Jurnalis Independen: "Mereka berkata; "Hai Dzulkarnain,
sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu
membuat dinding antara kami dan mereka?"." (QS. Al-Kahfi 18:94)
Sementara dari
sebuah Hadits menyatakan bahwa Ya'juj dan Ma'juj dalam Hadits Dari Zainab Binti
Jahsh - isteri Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, berkata: "Nabi
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bangun dari tidurnya dengan wajah memerah,
kemudian bersabda; "Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari
kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup
Ya'juj dan Ma'juj seperti ini!" Beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam
riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; "Ya
Rasulullah, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih?"
Beliau menjawab; "Ya, Jika banyak kejelekan." (HR. Ahmad, Al-Bukhari
dan Muslim)
Jenis dan Asal
Usul Ya'juj dan Ma'juj
Berdasarkan
pendapat yang paling kuat, Ya'juj dan Ma'juj merupakan isim 'Ajam dan Laqab
(julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya'juj dan Ma'juj termasuk spesies
manusia. Hanya saja, para ulama berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya.
Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam 'alaihis salam dan Hawa atau dari Adam
saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh 'alaihis salam dari keturunan
Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh,
Nabi Nuh mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut
keturunan dari Yafits bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya'juj dan Ma'juj berasal
dari satu ayah yaitu Turk. Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah
Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat.
Mereka tinggal
di Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan
Tamujin. Mereka dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7
H di Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin
Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay.
"Batu" anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan
menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah
Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang
menaklukan Cina. Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan
Bagdad pada masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu'tashim Billah
pertengahan abad ke-7 H / 656 H.
Ya'juj dan
Ma'juj adalah kaum yang banyak keturunannya.
Menurut mitos,
mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka
taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka
berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek
sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak
berdasar.
Pada QS.
Al-Kahfi 18:94, Ya'juj dan Ma'juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika
mereka melewati perkampungan, membabat semua yang menghalangi dan merusak atau
bila perlu membunuh penduduk. Karenanya, ketika Dzulkarnain datang, mereka
minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik
ketenangan penduduk.
Siapakah
Dzulkarnain?
Menurut versi
Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang
Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan
murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi
ke India dan menaklukan Mesir. Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit
diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan
Al-Quran menyebutkan; "Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami
memberikan kepadanya sebab segala sesuatu." (QS. Al-Kahfi 18:84).
Menurut
sejarawan muslim Dzulqarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar
Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.). Kerajaannya disebut
At-Tababi'ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya
yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur.
Menurut Ibnu
Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih. Dzulqarnain seorang pengembara dan
ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan, atas
permintaan penduduk, Dzulqarnain membangun benteng. Para arkeolog menemukan
benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi
Balkh dan disebut sebagai "Babul Hadid" (Pintu Besi) di dekat
Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade
Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja
Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. "Babul
Hadid" adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
Benarkah Tembok
Cina Adalah Tembok Dzulqarnain?
Banyak orang
menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Dzulqarnain dalam surat Al-Kahfi. Dan
yang disebut Ya'juj dan Ma'juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak dan
menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan.
Dzulqarnain
memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia
meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api
dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa
dipanjat.
Ada tiga hal
yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina
terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu
dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dan
seterusnya, sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al-Kahfi: 86, ketika bertemu
dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman, "Wahai Dzulqarnain, terserah
padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada
mereka." Artinya, Dzulqarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan,
sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang
dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Dzulqarnain?
Beberapa
Penelitian Tembok Ya'juj
Abdullah Yusuf
Ali dalam tafsir The Holy Qur'an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan,
240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung
batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan
67oE. Tempat itu kini bernama Buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu
nama Arabnya adalah bab al-hadid. Orang Persia menyebutnya Dar-i-ahani. Orang
Cina menamakannya Tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang,
seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam
perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang
dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq,
mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati
gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri kanan
terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat
bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang
Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi
itu.
Letak Perkiraan
Tembok Besi Berada
Apa pun tentang
keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di
Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi dan
sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang
sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia, terletak
di republik Georgia. Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian
yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah
(Abbasiah 842-847 M), Konon,
Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain
untuk memenjarakan Ya'juj-Ma'juj terbuka. Mimpi itu mendorong Khalifah untuk
mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq
menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu
Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar.
Tersebut dalam
Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya
5000 dinar untuk penelitian ini. Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ
ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi
ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa
Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak
dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu
Sallam sampai ke pegunungan Ya'juj-Ma'juj. 27 hari Sallam mengarungi
puing-puing daerah Basjarat.
Ia kemudian tiba
di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam
melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan,
tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu
adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya'juj dan Ma'juj tempo dulu.
Selama 6 hari,
berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik
gunung tempat Ya'juj-Ma'juj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan
Ya'juj-Ma-juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah
sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat
al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan
sangat detail. Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk
di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari.
Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi
dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu
menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang
konon Ya-juj-Ma-juj itu.
Ya'juj-Ma'juj
sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah
dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, dan
membunuh suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu
daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya'juj dan Ma'juj kepada Iskandar
Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke
sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang Kiamat
nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai
turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat
al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya
kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat
Ya-juj-Ma-juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok
penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat
tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz
(Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali
ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra'a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan
detail hasil penelitiannya kepada Khalifah. Kalau menurut penuturan Ibnu
Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah, pegunungan Ya'juj-Ma'juj berada
sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan
al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah
Rusia.@Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar