidak mampu
digoyahkan oleh calon yang masih tanggung ataupun dinilai masyarakat memiliki
masalah.
Diusung Arwah
Bung Karno
Dari fakta dan ramalan tersebut, Ki
Sabdo kemudian berani menguraikan bahwa calon presiden terkuat 2014 akan jatuh
ke tangan Megawati.
“Mega paling kuat, apalagi dia mewarisi kekuatan
ayahnya,” katanya.
Memang banyak yang tidak percaya dan
menyepelekan Megawati akan kembali tampil sebagai capres pada 2014 dan mampu
menang. Tetapi ada yang dilupakan oleh para elit, bahwa masyarakat kita cara
berfikirnya sederhana.
Dalam perebutan kursi, Megawati memang
diramal akan menang. Itu sudah sesuai dengan ramalan Jayabaya. Tetapi bila
Megawati mau menang, ada ada syaratnya, jelas Ki Sabdo.
Pandangan batin, ahli mistik sekaligus kejawen
menyebutkan, bahwa dia pernah didatangi arwah Bung Karno. Ki Sabdo
menceritakan, Bung Karno datang saat itu mengenakan jubah kebesarannya. Bung
Karno memberi wangsit kepada Ki Sabdo bahwa pada tahun 2014, anaknya yang
menjadi giliran memimpin.
“Saya didatangi mendiang Bung Karno. Dia
berpesan kepada saya untuk membantu anaknya (Megawati) duduk di kursi RI-1,”
ungkapnya lirih.
Menurut Ki Sabdo, sebenarnya tahun 2009,
pulung jatuh ke Megawati. Tetapi karena SBY terlalu serakah, akhirnya jatah
Mega direbut SBY. Tapi bukan berarti jatah pemimpin partai Banteng Moncong
Putih itu hilang.
“Kata Bung Karno, saat ini (2014) pulungnya
tetap menjadi milik Megawati,” kata pria yang pernah membawa SBY naik tahta
selama dua periode tersebut.
Hanya saja, tambahnya, Megawati tidak
bisa serta merta mendapatkan kekuatan gaib (pulung) tersebut. Ki Sabdo
menuturkan, syarat yang harus dilalui Mega tidak gampang. Dia harus bisa
berkomunikasi dengan arwah Bung Karno.
“Hanya melalui Bung Karno dia bisa
menjadi presiden 2014. Intinya, Bu Mega harus sungkem pada bapaknya. Tentunya
bukan sekedar sungkem biasa. Bung Karno berpesan ada beberapa hal yang ingin
dia sampaikan kepada anaknya terkait dengan kepemimpinan 2014 mendatang,” urai
Ki Sabdo.
Ki Sabdo tidak menjelaskan secara detil
yang dimaksud dengan sungkem tersebut. Tetapi dia menyiratkan bahwa Bung Karno
akan menurunkan kekuatannya kepada Megawati agar maju sebagai Presiden 2014.
“Intinya, tahun 2014 adalah jatah
Megawati yang pernah hilang. Sudah saatnya dia mengambil jatahnya lagi,” katanya.
Apakah ramalan tersebut dapat dipercaya?
Kini terserah kepada pembaca, sejauh mana kepercayaan terhadap ramalan yang
masih menjadi budaya bangsa kita. Yang pasti, persaingan dalam politik masa
mendatang akan semakin ketat, tidak bisa seseorang hanya duduk dengan tenang
menanti Wahyu Cokroningrat jatuh kepangkuannya.
“Manusia harus tetap berusaha, keputusan
ada pada Yang Maha Kuasa. Siapa yang akan mendapat kepercayaan memimpin bangsa
ini yang secara mental dan kepribadian sedang bergolak mencari identitas diri
dalam masa transisi demokrasi. Dan jika Megawati mau menang, dia harus merebut
Wahyu Cokroningrat dengan bantuan ayahnya,” pungkas Ki Sabdo.@lia_K
Boks
Ki Gendeng
Pamungkas
Ramalan Politik
tentang 11 Calon Presiden
Pembicaraan mengenai Capres selalu
menarik. Termasuk soal bagaimana nasib para tokoh yang digadang-gadang jadi
Capres di Pilpres nanti di tahun ini.
Saat ini setidaknya ada 11 tokoh yang
digadang-gadang nyapres. Mereka adalah Aburizal Bakrie alias Ical, Anas
Urbaningrum, Jusuf Kalla alias JK, Hatta Rajasa, Ani Yudhoyono, Mahfud MD, Sri
Mulyani, Megawati, Pramono Edi Wibowo, Prabowo Subianto, dan Wiranto.
Paranormal
Ki Gendeng Pamungkas mencoba menerawang nasib 11 tokoh itu, baik berkaitan
dengan karier politik, bulan baik dan bulan buruk, jodoh atau pasangan politik,
dan juga mengenai kondisi keuangan tokoh-tokoh tadi.
Untuk Ical, Ki Gendeng bilang, sepanjang
2012 kariernya tidak akan berkembang. Bahkan, popularitasnya juga cenderung
turun karena kasus Lumpur Lapindo akan kembali mencuat.
"Untuk keuangannya juga cenderung
turun karena tersedot dengan bias politiknya yang tinggi," kata Ki
Gendeng. Soal jodoh atau pasangan politik Ical, Ki Gendeng tidak bisa melihatnya.
Di tahun ini, lanjut Ki Gendeng, Ical
memiliki dua bulan buruk, yaitu Juli dan Agustus. "Ical bahkan akan jatuh
sakit di bulan ini," katanya yakin.
Untuk Anas, Ki Gendeng memprediksi
nasibnya tidak lebih baik dari Ical. Bahkan, tekanan kasus hukum untuk Anas
pada 2013 akan semakin tinggi. Soal pasangan, jodoh Anas juga belum terlihat
jelas. Namun soal keuangan, kekayaan Anas akan makin melambung.
"Para penyumbang untuk dia dan
Demokrat akan semakin banyak," kata Ki Gendeng.
Ki
Gendeng mengingatkan Anas untuk hati-hati di bulan Juni dan Juli. Anas juga
harus hati-hati saat melakukan perjalanan darat ke daerah Kalimantan. "Ada
bahaya mengintai di sana. Kalau tidak hati-hati, Anas bisa kecelakaan."
Untuk JK, kata Ki Gendeng, karier
politiknya akan stag. JK hanya akan sibuk di PMI.
“Untuk
politik praktis, tidak akan ada gerakan yang melambung,” katanya. Ki Gendeng
juga memprediksi, JK akan jatuh sakit April dan Oktober. Bukan karena
kecelakaan atau tekanan, tapi lebih karena faktor usia. “Tapi sakitnya cuma
biasa.”
Untuk harta, Ki Gendeng yakin JK tidak
mengalami kendala. Sebab, JK memiliki banyak usaha, sehingga bisa saling
sokong. “Untuk jodoh, saya tidak melihat sama sekali. Bagaimana mau ada jodoh,
JK tidak akan bisa nyampres lagi,” terangnya.
Untuk Hatta, Ki Gendeng meramal nasibnya
datar-datar saja. Tidak akan ada perubahan dukungan. Bahkan partainya cenderung
akan turun di mata masyarakat. “Perjalanannya untuk jadi Capres akan semakin
berat,” katanya. Untuk keuangan, Hatta mengalami kenaikan. Tapi hanya sedikit.
Hatta sedikit punya keuntungan, sebab dia tidak punya bulan nahas. “Semua akan
berjalan biasa saja,” kata Ki Gendeng.
Soal jodoh, Ki Gendeng tidak melihat
bakal ada pasangan. Meski saat ini PAN sedang gencar merayu berbagai pihak, tapi
melihat kondisi Hatta suka pura-pura, tidak akan ada yang berminat.
Mengenai Ani Yudhoyono, Ki Gendeng
meramal, kesehatan Ibu Negara itu akan kembali terganggu di akhir-akhir tahun.
“Bukan saja Ibu Ani, SBY juga kesehatannya akan terganggu. Sebab, masalah di
tahun-tahun mendatang akan semakin berat,” tuturnya.
Mengenai kansnya jadi Capres, lanjut Ki
Ageng, Ani akan sangat sulit. Orang-orang yang selama ini mendorongnya buat
Capres 2014 akan semakin berkurang. Sebab, di tahun ini orang-orang lebih
banyak mementingkan diri sendiri daripada loyalitasnya.
“Tapi untuk keuangan, dia akan semakin
kaya. Orang yang nyumbang kepadanya akan semakin banyak, sebab ingin dijadikan
anak emas,” terang Ki Gendeng.
Nasib tragis akan menghantam Mahfud MD.
Ki Gendeng memprediksi, Mahfud bakal turun dari jabatannya sebagai Ketua MK.
Soal wacana pencapresannya juga akan padam. “Soalnya, dia itu plintat-plintut,”
sebut Ki Gendeng.
Sri Mulyani yang saat ini banyak dilirik
partai juga tidak akan berkembang. Selain nggak punya partai sendiri, gerakan
penolakan Sri Mulyani mengenai kasus Century juga bakal besar. “Dia memang ada
di Amerika. Tapi, dia tetap akan banyak didemo,” katanya.
Keuangan Sri Mulyani juga akan melorot.
Soalnya, dia bakal diporotin orang-orang yang mengaku mau mencalonkannya, tapi
sebenarnya orang-orang itu hanya ingin ambil uang Sri Mulyani.
Untuk Megawati, Ki Gendeng memprediksi,
dia memiliki strategi tersembunyi yang tidak diketahui publik. Masyarakat yang
simpati kepadanya semakin banyak. Karena memang tidak ada tokoh lain yang
potensial.
“Untuk keuangan, Mega akan semakin kaya.
Orang yang berlindung di balik namanya tetap akan menyumbang banyak,” kata Ki
Gendeng. Untuk kesehatan, Megawati tidak mengalami kendala. Tapi suaminya,
Taufik Kiemas, akan kembali mengalami masalah dan harus dirawat di RS.
Prabowo bakal bernasib lebih sial.
Menurut Ki Gendeng, dia akan makin miskin karena hartanya banyak digunakan
untuk kampanye dan biaya politik, tapi namanya di masyarakat tidak akan naik.
“Nama dia bahkan akan turun drastis,” kata Ki Gendeng.
Untuk Pramono Ehdie Wibisono, Ki Gendeng
memprediksi adik ipar SBY ini akan bernasib sama dengan Mahfud MD. Pramono
bakal turun dari jabatannya sebagai Kasad TNI, namun tidak bisa naik jadi
Panglima.
“Akan ada banyak masalah di tahun-tahun
mendatang ini. Pramono memang tidak punya masalah. Tapi, dengan gejolak yang
terjadi, dia bisa jadi korban,” tutur Ki Gendeng.
Sementara
Wiranto namanya akan semakin tenggelam. Selain semakin tua, Wiranto juga
semakin dilupakan masyarakat. Wiranto dianggap tidak punya gerakan dan tidak
punya sejarah baik.
Abah Sufi Alghazali punya pandangan
berbeda mengenai Ical. Dia memperdiski suara Ical di 2012 justru akan melejit.
Keuangan Ical juga akan semakin kuat. Para penguasa kelas kakap akan makin
banyak yang menyumbang kepadanya. “Sementara Anas Urbaningrum akan sial. Kalau
tidak hanya mengandalkan ilmu politik dia akan jatuh. Jika ingin berkuasa di
Indonesia, mistis harus jadi kekuatan pendampingnya,” kata Abah Sufi.
Jika mengabaikan dunia mistis, sambung
Abah Sufi, Anas juga bakal celaka bahkan bisa ditangkap KPK. Sekarang-serangan
gaib dari berbagai pihak akan semakin gencar.
“Demokrat
akan punya tokoh baru, tapi namanya masih gaib,” katanya.@zul
1 komentar:
mohon maaf ya...menurut hemat saya notonogoro jilid pertama adalah dimana presiden di pilih oleh MPR...sedangkan NOTONOGORO jilid kedua presiden dipilih langsung oleh rakyat..jadi presiden pertamanya adalah Susilo Bambang Yudhoyono(NO)jadi utk presiden berikut nya harus berakhiran TO...jd maaf yang bakal jadi presiden RI adalah PRABOWO SUBIANTO(TO)
Posting Komentar