Senin, 11 Februari 2013

Jayabaya Ramal Megawati Naik Tahta Kembali 2014


Sebuah Wangsit dari Arwah Bung Karno

Megawati sudah waktunya merebut ‘jatahnya’ yang pernah hilang. Tahun 2014, ramalan Jayabaya menyebut, anak Soekarno tersebut bakal menduduki kursi RI-1. Tapi ada syaratnya?




Dikisahkan, pada tahun 2002, seorang pejabat tinggi negara pulang ke rumah orang tuanya di sebuah desa di Jawa Tengah. Pejabat tersebut mengatakan bahwa pemilih Indonesia mayoritas berada di daerah, sementara yang di kota besar menurut beliau kalah jauh jumlahnya. Bedanya konstituen di pedesaan tidak pernah bersuara, sedangkan yang di kota besar menang bersuara keras dan banyak yang sok tahu kata beliau.
Nah, sesampainya di kampung halamannya, dipanggilah seorang wanita yang sudah sangat tua (sepuh) yang tak lain ibu kandungnya.  Pejabat itu iseng bertanya, "Bu, siapa sekarang presiden Indonesia?"
Simbah itu dengan tegas mengatakan, "Soekarno." Loh kok bisa? Pejabat itu kaget bercampur heran. Mengapa ibunya bisa mengatakan presidennya Soekarno? Padahal saat itu presiden Indonesia dijabat oleh Megawati Soekarnoputri.  
Mungkin yang dimaksud Mega putri Soekarno, tapi bukan Soekarno, demikian pikir pejabat tersebut. Lama kelamaan pejabat itu baru menyadari sesuatu. Diketahuinya, selama ini banyak orang Jawa di pedesaan selalu berfikirnya sederhana dan karena pengetahuannya seperti itu. Dipikir Republik ini seperti kerajaan, ada HB-I sampai kini HB-X. Jadi presidennya, pikir orang-orang desa ya Soekarno, entah saat itu Soekarno ke berapa menurut wanita tua tersebut.
Nah, walau pilpres 2014 masih setahun lagi, kini getaran pemilu dan pilpres mulai terasa, walau masih berupa pengungkapan hasil survei.
Dari beberapa hasil survei, parpol yang besar tetap tiga, Partai Demokrat, Golkar dan PDIP. Sementara capres yang menguat Megawati, Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto. SBY sudah tidak lagi menjabat karena sudah dua periode.
Lalu bagaimana dengan Megawati? Apakah putri Soekarno masih mampu bersaing di kancah dunia perpolitikan pada 2014? Mampukah dia membuktikan pendapat si ibu tua (simbah) tadi bahwa presidennya Soekarno?
Ya, peluang tersebut masih besar, mungkin saja Mega akan menjadi Soekarno-VIII pada 2014 nanti. Maksudnya orang ke delapan di Indonesia yang menjadi presiden.
Pasalnya, dari hasil survei yang dilakukan Jaringan Suara Indonesia (JSI) menunjukkan Mega memperoleh suara 23,8 persen jika Pilpres diadakan hari ini (2012). Survei ini dilakukan 10-15 Oktober dengan metode multistage random sampling, jumlah responden 1.200 orang. Survei dilakukan di 33 provinsi dengan metode pengumpulan data dengan cara wawancara tatap muka dengan kuesioner. Margin of error survei itu 2,9 persen.
Perolehan suara kedua terbanyak diperoleh Prabowo Subianto 17,6 persen, kemudian Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie 13,7 persen, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa 4,9 persen dan Menko Polkam Djoko Suyanto 1,1 persen. Sedangkan 38,8 persen responden mengaku belum memutuskan akan memilih siapa.
Tidak bisa dipungkiri, terkait dengan tingkat kesukaan dan kepercayaan pada posisi pertama menurut JSI untuk Capres 2014 nanti tetap ditempati Megawati Soekarno Putri. Ini setiap kali dilakukan survei kandidat Capres selalu di tempat pertama Megawati. Artinya, Megawati masih diminati.
Itu jika dilihat ramalan dari sisi intelijen. Begitu pula jika merujuk pada ramalan Jayabaya, maka presiden 2014 yang menjabat nanti akan tetap dimenangkan Megawati. Mengapa demikian?

Ramalan Notonogoro
Jayabaya atau Prabu Jayabaya dikenal sebagai raja sekaligus filsuf ulung. Beliau merupakan raja agung sekaligus filsuf yang cermat karena kerap kali mengeluarkan ramalan, banyak diantaranya terbukti. Ramalan dari Jayabaya yang terkenal diantaranya mengenai mobil, kapal terbang, juga fenomena dukun aborsi.
Padahal ramalan itu dibuat sekitar tahun 1135 M dalam "Serat Jangka Jayabaya". Ramalan tersebut mampu memprediksi kejadian-kejadian jauh melampaui jamannya. Disebut Jangka karena seperti alat jangka yang mampu menarik atau mengukur jarak secara tepat, maksudnya waktunya. Tidak hanya bersifat ramalan, tetapi akurasinya terukur.
Ramalan Jayabaya ini dikenal  khususnya di kalangan masyarakat Jawa yang dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga. Asal usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keasliannya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yang menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
Kini, semakin mendekati tahun 2014 yang merupakan waktu pemilihan presiden, bursa capres di Indonesia mulai bergejolak. Banyak orang-orang kini menjadikan ramalan Jayabaya yang terkenal itu sebagai landasan dasarnya.
Jayabaya pernah mengeluarkan ramalan soal siapa pemimpin bangsa ini dengan istilah notonogoro atau natanagara. Penggalan sastra Jawa kuno ini menyoal mitos kepemimpinan. Nama-nama mereka yang tampil sebagai pemimpin dimitoskan oleh sepenggal kalimat pendek tersebut: NOTONOGORO.
Bagi penduduk Indonesia dari etnis Jawa, “masa depan” kadang-kadang bisa dibaca dari apa yang telah dituliskan oleh para pujangga Jawa jaman dahulu kala. Konon, pada suatu waktu Raja Jayabaya dari Kadhiri (Kediri) meramalkan bahwa Nusantara (Indonesia) nanti akan dipimpin oleh para pemimpin yang kalau dituliskan suku kata paling belakang dari namanya, akan membentuk kata “Notonogoro”. Dalam bahasa Jawa, “Notonagoro” berarti “menata negara”.
Jadi, pemimpin Indonesia juga disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk menata negara. Suku kata tersebut ditulis dalam huruf Jawa yaitu honocoroko (ada utusan), dotosowolo (berbeda pendapat), podojoyonyo (sama-sama menang), mogobotongo (sama-sama kalah). Keduapuluh huruf Jawa itu mudah diberi huruf hidup hanya dengan menambahkan tanda. Ditambah tanda di depan atau dibelakang yang disebut ditaling tarung maka huruf A akan berubah menjadi O.
Ramalan Jayabaya ini kini menjadi referensi siapa bakal calon presiden paling potensial untuk menang di tahun 2014 mendatang,” demikian terang Ki Sabdo Jagad Royo, spiritualis asal Surabaya kepada VICTORY.
Memang, di Jawa selama ini untuk mengetahui siapa bakal calon pemimpin acapkali menggunakan perhitungan dengan hal-hal berbau mistis. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh budaya yang masih kental di kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Karena itu, sampai detik ini muncul wacana bahwa presiden Indonesia harus orang Jawa.
Menurut Ki Sabdo, berturut-turut figur yang tampil pun kebetulan namanya persis sama. Soekarno (No), Soeharto (To). Tapi kemudian terjadi kecelakaan sejarah, dimana yang jadi presiden adalah BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri.
"Tiga presiden Indonesia terakhir merupakan babad goro-goro. Jadi, bukan berarti penggalan kalimat Nogoro itu batal," sahut Ki Sabdo ketika berbicara soal mitos dan perpolitikan di tanah Jawa.
Lalu bagaimana bisa ketiga presiden itu dikatakan masuk babad goro-goro dan bagaimana pula dengan status Presiden Susilo Bambang Yudhoyono?
Menjawab pertanyaan tersebut, Ki Sabdo mengatakan, menurut jayabaya, presiden atau pemimpin yang akan memimpin Indonesia itu, hanya sosok yang memiliki huruf belakang vocal ‘O’, ramalan ini sudah terbukti dengan munculnya beberapa presiden berakhiran vocal ‘O’ seperti Soekarno, Soeharto, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Presiden atau pemimpin yang akan memimpin Indonesia itu, hanya sosok yang memiliki huruf belakang vocal ‘O’ pada nama belakangnya yang sesuai Ramalan Jayabaya
Menurut Ki Sabdo, nama presiden seperti Habibie, Abdurahman Wahid, dan Megawati, ketiganya menurut ramalan ini, nampaknya tidak masuk hitungan sebagai presiden RI. “Itu dikarenakan mereka tidak memiliki masa jabatan 5 tahun atau lebih dari 5 tahun seperti presiden-presiden yang namanya berakhiran huruf ‘O’ itu,” lanjutnya.
Nah, No selanjutnya (Setelah Soeharto), kata Ki Sabdo, adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Nah, Go di sini diartikan pemimpin dengan akhiran Go atau Ga. Kalau dikaitkan dengan ramalan intelijen, maka calon terkuat presiden 2014 adalah Mega. “Ini bisa saja terjadi kepada Mega dengan akhiran Ga, bisa berubah terbaca menjadi Mego. Artinya beliaulah yang akan menggantikan Yudhoyono,” imbuhnya.
Apalagi bila melihat sepak terjang Mega di pilpres-pilpres sebelumnya dimana dia selalu dikalahkan oleh Presiden SBY, bukan tidak mungkin kini posisi Mega menjadi terbuka lebar. Dan setelah SBY turun nanti, kini kubu yang paling besar berpeluang hanya tinggal dua yakni Partai Golkar dan PDIP.
Pasalnya dari hasil pilpres 2004 dan 2009, Mega selalu maju ke putaran kedua dan dia dikalahkan pasangan  SBY-JK. Begitu pula pada pilpres 2009, hasil dari pilpres langsung, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto kembali dikalahkan oleh pasangan SBY-Boediono.
Dari fakta tersebut, yang terlihat jelas adalah Mega telah dua kali menjadi runner-up capres, sementara SBY menang dua kali. Nah yang sangat terlihat jelas pada partai final, kedua calon masing-masing telah mempunyai pemilih solid. Citra keduanya tidak mampu digoyahkan oleh calon yang masih tanggung ataupun dinilai masyarakat memiliki masalah.

Diusung Arwah Bung Karno
Dari fakta dan ramalan tersebut, Ki Sabdo kemudian berani menguraikan bahwa calon presiden terkuat 2014 akan jatuh ke tangan Megawati.
“Mega paling kuat, apalagi dia mewarisi kekuatan ayahnya,” katanya.
Memang banyak yang tidak percaya dan menyepelekan Megawati akan kembali tampil sebagai capres pada 2014 dan mampu menang. Tetapi ada yang dilupakan oleh para elit, bahwa masyarakat kita cara berfikirnya sederhana.
Dalam perebutan kursi, Megawati memang diramal akan menang. Itu sudah sesuai dengan ramalan Jayabaya. Tetapi bila Megawati mau menang, ada ada syaratnya, jelas Ki Sabdo.
Pandangan batin, ahli mistik sekaligus kejawen menyebutkan, bahwa dia pernah didatangi arwah Bung Karno. Ki Sabdo menceritakan, Bung Karno datang saat itu mengenakan jubah kebesarannya. Bung Karno memberi wangsit kepada Ki Sabdo bahwa pada tahun 2014, anaknya yang menjadi giliran memimpin.
“Saya didatangi mendiang Bung Karno. Dia berpesan kepada saya untuk membantu anaknya (Megawati) duduk di kursi RI-1,” ungkapnya lirih.
Menurut Ki Sabdo, sebenarnya tahun 2009, pulung jatuh ke Megawati. Tetapi karena SBY terlalu serakah, akhirnya jatah Mega direbut SBY. Tapi bukan berarti jatah pemimpin partai Banteng Moncong Putih itu hilang.
“Kata Bung Karno, saat ini (2014) pulungnya tetap menjadi milik Megawati,” kata pria yang pernah membawa SBY naik tahta selama dua periode tersebut.
Hanya saja, tambahnya, Megawati tidak bisa serta merta mendapatkan kekuatan gaib (pulung) tersebut. Ki Sabdo menuturkan, syarat yang harus dilalui Mega tidak gampang. Dia harus bisa berkomunikasi dengan arwah Bung Karno.
“Hanya melalui Bung Karno dia bisa menjadi presiden 2014. Intinya, Bu Mega harus sungkem pada bapaknya. Tentunya bukan sekedar sungkem biasa. Bung Karno berpesan ada beberapa hal yang ingin dia sampaikan kepada anaknya terkait dengan kepemimpinan 2014 mendatang,” urai Ki Sabdo.
Ki Sabdo tidak menjelaskan secara detil yang dimaksud dengan sungkem tersebut. Tetapi dia menyiratkan bahwa Bung Karno akan menurunkan kekuatannya kepada Megawati agar maju sebagai Presiden 2014.
“Intinya, tahun 2014 adalah jatah Megawati yang pernah hilang. Sudah saatnya dia mengambil jatahnya lagi,” katanya. 
Apakah ramalan tersebut dapat dipercaya? Kini terserah kepada pembaca, sejauh mana kepercayaan terhadap ramalan yang masih menjadi budaya bangsa kita. Yang pasti, persaingan dalam politik masa mendatang akan semakin ketat, tidak bisa seseorang hanya duduk dengan tenang menanti Wahyu Cokroningrat jatuh kepangkuannya.
“Manusia harus tetap berusaha, keputusan ada pada Yang Maha Kuasa. Siapa yang akan mendapat kepercayaan memimpin bangsa ini yang secara mental dan kepribadian sedang bergolak mencari identitas diri dalam masa transisi demokrasi. Dan jika Megawati mau menang, dia harus merebut Wahyu Cokroningrat dengan bantuan ayahnya,” pungkas Ki Sabdo.@lia_K

Boks
Ki Gendeng Pamungkas
Ramalan Politik tentang 11 Calon Presiden
Pembicaraan mengenai Capres selalu menarik. Termasuk soal bagaimana nasib para tokoh yang digadang-gadang jadi Capres di Pilpres nanti di tahun ini.
Saat ini setidaknya ada 11 tokoh yang digadang-gadang nyapres. Mereka adalah Aburizal Bakrie alias Ical, Anas Urbaningrum, Jusuf Kalla alias JK, Hatta Rajasa, Ani Yudhoyono, Mahfud MD, Sri Mulyani, Megawati, Pramono Edi Wibowo, Prabowo Subianto, dan Wiranto.
Paranormal Ki Gendeng Pamungkas mencoba menerawang nasib 11 tokoh itu, baik berkaitan dengan karier politik, bulan baik dan bulan buruk, jodoh atau pasangan politik, dan juga mengenai kondisi keuangan tokoh-tokoh tadi.
Untuk Ical, Ki Gendeng bilang, sepanjang 2012 kariernya tidak akan berkembang. Bahkan, popularitasnya juga cenderung turun karena kasus Lumpur Lapindo akan kembali mencuat.
"Untuk keuangannya juga cenderung turun karena tersedot dengan bias politiknya yang tinggi," kata Ki Gendeng. Soal jodoh atau pasangan politik Ical, Ki Gendeng tidak bisa melihatnya.
Di tahun ini, lanjut Ki Gendeng, Ical memiliki dua bulan buruk, yaitu Juli dan Agustus. "Ical bahkan akan jatuh sakit di bulan ini," katanya yakin.
Untuk Anas, Ki Gendeng memprediksi nasibnya tidak lebih baik dari Ical. Bahkan, tekanan kasus hukum untuk Anas pada 2013 akan semakin tinggi. Soal pasangan, jodoh Anas juga belum terlihat jelas. Namun soal keuangan, kekayaan Anas akan makin melambung.
"Para penyumbang untuk dia dan Demokrat akan semakin banyak," kata Ki Gendeng.
Ki Gendeng mengingatkan Anas untuk hati-hati di bulan Juni dan Juli. Anas juga harus hati-hati saat melakukan perjalanan darat ke daerah Kalimantan. "Ada bahaya mengintai di sana. Kalau tidak hati-hati, Anas bisa kecelakaan."
Untuk JK, kata Ki Gendeng, karier politiknya akan stag. JK hanya akan sibuk di PMI.
“Untuk politik praktis, tidak akan ada gerakan yang melambung,” katanya. Ki Gendeng juga memprediksi, JK akan jatuh sakit April dan Oktober. Bukan karena kecelakaan atau tekanan, tapi lebih karena faktor usia. “Tapi sakitnya cuma biasa.”
Untuk harta, Ki Gendeng yakin JK tidak mengalami kendala. Sebab, JK memiliki banyak usaha, sehingga bisa saling sokong. “Untuk jodoh, saya tidak melihat sama sekali. Bagaimana mau ada jodoh, JK tidak akan bisa nyampres lagi,” terangnya.
Untuk Hatta, Ki Gendeng meramal nasibnya datar-datar saja. Tidak akan ada perubahan dukungan. Bahkan partainya cenderung akan turun di mata masyarakat. “Perjalanannya untuk jadi Capres akan semakin berat,” katanya. Untuk keuangan, Hatta mengalami kenaikan. Tapi hanya sedikit. Hatta sedikit punya keuntungan, sebab dia tidak punya bulan nahas. “Semua akan berjalan biasa saja,” kata Ki Gendeng.
Soal jodoh, Ki Gendeng tidak melihat bakal ada pasangan. Meski saat ini PAN sedang gencar merayu berbagai pihak, tapi melihat kondisi Hatta suka pura-pura, tidak akan ada yang berminat.
Mengenai Ani Yudhoyono, Ki Gendeng meramal, kesehatan Ibu Negara itu akan kembali terganggu di akhir-akhir tahun. “Bukan saja Ibu Ani, SBY juga kesehatannya akan terganggu. Sebab, masalah di tahun-tahun mendatang akan semakin berat,” tuturnya.
Mengenai kansnya jadi Capres, lanjut Ki Ageng, Ani akan sangat sulit. Orang-orang yang selama ini mendorongnya buat Capres 2014 akan semakin berkurang. Sebab, di tahun ini orang-orang lebih banyak mementingkan diri sendiri daripada loyalitasnya.
“Tapi untuk keuangan, dia akan semakin kaya. Orang yang nyumbang kepadanya akan semakin banyak, sebab ingin dijadikan anak emas,” terang Ki Gendeng.
Nasib tragis akan menghantam Mahfud MD. Ki Gendeng memprediksi, Mahfud bakal turun dari jabatannya sebagai Ketua MK. Soal wacana pencapresannya juga akan padam. “Soalnya, dia itu plintat-plintut,” sebut Ki Gendeng.
Sri Mulyani yang saat ini banyak dilirik partai juga tidak akan berkembang. Selain nggak punya partai sendiri, gerakan penolakan Sri Mulyani mengenai kasus Century juga bakal besar. “Dia memang ada di Amerika. Tapi, dia tetap akan banyak didemo,” katanya.
Keuangan Sri Mulyani juga akan melorot. Soalnya, dia bakal diporotin orang-orang yang mengaku mau mencalonkannya, tapi sebenarnya orang-orang itu hanya ingin ambil uang Sri Mulyani.
Untuk Megawati, Ki Gendeng memprediksi, dia memiliki strategi tersembunyi yang tidak diketahui publik. Masyarakat yang simpati kepadanya semakin banyak. Karena memang tidak ada tokoh lain yang potensial.
“Untuk keuangan, Mega akan semakin kaya. Orang yang berlindung di balik namanya tetap akan menyumbang banyak,” kata Ki Gendeng. Untuk kesehatan, Megawati tidak mengalami kendala. Tapi suaminya, Taufik Kiemas, akan kembali mengalami masalah dan harus dirawat di RS.
Prabowo bakal bernasib lebih sial. Menurut Ki Gendeng, dia akan makin miskin karena hartanya banyak digunakan untuk kampanye dan biaya politik, tapi namanya di masyarakat tidak akan naik. “Nama dia bahkan akan turun drastis,” kata Ki Gendeng.
Untuk Pramono Ehdie Wibisono, Ki Gendeng memprediksi adik ipar SBY ini akan bernasib sama dengan Mahfud MD. Pramono bakal turun dari jabatannya sebagai Kasad TNI, namun tidak bisa naik jadi Panglima.
“Akan ada banyak masalah di tahun-tahun mendatang ini. Pramono memang tidak punya masalah. Tapi, dengan gejolak yang terjadi, dia bisa jadi korban,” tutur Ki Gendeng.
Sementara Wiranto namanya akan semakin tenggelam. Selain semakin tua, Wiranto juga semakin dilupakan masyarakat. Wiranto dianggap tidak punya gerakan dan tidak punya sejarah baik.
Abah Sufi Alghazali punya pandangan berbeda mengenai Ical. Dia memperdiski suara Ical di 2012 justru akan melejit. Keuangan Ical juga akan semakin kuat. Para penguasa kelas kakap akan makin banyak yang menyumbang kepadanya. “Sementara Anas Urbaningrum akan sial. Kalau tidak hanya mengandalkan ilmu politik dia akan jatuh. Jika ingin berkuasa di Indonesia, mistis harus jadi kekuatan pendampingnya,” kata Abah Sufi.
Jika mengabaikan dunia mistis, sambung Abah Sufi, Anas juga bakal celaka bahkan bisa ditangkap KPK. Sekarang-serangan gaib dari berbagai pihak akan semakin gencar.
“Demokrat akan punya tokoh baru, tapi namanya masih gaib,” katanya.@zul

1 komentar:

Suhardi mengatakan...

mohon maaf ya...menurut hemat saya notonogoro jilid pertama adalah dimana presiden di pilih oleh MPR...sedangkan NOTONOGORO jilid kedua presiden dipilih langsung oleh rakyat..jadi presiden pertamanya adalah Susilo Bambang Yudhoyono(NO)jadi utk presiden berikut nya harus berakhiran TO...jd maaf yang bakal jadi presiden RI adalah PRABOWO SUBIANTO(TO)