Jurnalis Independen: Sepeninggal Presiden terguling
Muhammad Mursi oleh militer anti Ikhwanul Muslimin (IM-islam), Mesir akan
menjadi ajang pertempuran berdarah. Setelah kemenangan dalam pemilu secara
demokratis dan dimenangkan oleh partai IM, membuat mata dunia internasional,
khususnya AS (Barat) dan Israel menjadi gusar.
Dengan segala cara berusaha
menyingkirkan pemerintahan IM dan melengserkan Presiden Mursi. Setelah setahun
kekuasaan Presiden Mursi, Israel dan Barat lewat kekuasaan militer Mesir,
Jendral Abdel Fattah al-Sisi berhasil
mengkudeta kekuasaan Presiden Mursi dan IM yang akan diburu dan dicap sebagai
teroris.
Presiden Muhammed Mursi pemenang
pemilu setahun lalu, lengser sudah. Para anggota dan simpatisan Ikhwanul
Muslimin turun ke jalan-jalan selepas Salat Jumat (5/4/2013), menuntut
dikembalikannya Mohamed Morsi menjadi Presiden Mesir.
Sebelumnya, pada Rabu (3/7/2013)
malam, militer Mesir menggulingkan Morsi. Sejak itu, Ikhwanul Muslimin mendesak
para pendukung Morsi turun ke jalan-jalan, dan menyuarakan kemarahan mereka.
Kelompok itu juga mengancam akan melancarkan serangan balasan dengan kekuatan.
Kepolisian Mesir menangkap
sedikitnya empat orang, yang disinyalir akan melangsungkan
serangan teror balas dendam.
Mereka ditangkap atas tuduhan kepemilikan senjata dan bahan peledak.
Angkatan Bersenjata Mesir
menyatakan akan menjamin hak-hak masyarakat untuk protes, termasuk mereka yang
mendukung Morsi, selama tidak menimbulkan kekerasan atau perusakan properti.
Dewan Tertinggi Angkatan
Bersenjata juga mengatakan akan melindungi semua kelompok dari serangan balas
dendam.Meskipun berjanji akan melindungi semua hak masyarakat Mesir, militer
Mesir berencana menutup Ikhwanul Muslimin. Morsi adalah mantan pemimpin
kelompok itu, dan kemudian menjadi salah satu presiden pertama yang terpilih
secara demokratis di Mesir.
Seorang juru bicara untuk
Kebebasan Morsi dan Partai Keadilan, sayap politik Ikhwanul Muslimin
mengatakan, apa yang dimulai sebagai sebuah kudeta militer, berubah menjadi perburuan
teroris. Ikhwanul Muslimin akan disamakan dengan Al Qaedah dan diburu oleh
Barat (AS) maupun Israel.
Buktinya, Kantor Kejaksaan Mesir
telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi pemimpin Ikhwanul Muslimin,
Mohamed Badei, atas dugaan melakukan penghasutan dan pembunuhan, juga mantan
pemimpin Ikhwanul Muslimin Mohamed Mahdi Akef.
Media pemerintah melaporkan bahwa
mereka telah ditangkap, namun Ikhwanul menyebut hal itu merupakan desas-desus
palsu.
Sementara itu, Semenanjung Sinai
juga bergolak. Dalam serangan milisi Islam pada Jumat pagi di sejumlah lokasi
dan bandara, ternyata menyisakan korban jiwa.
Kantor berita resmi MENA
mengatakan helikopter Apache militer dikirim untuk mengejar orang-orang
bersenjata tersebut dan berhasil melumpuhkan sebuah kendaraan milisi.
Kelompok milisi di Semenanjung
Mesir, menyatakan mengecam penggulingan Mursi dari kursi Kepresidenan.
Adly Mansour, Kamis (4/7/2013),
dilantik menjadi pengganti sementara Presiden Mesir, Mohammed Mursi, yang
digulingkan oleh militer, dua hari lalu.
Dalam pidato pertamanya, mantan
Ketua Mahkamah Konstitusi Mesir itu mengatakan, dirinya akan memastikan
revolusi Mesir berjalan di jalurnya seperti dikehendaki AS dan Israel.
.
"Saya menerima penugasan
dari bangsa Mesir, yang merupakan pemimpin dan sumber dari semua kekuatan, yang
memperbaiki jalan revolusi pada 30 Juni kemarin," ujarnya, seperti dikutip
dari Upi.com, Jumat.
"Penguasa sebelumnya
mengubah diri mereka menjadi setengah dewa. Dan itu telah berakhir selamanya, Presiden di Mesir
tidak akan lagi menikmati kekebalan itu," lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan
Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi di hari Rabu menguraikan sejumlah rencana
masa depan Mesir, termasuk menangguhkan konstitusi dan menunjuk Mansour untuk
menggantikan Mursi.
Mansour akan memimpin kabinet
yang diisi kaum teknokrat, termasuk semua faksi politik dan kaum muda di Mesir,
kecuali Ikhwanul Muslimin.
Angkatan bersenjata Mesir, juga
menjamin keselamatan para pendukung Mursi, untuk meredakan ketegangan di Mesir.
"Angkatan bersenjata tidak
akan mengizinkan siapapun untuk menghina, memprovokasi atau menyerang mereka
yang bergabung dalam arus Islam," ujar militer Mesir dalam sebuah pernyataan.
Betulkah demikian? Padahal ancaman memenjarahkan Presiden terguling Mohammed
Mursi dan Ikhwanul Muslimin telah didengungkan. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar