Jurnalis Independen: Selain Amerika Serikat dan
Israel, pendukung kudeta pemerintahan Islam Mesir Ikhwanul Muslimin,
konglomerat Nasrani Mesir Naguib Sawiris menjadi penyokong dana gerakan kudeta
Presiden Mohammed Mursi. Jika AS langsung menurunkan Wakil Menteri Luar Negeri,
William Burns didampingi Duta Besar, Anne Patterson, ke Koiro sebagai legeslasi
tumbangnya kekuatan Islam Mesir, Israel merayakan dengan mengumandangkan perang
melawan Iran. Sementara pengusaha Nasrani berjanji mengiventasikan seluruh
kekayaannya untuk Mesir yang liberal.
Sementara musuh-musuh sedang berpesta,
tujuh orang pendukung Mursi tewas dan 261 terluka saat bentrok memperebutkan
keabsahan Presiden Mursi yang kini menjadi tahanan dengan tuduhan teroris oleh
militer Mesir. Ikhwanul Muslimin yang kini disamakan dengan gerakan teroris Al
Qaedah menjadi musuh pihak keamanan Mesir dan Dunia dibawah pengaruh AS dan
Israel sebagai penguasa tunggal Tata Dunia Baru(anti islam dunia).
Stasiun televisi Aljazeera
melaporkan, Selasa (16/7), ribuan pro-Mursi berkumpul memperingati puluhan
orang tewas di depan gedung Garda Republik pekan lalu dan menyerukan agar
militer membebaskan dan mengembalikan Mursi di kursi presiden.
Sekitar 92 orang tewas di hari
pertama protes sehari setelah terjadi kudeta terhadap Mursi. Sementara itu
unjuk rasa kemarin mencederai 19 warga sipil ada di Lapangan Tahrir.
Ribuan pendukung oposisi juga
ikut turun ke jalan. Wakil Sekretaris Negara Amerika Serikat William Burns
mendorong pemimpin sementara Mesir segera membentuk pemerintahan baru lebih
demokratis dan disukai rakyat. Padahal pemerintahan baru yang dimaksud adalah
sebuah pemerintahan yang loyal terhadap AS, Israel dan tata dunia baru yang
membenci apapun yang berbau islam.
Anjuran William Burns, mendapat
sambutan konglomerat Mesir , Naguib Sawiris, yang bisnis keluarganya mengontrol
luas kerajaan perusahaan Orascom mengatakan ia dan saudara-saudaranya akan
berinvestasi di Mesir tidak seperti sebelumnya.
Sawiris, seorang tokoh Kristen
terkemuka yang merupakan pengkritik keras Presiden Mohammed Mursi, mengatakan
pemerintah pemimpin Islam itu telah berusaha untuk mengkooptasi dan memukul bisnis keluarganya
dengan pajak yang luar biasa.
Anak tertua dari tiga bersaudara
miliarder itu , Sawiris menghabiskan sebagian besar pada tahun lalu dalam
pengasingan, kembali ke Mesir pada Mei setelah pejabat keuangan membersihkan
Orascom Construction Industries (OCI), yang dijalankan oleh kakaknya Nassef Sawiris, karena tuduhan penggelapan
pajak.
Kelompok perusahaan Orascom
adalah salah satu perusahaan swasta terbesar di Mesir, menyediakan lebih dari
100.000 tenaga kerja Mesir . Sawiris, sekarang menjalankan investasi baru
perusahaan Orascom Telecom, Media dan Teknologi.
“Saya dan keluarga saya sendiri
yang akan berinvestasi di Mesir, tidak
seperti sebelumnya, proyek-proyek baru kami dapat berinvestasi, setiap pabrik
baru bisa kami buka, setiap inisiatif baru akan memberikan pekerjaan bagi
orang-orang muda Mesir,” katanya, meskipun ia tidak memberikan spesifik apa
investasi baru semacam apa.
“Saya sangat, sangat yakin bahwa
Mesir akan kembali sangat kuat sekarang,” katanya dalam sebuah wawancara
telepon pada hari Minggu dari kapal pesiar di lepas pulau Yunani Mykonos, di
mana ia sedang berlibur.
Saat pemerintahan Mursi, Kuwait
dan Emirat Arab yang menjadi antek AS dan kolega gelap Israel, juga menahan bantuan
pendanaan.
Setelah penggulingan Mursi,
Sawiris mengatakan ia telah melobi pejabat pemerintah di Kuwait dan Uni Emirat
Arab, yang telah menahan bantuan ke Mesir ketika di bawah Mursi, untuk
menawarkan dukungan pendanaan cepat dan membantu Mesir dalam waktu beberapa
bulan ke depan.
Tak lama setelah Militer Mesir
melangkah masuk, UEA dan Kuwait menawarkan $ 3 milyar dan $ 4 miliar
masing-masing kepada pemerintah Mesir, sedangkan Arab Saudi menawarkan bantuan $
5 milyar.
“Jika Mesir jatuh, atau masuk ke
dalam kekacauan, seluruh Timur Tengah masuk juga dalam krisis. Jadi mereka
justru membela negara mereka dengan membantu Mesir, “katanya.
Sawiris, yang membiayai pendanaan
Partai Liberal Mesir yang merupakan bagian dari koalisi yang menentang Mursi,
mengatakan pemerintah Mursi pernah
menawarkan kepadanya jabatan gubernur Kairo awal masa jabatan presiden,
tapi ia menolaknya, ia melihatnya sebagai upaya ” untuk membeli saya “.
Sawiris adalah pemilik saham di
sebuah saluran televisi dan surat kabar terkemuka yang hanya tunduk pada perintah
tuannya AS dan Israel. Lewat media inlah yang menjadi corong gerakan hingga
jatuhnya kekuasaan Mursi yang islamis. Selamat bersenang-senang di bumi Mesir
Hai para Dajjal.Em/Zoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar