Selasa, 16 Juli 2013

Naguib Sawiris Konglomerat Kristen Dibalik Terjungkalnya Mursi

Jurnalis Independen: Selain Amerika Serikat dan Israel, pendukung kudeta pemerintahan Islam Mesir Ikhwanul Muslimin, konglomerat Nasrani Mesir Naguib Sawiris menjadi penyokong dana gerakan kudeta Presiden Mohammed Mursi. Jika AS langsung menurunkan Wakil Menteri Luar Negeri, William Burns didampingi Duta Besar, Anne Patterson, ke Koiro sebagai legeslasi tumbangnya kekuatan Islam Mesir, Israel merayakan dengan mengumandangkan perang melawan Iran. Sementara pengusaha Nasrani berjanji mengiventasikan seluruh kekayaannya untuk Mesir yang liberal.


Sementara musuh-musuh sedang berpesta, tujuh orang pendukung Mursi tewas dan 261 terluka saat bentrok memperebutkan keabsahan Presiden Mursi yang kini menjadi tahanan dengan tuduhan teroris oleh militer Mesir. Ikhwanul Muslimin yang kini disamakan dengan gerakan teroris Al Qaedah menjadi musuh pihak keamanan Mesir dan Dunia dibawah pengaruh AS dan Israel sebagai penguasa tunggal Tata Dunia Baru(anti islam dunia).

Stasiun televisi Aljazeera melaporkan, Selasa (16/7), ribuan pro-Mursi berkumpul memperingati puluhan orang tewas di depan gedung Garda Republik pekan lalu dan menyerukan agar militer membebaskan dan mengembalikan Mursi di kursi presiden.

Sekitar 92 orang tewas di hari pertama protes sehari setelah terjadi kudeta terhadap Mursi. Sementara itu unjuk rasa kemarin mencederai 19 warga sipil ada di Lapangan Tahrir.

Ribuan pendukung oposisi juga ikut turun ke jalan. Wakil Sekretaris Negara Amerika Serikat William Burns mendorong pemimpin sementara Mesir segera membentuk pemerintahan baru lebih demokratis dan disukai rakyat. Padahal pemerintahan baru yang dimaksud adalah sebuah pemerintahan yang loyal terhadap AS, Israel dan tata dunia baru yang membenci apapun yang berbau islam.

Anjuran William Burns, mendapat sambutan konglomerat Mesir , Naguib Sawiris, yang bisnis keluarganya mengontrol luas kerajaan perusahaan Orascom mengatakan ia dan saudara-saudaranya akan berinvestasi di Mesir tidak seperti sebelumnya.

Sawiris, seorang tokoh Kristen terkemuka yang merupakan pengkritik keras Presiden Mohammed Mursi, mengatakan pemerintah pemimpin Islam itu telah berusaha untuk  mengkooptasi dan memukul bisnis keluarganya dengan pajak yang luar biasa.

Anak tertua dari tiga bersaudara miliarder itu , Sawiris menghabiskan sebagian besar pada tahun lalu dalam pengasingan, kembali ke Mesir pada Mei setelah pejabat keuangan membersihkan Orascom Construction Industries (OCI), yang dijalankan oleh kakaknya  Nassef Sawiris, karena tuduhan penggelapan pajak.

Kelompok perusahaan Orascom adalah salah satu perusahaan swasta terbesar di Mesir, menyediakan lebih dari 100.000 tenaga kerja Mesir . Sawiris, sekarang menjalankan investasi baru perusahaan Orascom Telecom, Media dan Teknologi.

“Saya dan keluarga saya sendiri yang akan berinvestasi di Mesir,  tidak seperti sebelumnya, proyek-proyek baru kami dapat berinvestasi, setiap pabrik baru bisa kami buka, setiap inisiatif baru akan memberikan pekerjaan bagi orang-orang muda Mesir,” katanya, meskipun ia tidak memberikan spesifik apa investasi baru semacam apa.

“Saya sangat, sangat yakin bahwa Mesir akan kembali sangat kuat sekarang,” katanya dalam sebuah wawancara telepon pada hari Minggu dari kapal pesiar di lepas pulau Yunani Mykonos, di mana ia sedang berlibur.

Saat pemerintahan Mursi, Kuwait dan Emirat Arab yang menjadi antek AS dan kolega gelap Israel, juga menahan bantuan pendanaan.

Setelah penggulingan Mursi, Sawiris mengatakan ia telah melobi pejabat pemerintah di Kuwait dan Uni Emirat Arab, yang telah menahan bantuan ke Mesir ketika di bawah Mursi, untuk menawarkan dukungan pendanaan cepat dan membantu Mesir dalam waktu beberapa bulan ke depan.

Tak lama setelah Militer Mesir melangkah masuk, UEA dan Kuwait menawarkan $ 3 milyar dan $ 4 miliar masing-masing kepada pemerintah Mesir, sedangkan Arab Saudi menawarkan bantuan $ 5 milyar.

“Jika Mesir jatuh, atau masuk ke dalam kekacauan, seluruh Timur Tengah masuk juga dalam krisis. Jadi mereka justru membela negara mereka dengan membantu Mesir, “katanya.

Sawiris, yang membiayai pendanaan Partai Liberal Mesir yang merupakan bagian dari koalisi yang menentang Mursi, mengatakan pemerintah Mursi pernah  menawarkan kepadanya jabatan gubernur Kairo awal masa jabatan presiden, tapi ia menolaknya, ia melihatnya sebagai upaya ” untuk membeli saya “.

Sawiris adalah pemilik saham di sebuah saluran televisi dan surat kabar terkemuka yang hanya tunduk pada perintah tuannya AS dan Israel. Lewat media inlah yang menjadi corong gerakan hingga jatuhnya kekuasaan Mursi yang islamis. Selamat bersenang-senang di bumi Mesir Hai para Dajjal.Em/Zoe


Tidak ada komentar: