Rabu, 17 Juli 2013

Mustika Merah Delima Al-Karom Isyaroh Kewalian Seorang Hamba

Oleh: Idris Nawawi. TjA

Jurnalis Independen: Sungguh beruntung bagi siapapun yang kedapatan buah Al-Karom, sebab tiada bisa ditakar baginya kecuali buah ini terlahir dari alam Surga Majazi.


Dalam sejarah kewalian, buah Al-Karom kerap menjadi simbol dari keagungan derajat manusia. Sebab Allah SWT, sudah menge- Nash dalam Hadist Qudsi: “Sesungguhnya tidak kubutakan mata para hamba yang menjadi kekasih-Ku, kecuali mereka yang inkar”……… Hal semacam ini sebagai makna Muroqobah, Anta’budahu (memahaminya hamba terhadap Dzat yang menciptakan) sehingga secara makna luas, Allah SWT, menunjukkan keagungannya secara muthlak bagi mereka yang paham.
Sebagai salah satu biji yang menghias alam surga Majazi…… Sejak zaman para Wali dan ahli khos lainnya, buah ini kerap dijadikan batu loncatan menuju alam ke Walian seperti alam Thurobi dan alamul Barri.

Konon dalam keluasan ilmu Dhaukiyatun nafsi (memahami keluasan ilmu Allah yang terlahir dari sifat hamba) dimana kita pernah bertemu secara yaqodhotan/ dohir, dengan nabiyulloh Hidir AS, maka baginya SAH untuk mendapatkan buah Al-Karom.

Bahkan,,,,,,dimana mereka pernah menginjakkan kakinya karena ijin Allah, masuk ke-alam kenikmatan Thurobi/ alamnya nabiyulloh Hidir AS, maka SAH baginya memetik salah satu buah Al-Karom, sebagai cindera mata dibawa pulang ke alam duniawi.

Seperti yang terjadi di zaman sekarang, kami pribadi telah menyaksikan secara langsung bentuk dari buah Al-Karom, atas ijin Allah, dari beberapa min Auliyaul Kamil, seperti Habib Syeikh Quthbul Ghois Syareatul Khotam, Habib Syeikh Quthbul Muthlak Imam Aly Makkatul Mukarromah, Habib Syeikh Qutbur Robbani Husen bin Yahya, Habib Syeikh Rijalulloh Abdal Nur Aly dan habib Syeikh Husen Al-Yamany (dari Yaman).

Mereka semua adalah hamba pilihan yang banyak mengkoleksi puluhan buah Al-Karom, dan dari mereka pula pemahamanku semakin luas, bahwa, tidak ada kemuskilan baginya dalam mengenal keagungan ilmu Allah.

Mungkin bagi pembaca akan selalu bertanya,,,,apakah ini semua benar atau hanya karangan penulis belaka……Yah dulu juga saya sependapat dengan orang yang memiliki pendapat seperti itu. Yang intinya kurang percaya dengan hal semacam ini. Sebab kedangkalan akal saya kala itu tidak sampai menggapai apa yang pernah dirasakan oleh mereka para hamba pilihan.

Namun pada tahun 2007, kami bersama santri Jam’ul Ijazah, atas ijin Syeikhina wamu-Robbi, atas hawatif yang diterimannya dari Kanjeng Syeikh Sanusi Pamijahan, 15 orang kala itu masuk dalam satu goa yang disebut dengan nama “Goa Gunung Mujarrob” berlokasikan di daerah Pamijahan Tasik Jawa Barat.

Disitu aku baru paham secuil dari kebesaran ilmu Allah yang ditunjukkan kepada kami. Goa yang tadinya gelap gulita menjadi terang benderang oleh cahaya yang bersinar terang saling memantul satu sama lainnya dari celah bebatuan bagian atap goa.

Dan setelah tugas yang di emban dari Mursyid sudah kami laksanakan, 15 orang yang kami bawa langsung bergerak maju hingga sampai ke ujung goa.

Disitulah saya baru paham, ternyata cahaya tadi berasal dari biji yang menempel pada sebuah dahan pohon. Dan secara iseng aku mengambil 4 buah yang langsung kumasukkan pada saku celana.

Sesampainya dirumah aku langsung menyerahkan apa yang menjadi tugas kami dihadapan Mursyid, dan tak lupa aku juga bertanya tentang buah yang memancarkan cahaya sewaktu berada di dalam goa Mujarrob.

Setelah kuperlihatkan padanya, beliau hanya tersenyum……..”Itu adalah buah Al-Karom, kamu telah masuk ke alam Thuroby, namun sayang hanya sampai di depan pintu semata, makanya buah Al-karom yang kamu dapat masih sangat muda dan belum bisa dijadikan wasilah sebagai syareat pegangan”.

Lalu beliau mengambil satu tepak kuningan “Ini ada 313 batu Al-Karom, yang sudah jadi, yang mana aku menjadikannya 3 sifat, khusus untuk ilmu kecerdasan (ladzuni) Derajat (duniawi) dan Multifungsi (serba guna)”.

Dan pada milad ke-5 kemarin, atas ijinnya, guruku memberikan partisipasinya dalam acara “Lelang Mustika” salah satu batu Al-Karom, “Semoga batu ini dimiliki oleh orang yang berhati ahli sodakoh” terangnya.

Kami hanya bisa mengucapkan “Amin Ya Robbal alamin” selamat baginya yang telah mendapatkan batu dari alam surga Majazi, semoga menambah amal ibadah dan menjadikannya husnul khotimah.

Lewat kisah ini, bagi anda yang membutuhkan batu Al-Karom, tentu anda harus menjalani laku seperti apa yang dilakukan oleh para Anbiya’.Insya Allah, bila memperoleh bimbingan dari Mursyid yang tepat dan berlaku sebagai murid yang tunduk, taat serta menjauhkan dari kehidupan duniawi yang berlebihan, Allah mengijinkan anda menemukan buah delima yang banyak digandrungi manusia.

Saya pribadi akan menuliskan satu artikel lain mengenai pohon delima, dimana guruku pernah bicara: “Semoga pohon ini akan bermanfaat untuk tujuan pembangunan pesantren kelak”

Lalu apa yang menjadi istimewanya pohon delima ini?
Setiap berbuah, pasti di dalam buah delimanya terdapat biji batu Merah Delima, dan apabila berbuah kembali, maka akan selalu terdapat batu yang sama hingga terus menerus sampai pohon itu mati dengan sendirinya/ rusak kurang di urus.

Tapi mohon maaf saya tidak bisa menuliskannya sekarang apalagi sampai diperlihatkan pohonnya.

Pohon ini masih menjadi polemik kalangan atas, karena ada 2 orang yang sudah mengetahuinnya dan mereka saling berebut ingin memiliki dengan harga Milyaran rupiah.

Namun bagi Syeikh,,,,,,,suatu saat pasti ada yang membutuhkan dengan hati dan keihlasan serta materi yang bila digunakan untuk tujuan maslahat, mau menerimannya. Sebab ke dua orang ini hanya berambisi ke sifat duniawi semata tanpa melihat keagungan ilmu Allah……


Salam ta’dzim buat para sedulur, semoga segala pemahaman ilmu Allah, bisa menjadikan kita semua rendah diri dihadapan-Nya. “Robbana dzolamna anfusana waillam tagfir lana watarhamna lanakunanna minalm khosiriin”@

Tidak ada komentar: