Jurnalis Independen: Kemenangan Ikhwanul
Muslimin dalam pemilihan demokratis di Mesir ala barat, membuat murka kelompok
illuminati, Freemason, zionis dan sekuler barat. Dengan berbagai cara, mereka
bersatu padu dengan dukungan militer Mesir memprovokasi rakyat untuk melakukan
pemberontakan dan mendongkel kedudukan Presiden Mohammed Mesir, Mursi Ikhwanul
Muslimin.
Mantan Perdana Menteri Ahmed
Shafiq adalah Pemodal Demonstrasi Kekerasan
Gerakan demonstrasi oposisi
sekuler , Kiri, Kristen, Syiah yang bergabung dalam gerakan demonstrasi akar
rumput Tamarod, yang menghasut jutaan orang Mesir untuk memprotes Presiden
Mohammed Mursi pekan ini, telah meminta militer segera menangkap Presiden
Mursi.
The ‘Tamarod’ atau gerakan
pemberontak pada hari Rabu menolak isi pidato Mursi di televisi sehari
sebelumnya, di mana Mursi menjelaskan tentang legitimasi konstitusi.
Pemberontak ini mengatakan dalam
sebuah pernyataan: “Satu-satunya respon terhadap pidato Mursi adalah tetap
lakukan protes di jalanan dalam jutaan massa, dimulai pada hari Rabu ini ,
sehingga Mursi dan kelompoknya mendengar
suara rakyat Mesir yang semakin besar.
“Bukan hanya kita menyerukan
kepergiannya dari kursi Presiden, tapi
kami meminta dia dan kelompoknya untuk diadili. Kami menyerukan kepada Garda
Republik untuk menangkap Mohammed Mursi dan mengirim dia untuk diadili segera.
”
Di satu sisi batas tenggat waktu
ultimatum yang ditetapkan oleh militer
kepada Mursi untuk dapat berbagi kekuasaan dengan oposisi pada Rabu sore
ini atau akan menghadapi kekuatan militer.
Tetrkait usaha pemberontakan The
Tamarod, Ikhwanul Muslimin, rakyat (Aliansi Islam) Siap Menjadi Martir Untuk
Hentikan Kudeta yang didalangi Militer Mesir dan dunia internasional yang tergabung
dalam gerakan anti islam seluruh dunia.
“Rakyat Mesir harus siap sebagai
martir untuk menghentikan kudeta dari pihak manapun”, kata seorang pejabat
Ikhwanul Muslimin pada hari Selasa.
Pernyataan ini muncul setelah
ultimatum angkatan bersenjata kepada Presiden Mohammed Mursi, hingga Rabu untuk
menyelesaikan perbedaan antar mereka.
“Mencari syahid untuk mencegah
kudeta ini adalah yang bisa kita tawarkan seperti para syuhada revolusi sebelumnya,” kata Mohamed
al-Beltagui dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan Beltagui mengacu
kepada lebih dari 800 orang yang tewas dalam pemberontakan 2011 yang
menggulingkan Presiden Mesir Hosni Mubarak.
Sementara itu, kelompok anggota
oposisi Mesir telah memilih Mohammed ElBaradei untuk berbicara atas nama mereka
dalam negosiasi mengenai isu-isu negara.
Paska demonstrasi 30 Juni, semua
pihak oposisi dan pemberontak akar rumput ,Tamarod – mengatakan telah menunjuk ElBaradei “menjadi
suara” perwakilan oposisi.
Front oposisi ”mempercayakan” ElBaradei untuk memastikan
pelaksanaan tuntutan rakyat Mesir dan untuk merancang sebuah skenario yang
mengarah pada implementasi transisi politik,” katanya dalam sebuah pernyataan
berbahasa Inggris.@JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar