Jokowi Jadi "Sansak", Lawan Politik Presiden Terpilih Pendengki?
Jurnalis Independen: Bukan Joko Widodo (Jokowi) jika tak menuai protes dalam setiap langkah kebijakan pemerintahannya. Presiden masa bakti 2014-2019 ini terkesan selalu dilecehkan baik oleh lawan politik maupun oleh banyak rakyat awam yang kurang cerdas. Belakangan yang menjadi sumber “pelecehan” Presiden Pilihan Rakyat Jokowi adalah anggota Wantimpres, Jan Darmadi.
Jan Darmadi terlahir tahun 1939 dengan nama China Jauw Fok Joe. Setelah lulus dari New York Univesity, Ia dikenal sebagai seorang pengusaha properti Indonesia. Jan juga pendiri dari Jakarta Setiabudi Internasional tahun 1975. Pada 19 Januari 2015, ia dipilih Presiden Joko Widodo menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Jan Darmadi sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) terus menuai kontroversi. Rekam jejak Jan sebagai mantan pengusaha judi jadi alasan lawan politik berkoar miring.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Nurpati, Selasa, 20 Januari 2015, menyebut Jokowi tidak selektif dalam memilih Wantimpres. “Jika memang ada yang bos judi, ini betul-betul malapetaka nasional,” tuding Andi seperti orang bersih.
Andi menilai tidak pantas menjadi seorang penasihat kepala negara yang mayoritas muslim. Salah satu sebabnya, lantaran memiliki latar belakang sebagai pengusaha judi. “Tiga bulan pemerintahan dengan revolusi mentalnya betul-betul mengerikan,” ujarnya.
Padahal, Jan menjadi Bandar judi Sumbangan Dermawan SosialBerhadiah (SDSB) bekerja sama dengan Pemerintah Soeharto yang saat itu masih berada di puncak kekuasaan orde baru yang melegalkan SDSB.
Namun, tetap saja politisi Demokrat, Andi membuat opini pada masyarakat dengan membongkar sejumlah kebijakan kontroversial Jokowi yangdinilai miring.
Pertama menurut Andi. terkait kasus tiga kartu yang tidak jelas anggaran dan tendernya.
Kedua, menaikkan harga BBM pada saat harga minyak dunia turun.
Ketiga, kenaikan harga gas elpiji. Keempat, pemberhentian Kapolri Jenderal Sutarman yang tidak jelas apa kesalahannya. Kelima, membiarkan DPR melanjutkan proses fit and proper test calon Kapolri Komjen Budi Gunawan yang berstatus tersangka.
Lain petinggi Partai PD, Andi Nurpati, lain pula komentar Patrice Rio Capella Sekjen Partai Nasdem, terkait komentar Anggota Wantimpres Jan Darmadi. Capella mengakui jika anggota Watimpres Jan Darmadi dulu memang pernah menjadi bos SDSB. “Kini Jan Darmadi menjadi muallaf, ya Jan masuk muslim menuju jalan lurus,” kata Capella.
Lebih lanjut Capella menjelaskan jika Jan adalah juga seorang pengusaha sukses pemilik PT Jakarta Setiabudi International Tbk yang bergerak di bidang properti sebelum menjadi Wantimpres memang aktif di Majelis Tinggi NasDem.
Sebagai mualaf, Jan pun kini mendekat ke Tuhan. Dia belajar agama Islam dengan intensif. Saat diambil sumpah lalu, Jan bersumpah atas nama Allah.
“Sekarang Pak Jan bukan bandar SDSB lagi, sosok Jan sudah berubah,” tambah dia.
Lalu bagaimana menurut Rio Capella soal pihak-pihak tertentu yang mengaitkan masa lalu Jan dengan SDSB?
“SDSB itu dulu program pemerintah, di bawah Kemensos dan membiayai olahraga kita. Apa yang salah? Kalau mau disalahkan, salahkan pemerintahnya (saat itu era Soeharto) yang buat program,” jelas Capella.
- See more at: http://www.siagaindonesia.com/2015/01/jokowi-rekrut-jan-darmadi-mantan-bos-sdsb-jadi-wantimpres#sthash.lYWpGAgs.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar