Jurnalis Independen: Dalam Operasi Cast Lead yang lalu
marak diberitakan bahwa adanya kedutaan Israel di negara tersebut, dan sudah
jamak diketahui umum bahwa Arab Saudi dan negara teluk sangat bersahabat erat
dengan Amerika Serikat yang sudah nyatakan sehidup semati dengan Israel.
Saudi memang dekat dan bersekutu dengan Amerika
Serikat dan juga Zionis-Israel dalam banyak hal, terutama dalam politik
regional di kawasan Dunia Arab. Hal ini sebenarnya tidak aneh. Kerajaan Saudi
sendiri dalam sejarahnya memang terbentuk atas campur tangan seorang perwira
Yahudi Inggris bernama Terrence Edward Lawrence dan Mesir sejak Anwar Sadat
terbunuh memang dikendalikan oleh Yahudi lewat AS.
Dalam kasus Pembantaian Gaza beberapa tahun yang lalu, baik Saudi memang berada di belakang tentara
Zionis-Israel, karena mereka tidak suka pada HAMAS dan lebih bersahabat dengan
Mahmoud Abbas plus Fatah-nya yang memang juga pelayan dari kepentingan
Zionis-Yahudi. Istilahnya, satu koalisi.
Namun harus diingat jika sikap
politik tersebut hanya dilakukan oleh para elit negara dan elit kerajaan,
sedangkan rakyatnya masih punya nurani dan bersikap sebaliknya. Sebagai contoh di
Mesir, sejak dahulu hingga kini berkali-kali terjadi penangkapan terhadap
Ikhwan, ormas Islam terbesar di sana. Dan di Saudi, elit kerajaannya sampai
sekarang berusaha membangun Mekkah modern dengan cetak biru yang mirip Vatikan
dan sebagainya.
Sebagai Muslim kita harus
bersikap adil dan tegas. Adil dalam memandang suatu persoalan, dan tegas dalam
membela yang haq dan melawan kebathilan. Boikot terhadap apapun dari negara
negara tersebut gara-gara penguasanya
menjadi sekutu Zionis tentu bukan tindakan yang bijak. Yang perlu adalah
menumbangkan elit negaranya dan menggantinya dengan seorang Muslim yang baik.
Saudi Arabia harus diubah menjadi kekhalifahan, karena bentuk kerajaan atau
Monarkhi Absolut seperti yang ada sekarang ini di Saudi Arabia tidak sejalan
dengan Sunnah Rasulullah, suatu bidah yang besar. Ini menjadi pekerjaan rumah
bagi Muslim seluruh dunia.
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul SAW
berali-kali menegaskan jika orang Yahudi itu tidak bisa dipercaya, sombong,
takabur, fasik, dan sebagainya, namun tetap saja penguasa dan elit negara Mesir
serta Saudi bersekutu dengannya. Motivasinya? Ini menjawabnya sangat mudah.
Sejak zaman kekuasaan kaum
Quraisy serta para Firaun, motivasi utama untuk meninggalkan ajaran agama yang
haq yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Inodnesia sekarang ini, selalu
saja ada tiga: Harta, Tahta, dan Wanita. Jika seseorang itu sudah memiliki
syahwat yang besar terhadap ketiganya, maka bukan mustahil dia rela
merobek-robek agamanya untuk menambal dunia. Atau memperalat dalil-dalil agama
namun niatnya untuk menggapai kenikmatan duniawi. Istilah lugasnya: Menjual
agama dan umat-Nya demi mendapatkan segala kelezatan duniawi. Ini terjadi di
mana-mana pula. Wallahu’alam bishawab. @Rizki R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar