Jurnalis Independen: Bukan suatu yang mustahil, kedepan Negara dan Bangsa Indonesia tampil menjadi Negara Besar dan Super Power. Indikasi yang dimiliki Rakyat dan Bangsa Indonesia telah disediakan oleh Sang Pencipta sebagai Rahmad dan cukup lengkap.
Negeri ini selain, memiliki kekayaan alam yang fantastis, juga banyak memiliki Calon-calon Pemimpin yang cukup brilian dan handal dalam mengelola kekayaan Alam dan manusia. Selain Presiden Ir. Soekarno, Prof. Dr. Ir. Bj Habibie, Dr. Kiai. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan belakangan Ir. Joko Widodo.
Mereka, adalah Pemimpin Rakyat sekaligus sebagai pemimpin bangsa yang sangat ingin memajukan bangsa, negara dan rakyatnya menuju puncak kejayaan nusantara. Selain mereka ada banyak calon pemimpin yang tidak memiliki kesempatan untuk tampil di hadapan khalayak lantaran berbagai sebab.
Namun, jika hal mendesak terjadi dan Allah menghendaki negeri ini selamat dari rongrongan kekuatan hitam dunia yang tidak menghendaki "takdir kepemimpinan Indonesia" menjadi pemimpin dunia, "Sang Pencerah Bangsa" selalu muncul, tampil memimpin Rakyat dan Bangsa Indonesia.
Sering kali negeri ini berhasil keluar dari krisis di saat menjelang pergantian kepemimpinan pemerintahan.
Pada saat lengsernya Rezim Soeharto, negeri ini berada diambang krisis kehancuran. Berbagai kekuatan dan keserakahan mencoba mengambilalih kekuasaan yang hendak ditinggalkan Soeharto sebagai akibat tekanan Revolusi Rakyat Indonesia atas kebobrokan Pemerintah Orde Baru yang telah mengangkangi Indonesia selama 32 tahun.
Berkat Rahmat Allah SWT, Indonesia terselamatkan dari kutukan bencana perang perampasan kekuasaan elit politik dan menjadikan BJ Habibie sebagai Presiden pengganti Soeharto. Dari kasus itu, Tampilnya Presiden Habibie, bisa dikatakan sebagai Rahmad Allah SWT bagi bangsa Indonesia dari kehancuran sosial, politik maupun keamanan.
Pelaksanaan Pemilihan Umum untuk mengakhiri Kepemimpinan BJ Habibie, bukan tanpa ancaman. Pemenang Pemilu saat itu (th 1999), yang dimenangkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), rawan konflik. Antek kekuatan rezim Orde Baru Soeharto, masihbelum merelahkan jika negara ini dipimpin oleh partai pemenang pemilu PDIP. Salah satu sebabnya adalah, partai "Wong Cilik" pro Rakyat ini merupakan partai "terlarang" dimasa rezim Soeharto.
Maka tampilah Kepemimpinan penyelamat berikutnya melalui Pilpres di Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) hasil pemilu 1999-2014. Beliau adalah Abdurrahman Wahid, seorang Kiai yang kemudian dikenalsebagai Bapak Bangsa. Setelah suasana kondusif, Beliau "Dilengserkan" dan digantikan Wakil Presiden nya, Megawati Soekarno Putri.
Kekuatan Orde Baru telah melakukan konsolidasi dengan apik dan solid. Hasilnya, pemilu 2004 dan pemilu tahun 2009, turunan rezim orde baru kembali berkuasa melalui Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pada masa 10 tahun pemerintah SBY, negeri ini tak kunjung disegani, jangankan oleh bangsa lain bahkan rakyatnya sendiri mengalami krisis penghargaan pada pemimpinnya. Halitu dibuktikan dengan adanya Lembaga Anti Korupsi. Yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sayangnya, terbentuknya KPK tidak membuat malu lembaga hukum di negeri ini. Namun justru korupsi semakin merajalela dan terus menunda kemakmuran Rakyat Seluruh Indonesia.
Pilpres 2014,menjadi momentum penentuan Indonesia. Apakah Negeri Khatulistiwa ini akan menjadi Negara Berdaulat dan Merdeka Sepenuhnya atau akan menjadi Negara Boneka kekuatan hitam dunia yang hanya dihargai sebagai sebuah wilayah Kabupaten/Kota, atau hanya setingkat Propinsi semata.
Pilihan Rakyat memenangkan Sosok Joko Widodo sebagai Presiden selanjutnya, memberi harapan terang dari pada menjadikan Prabowo Subiyanto yang memiliki hubungan sejarah amat dekat dengan Rezim Orde Baru. Walau tidak dipungkiri, baik Soeharto maupun Prabowo yang pernah menjadi menantu Penguasa Rezim Orba, juga memiliki sisi positif kepada bangsa ini.
Program Unggulan Pmerintah Indonesia yang dicanangkan Jokowi, TolLaut,Kemaritiman Nusantara, adalah salah satu titik terang menuju kejayaan Indonesia. Sebelumnya, Produksi Pesawat Terbang (IPTN) Era Presiden Habibie setara dengan Program Kemaritiman, TolLaut Presiden Joko Widodo.
Seperti IPTN, TolLaut Terancam macet atau bahkan Gagal Total seperti Program Pesawat Terbang (IPTN) Presiden Prof. Dr. Ir BJ Habibie, jika tak bisa dihentikan, Tol Laut akan disusupi dan dikendalikan.konspirasi kekuatan hitam dunia...Mengapa?
Sebab, Kekuatan hitam dunia, tidak menghendaki ada negara merdeka mampu melawan kehendaknya. Banyak "Orang Ternama Indonesia menjadi antek, anggota kekuatan hitam dunia yang terbalut nama New Word Order.
Kasus Polri vs KPK, adalah contoh kasus perecokan konsentrasi program2 unggulan Pemerintah Jokowi...Rakyat Harus Waspada dan Dukung Pemerintah Sepenuh JIwa Raga...Selamat Pagi-Assalammualaikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar