Jurnalis Independen: Edy A Effendi, mantan
wartawan Media Group milik Surya Paloh
dan penulis Editorial Media Indonesia, melalui akun jejaring sosialnya membeberkan
borok anti Islam di dalam tubuh perusahaan media tersebut. Dalam kicauan yang
dipostingnya pasca merebak polemik tudingan Metro TV bahwa Rohis Sekolah
merupakan sumber perekrutan terorisme, ia banyak membeberkan berbagai
pengalaman yang ditemuinya selama ia bekerja di Media Group.
Pada era 2000-an, saat Edy A
Effendi bekerja di Media Group, ada empat sekawan yang berperan dalam soal isu
agama.
“Mereka adalah Andy F Noya, Saur
Hutabarat, Elman Saragih, dan Laurens Tato, kebetulan mereka adalah non muslim
dan pengendali Media Group,” paparnya.
“Empat petinggi inilah yang punya peran penting
mengakses berita. Surya Paloh tidak tahu menahu. Surya Paloh juga tidak tahu
kalau beberapa kali disomasi.”
Edy menjelaskan bahwa di Metro TV
posisi-posisi setrategis, pegawai Muslim disingkirkan.
“Sebagai mantan penulis
editorial, saya tahu persis, bagaimana berita dipermainkan. Saya protes soal
rekruitmen yang berbau SARA. Rekrutmen reporter sangat berbau SARA. Di rapat
besar, saya protes ke Elman (Siregar). Rekrutmen reporter yang diterima banyak
Non Muslim? Elman kaget. Dia bilang: ‘Sepanjang saya kerja di media, baru kali
ini dikritisi soal ini.’
Jika ada 6 reporter yang
diterima, komposisinya, 2 Protestan, 2 Katolik, 2 Islam. Ini fakta bukan fiksi.
Saksi banyak.”
Edy juga menjelaskan bahwa Metro
TV tidak menyukai PKS, sehingga berita-berita tentang Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) dinegasikan.
“Ketika menyudutkan demo PKS.
Elman di Editorial Pagi Metro bilang (bahwa) yang demo anti AS (itu) tak
beradab dan bodoh. Pernah juga soal editorial yang menghina umat Islam
Palestina. Umat Islam Indonesia tak perlu bela Palestina. Penulisnya Laurens
Tato. Jadi, kalau ada demo PKS, meski
sangat massif, tak boleh dipajang di halaman pertama,” tuturnya.
“Pernah PKS demo besar-besaran
memprotes Bill Clinton ke Indonesia. Pas rapat redaksi, Yohanes Widad, asisten
redaksi pelaksana, meminta foto jangan dipasang (di) halaman 1. Mereka tak suka
PKS.”
Edy menyatakan bahwa apa yang ia
ungkapkan tersebut bukanlah karena ia membenci agama selain Islam, baginya
urusan agama adalah soal privasi, yang ia inginkan dari apa yang disampaikannya
ini adalah demi objektivitas dan anti diskriminasi.
“Sudah lama, saya siap lahir
batin melawan Elman cs. Kultwit saya soal Media Group bukan dendam atau apapun.
Tapi ulah mereka sudah di luar batas,” pungkasnya.@ Edy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar