Jurnalis Independen: Kapolri Minta Maaf, Panglima TNI Tawarkan Tinjau Lokasi Kecelakaan pada Keluarga Korban. Petinggi pemerintahan Era Presiden ke 7 Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo ternyata telah mengalami perubahan moral. Selain santun, juga menunjukkan, lebih trengginas, tanggap, cekatan, terarah dan lebih empati jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.
Hal itu, salah satunya ditunjukkan oleh Pimpinan Tinggi Militer dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, yaitu Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman terkait kecelakaan pesawat AirAsia QZ-8501 di krisis senter RS Bhayangkara Surabaya.
Buktinya Kapolri Jenderal Polisi Sutarman meminta maaf kepada keluargakorban dan masyarakat Indonesia atas keterlambatan Tim Disaster Victim Investigation (DVI) dalam mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501. Sutarman memastikan timnya akan bekerja secara maksimal dan memberikan yang terbaik bagi keluarga korban dan masyarakat.
"Saya meminta maaf kepada keluarga korban atas keterlambatan identifikasi korban pesawat AirAsia QZ 8501," kata Sutarman di Posko Tim DVI Polda Jawa Timur, Senin, 5 Januari 2015.
Sutarman mengakui bahwa sejauh ini Tim DVI baru berhasil mengidentifikasi sebanyak 9 jenazah. Hal itu disebabkan kondisi jenazah banyak yang sudah tidak utuh. Hal itu membuat faktor kesulitan menjadi lebih tinggi. Meski begitu Sutarman menjamin, kedepan Tim DVI akan mengerahkan segala kemampuannya untuk mengidentifikasi korban seluruhnya.
"Polri punya kemampuan untuk itu. Ingat Sukhoi, meskinya kondisinya sudah campur aduk, kami masih bisa mengidentifikasi seluruhnya," tegas Sutarman.
Mantan Kabareskrim Polri itu berharap keluarga korban bersabar menunggu proses identifikasi yang sedang dilakukan Tim DVI. "Kita akan kerja keras mengidentifikasi korban," ujar Kapolri Sutarman.
Sementara, juga dalam jumpa pers Panglima TNI Jenderal Moeldoko, memberikan tawaran pada keluarga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ-8501, meninjau lokasi jatuhnya pesawat. Tawaran itu, diberikan kepada keluarga korban secara cuma-cuma alias gratis.
Semua itu dilakukan Panglima TNI agar keluarga korban mengetahui tingkat kesulitan, terutama faktor cuaca yangtidak bisa diprediksi. Sebab cuaca selalu berubah secara ekstrem detik demi detik.
Kedua petinggi yang menjadi tulangpunggung NKRI itu bertemu dan melakukan jumpa pers secara bersama-sama di dalam Gedung Mahameru. Petinggi TNI/Polri saat menuju ke gedung Mahameru Polda Jatim, Keduanya berjalan kaki dengan pengawalan ketat ratusan petugas dari Rupatama Polda Jatim.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman bersama Panglima TNI Jenderal Moeldoko pagi tadi mendarat di Pangkalan TNI Angkatan Laut Base Ops Juanda, Sidoarjo, dalam kunjungannya ke Posko DVI Polda Jatim di Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
Setibanya di Polda Jatim, Sutarman langsung menuju Gedung Rupatama Mapolda Jatim bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf.
Kapolri Jenderal Pol Sutarman dan Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko juga mendatangi posko crisis center AirAsia di Mapolda Jatim, secara bersama-sama.
Pantaun di lokasi, Sutarman datang lebih dulu di Mapolda Jatim sekitar pukul 09.00 WIB. Sedangkan Moeldoko baru datang sekitar pukul 10.30 Wib, Senin (5/1/2015).
Kebersamaan petinggi TNI/Polri yang terkesan lebih tanggap, santun, cekatan dan kerja keras itu, tidak terlepas dari tauladan yang dicontohkan Panglima Tertinggi RI yaitu Presiden ke 7 Republik Indonesia, Ir Joko Widodo yang dikenal memiliki etos kerja lebih baik, lebih cerdas dan merakyat dibandingkan dengan presiden pendahulunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar