Selasa, 16 Juli 2013

Hukuman Penganut Pesugihan

Jurnalis Independen: Hidup nyaman, serba ada dan berkelebihan dalam gelimang harta, hingga kini masih saja menjadi buruan manusia, terlebih manusia lemah iman tanpa sandaran kepercayaan kepada alam kehidupan akherat. Tanpa sadar menjadi budak nafsu syaitaniyah, bahkan setelah meninggal dunia menjadi syetan itu sendiri.


Pada kenyataannya banyak orang yang tertarik menelaah pada dunia mahkluk halus. Rasa penasaran itu, barang kali mereka mendengar beberapa cerita, membaca tulisan atau dari buku-buku.

Bagi orang yang telah mencapai ilmu sejati dalam kejawen atau mungkin yang sudah menguasai metafisika, dunia mahkluk halus itu biasa adanya. Bukannya omong kosong. Menurut berbagai kalangan, dibawah ini digambarkan informasi dunia Makhluk halus versi kejawen, paling tidak yang ada ditanah Jawa.

Banyak ahli kejawen mempunyai pendapat yang sama, bahwasanya di dalam dunia yang satu dan sama ini, sebenarnya dihuni oleh tujuh macam makhluk alam kehidupan, termasuk alam yang dihuni oleh manusia.

Di dunia ini memiliki tujuh saluran kehidupan yang ditempati oleh bermacam-macam mahkluk. Mahkluk-mahkluk dari tujuh alam tersebut, pada prinsipnya mereka mengurusi alamnya masing-masing. Aktivitas mereka tidak bercampur setiap alam mempunyai urusannya masing-masing. Dari tujuh alam itu hanyalah alamnya manusia yang mempunyai matahari dan penduduknya yang terdiri dari manusia, binatang dan lain-lain mempunyai badan jasmani.

Penduduk dari 6 alam yang lain mereka mempunyai badan dari cahaya (badan Cahya) atau yang secara populer dikenal sebagai mahkluk halus – wong alus – mahkluk yang tidak kelihatan.
Di 6 alam itu tidak ada hari yang terang berderang karena tidak ada matahari. Keadaannya seperti suasana malam yang cerah dibawah sinar bulan dan bintang-bintang yang terang, maka itu tidak ada sinar yang menyilaukan seperti sinar matahari atau bagaskoro (Jawa halus)

Ada 2 macam mahkluk halus :
Mahkluk halus asli yang memang dilahirkan atau diciptakan sebagai mahkluk halus.
Mahkluk halus yang berasal dari manusia yang telah meninggal. Seperti juga manusia ada yang baik dan jahat, ada yang pintar dan bodoh.

Mahkluk-mahkluk halus yang asli mereka tinggal di dunianya masing-masing, mereka mempunyai masyarakat maka itu ada mahkluk halus yang mempunyai kedudukan tinggi seperti Raja-raja, Ratu-ratu, Menteri-menteri dll, sebaliknya ada yang berpangkat rendah seperti prajurit, pegawai, pekerja dll.

Inilah kenyataannya yang bukan hanya merupakan ilusi atau bayangan semata, alam lain itu antara lain :

1. Merkayangan
Kehidupan di saluran ini hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, kecuali tidak adanya sinar terang seperti matahari.

Dalam dunia merkayangan mereka merokok, rokok yang sama seperti dunia manusia, membayar dengan uang yang sama, memakai macam pakaian yang sama, ada banyak mobil yang jenisnya sama di jalan-jalan, ada banyak pabrik-pabrik persis seperti di dunia manusia. Yang mengherankan adalah, mereka itu memiliki tehnologi yang lebih canggih dari manusia, kota-kotanya lebih modern ada pencakar langt, pesawat-pesawat terbang yang ultra modern dll.
Ada juga hal-hal yang mistis di dunia Merkayangan ini, kadang-kadang bila perlu ada juga manusia yang diundang oleh mereka antara lain untuk: melaksanakan pertunjukkan wayang kulit, menghadiri upacara perkimpoian, bekerja di batik, rokok dan manusia-manusia yang telah melakukan pekerjaan di dunia tersebut, mereka itu dibayar dengan uang yang syah dan berlaku seperti mata uang di dunia ini.

2. Jin-Siluman
Mahkluk halus ini konon suka tinggal didaerah yang ber air seperti di danau-danau, laut, samudera dll, masyarakat siluman diatur seperti masyarakat jaman kuno. Mereka mempunyai Raja, Ratu, Golongan Aristokrat, Pegawai-pegawai Kerajaan, pembantu-pembantu, budak-budak dll. Mereka bisa tinggal di Keraton-keraton, rumah-rumah bangsawan, rumah-rumah yang bergaya kuno dll.

Kalau orang pergi berkunjung ke Solo-Yogyakarta atau jawa Tengah, orang akan mendengar cerita tentang beberapa siluman antara lain: Kanjeng Ratu Kidul – Ratu Laut Selatan, Ratu legendaris, berkuasa dan amat cantik, yang tinggal di istananya di Laut Selatan, dengan pintu gerbangnya Parangkusumo. Parangkusumo ini terkenal sebagai tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul, dalam pertemuan itu, Kanjeng Ratu Kidul berjanji untuk melindungi semua raja dan kerajaan Mataram.

Beliau mempunyai seorang patih wanita yang setia dan sakti yaitu Nyai Roro Kidul, kerajaan laut selatan ini terhampar di Pantai Selatan Pulau Jawa, di beberapa tempat kerajaan ini mempunyai Adipati. Seperti layaknya disebuah negeri kuno di kerajaan laut selatan ini juga ada berbagai upacara, ritual dll dan mereka juga mempunyai angkatan perang yang kuat. Sarpo Bongso-Penguasa Rawa Pening.

Sebuah danau besar yang terletak di dekat kota Ambarawa antara Magelang dan Semarang. Sarpo Bongso ini siluman asli, yang telah tinggal di telaga itu untuk waktu yang lama bersama dengan penduduk golongan siluman. Sedangkan kanjeng Ratu Kidul bukanlah asli siluman, beberapa abad yang lalu beliau adalah seorang Gusti dikerajaan di Jawa, tetapi patihnya Nyai Roro Kidul adalah siluman asli sejak beberapa ribu tahun yang lalu.

3. Kajiman
Mereka hidup dirumah-rumah kuno di dalam masyarakat yang bergaya aristokrat, hampir sama dengan bangsa siluman tetapi mereka itu tinggal di daerah-daerah pegunungan dan tempat-tempat yang berhawa panas. Orang biasanya menyebut merak Jim.

4. Demit
Bangsa ini bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang hijau dan lebih sejuk hawanya, rumah-rumah mereka bentuknya sederhana terbuat dari kayu dan bambu, mereka itu seperti manusia hanya bentuk badannya lebih kecil.

Disamping masyarakat yang sudah teratur seperti Merkayangan, Siluman, Kajiman, dan Demit masih ada lagi dua menjelaskannya lebih detail, secara singkat kedua masyarakat itu adalah untuk mereka yang jujur, suci dan bijak. Mahkluk halus yang tidak sempurna.
Disamping tujuh macam alam permanen tersebut, ada sebuah saluran yang terjepit, dimana roh-roh dari manusia-manusia yang jahat menderita karena kesalahan yang telah mereka perbuat pada masa lalu, ketika mereka hidup sebagai manusia.

Manusia yang salah itu pasti menerima hukuman untuk kesalahan yang dilakukannya, hukuman itu bisa dijalani pada waktu dia masih hidup di dunia atau lebih jelek pada waktu sesudah kehidupan (afterlife) diterima oleh orang-orang yang sudah melakukan: fitnah, tidak jujur, prewangan (orang yang menyediakan raganya untuk dijadikan medium oleh mahkluk halus), blackmagic, guna-guna yang membuat orang lain menderita, sakit atau mati dll, pengasihan supaya dikasihi oleh orang lain dengan cara-cara yang tidak wajar, membunuh orang, dll perbuatan yang nista.

Memuja berhala untuk menjadi kaya (pesugihan) yang dimaksud dengan berhala dalam kejawen bukanlah patung-patung batu, tetapi adalah sembilan macam mahkluk halus yang katanya, “suka menolong” manusia supaya menjadi kaya dengan kekayaan meterial yang berlimpah.
Pemujaan terhadap kesembilan mahkluk jahat itu merupakan kesalahan fatal, mereka itu bila dilihat dengan mata biasa kelihatan seperti:

Jaran Penoreh – kuda yang kepalanya menoleh kebelakang
Srengara Nyarap – anjing menggigit
Bulus Jimbung – bulus yang besar
Kandang Bubrah – kandang yang rusak
Umbel Molor – ingus yang menetes
Kutuk Lamur – sebangsa ikan, penglihatannya tidak terang
Gemak Melung – gemak, semacam burung yang berkicau
Codot Ngising – kelelawar berak
Bajul Putih – buaya putih.

Bagi mereka yang telah melakukan kesalahan dengan jalan memuja atau menggunakan “jasa-jasa baik“ berhala diatas, mereka tentu akan mendapat hukuman sesudah “kematiannya“ badan dan jiwa mereka mendapat hukuman persyaratan sangkan paraning dumadi (datang dari suci, di dunia ini hidup suci dan kembali lagi ke suci).

Berbagai macam hukuman sesudah kehidupan

Bagi mereka yang telah keblinger menggunakan jasa-jasa baik dan bahkan telah memuja para berhala tersebut, sesudah kematiannya, mereka tidak bisa menjadi manusia yang telah menjalani tahap kehidupan yang benar, yaitu “datang dari suci, hidup didunia secara suci dan kembali ke suci” lagi. Sewaktu didunia, perbuatannya tidak suci, melanggar ketentuan Gusti, Tuhan, untuk itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal, mereka menjadi dhanyang. Dhanyang  adalah makhluk halus yang berasal dari manusia yang tengah menebus dosa- perbuatan salahnya, mereka masih tetap dialam halus dunia atau tepatnya “dialam halus watu kayu”.

Oleh karena itu, menurut pemahaman Kejawen, orang yang baik adalah yang hidupnya sempurna dan matinya sempurna.Sewaktu menjalani kehidupan didunia jujur dan baik kelakuannya, bisa pulang kemula-mula, kealam kelanggengan secara langsung dengan lancar dan baik, kembali ke haribaan Gusti, Tuhan.

Sedangkan mereka yang tidak sempurna matinya, masih harus menjalani hukuman sesuai dengan kesalahan yang telah diperbuatnya.


Berhala lain yang kejam

Masih ada berhala-berhala jenis lain yang suka menggoda orang dengan iming-iming yang menggiurkan,jadi kaya harta benda,sehingga sulit ditolak mereka yang lemah imannya.

Para berhala sangat kejam itu adalah a.l : Buto Ijo; Klabang Sayuto; Ula Ngripi, ketiga berhala itu mau “membantu” tetapi dengan imbalan upah yang amat mahal seperti minta makanan yang berupa manusia hidup. Orang yang mamakai jasa mereka akan dituntun bagaimana caranya mencari “sesaji” atau korban orang hidup. Kalau satu ketika tidak bisa mencarikan korban, bukan tidak mungkin orang itu sendiri yang dilahap oleh berhala piaraannya.

Dimasa lampau, cerita mengenai berhala dan kekejamannya banyak beredar di masyarakat. Sebenarnya punya tujuan positif, yaitu jangan pernah berhubungan apalagi ber-komitmen dengan makhluk-makhluk semacam itu.

Masih ada lagi makhluk halus jahat yang mau menolong orang keblinger dengan cara mencuri uang, seperti tuyul yang bentuknya  seperti anak kecil dengan kepala gundul; babi ngepet dll.


Berbagai macam hukuman

Hukuman yang dijalani oleh mereka yang telah membuat kesalahan fatal, teramat berat. Oleh karena itu, setiap orang sebaiknya menghindari perbuatan yang tidak baik, jangan berbuat jahat. Caranya? Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Welas Asih. Berbuat hal-hal yang baik dan benar, berpegang kepada norma-norma budi pekerti, dilandasi watak jujur dan selalu dalam tuntunan Tuhan, suka menolong sesama, jangan mencuri, memfitnah, membunuh, jangan berbuat jahat.

Kendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari, jangan tergoda kepada kenikmatan duniawi sesaat , karena itu tidak abadi. Ingatlah nasihat pinisepuh : Urip iku mung mampir ngombe – Hidup didunia ini ,hanyalah untuk mampir minum. Artinya hidup didunia hanya dalam waktu singkat, maka itu berbuatlah yang patut.

Jenis-jenis hukuman yang mesti dijalani ada beragam. Seorang pembunuh akan dilahirkan lagi sebagai binatang selama seribu hari, untuk setiap orang yang dibunuhnya. Jenis binatang yang dipakai tempat hukuman a.l. : kucing, anjing, kuda, monyet, domba, babi, unta, gajah dll.

Pembunuh akan menjadi dhanyang banaspati, makhluk halus tidak sempurna dengan kepala api menyala.Para pelaku fitnah, guna-guna, black magic menjadi dhanyang kemamang, makhluk halus tak sempurna yang badannya menyala.

Prewangan, yang perempuan menjadi peri, makhluk halus tak sempurna, wanita yang baunya tidak sedap, suka mengganggu laki-laki iseng dan tak kuat imannya. Prewangan lelaki jadi gendruwo, makhluk halus jahat tak sempurna berwatak kriminal, badannya bau sekali, suka mengganggu istri orang dengan berubah bentuk seperti suaminya .

Para penyembah berhala, pencari kekayaan dengan bantuan berhala antara lain akan menjadi kuntilanak, makhluk halus tak sempurna yang punggungnya bolong dan makhluk-makhluk halus lain yang hina.

Para dhanyang itu suka tinggal di 13 macam pohon yang dicipta menjadi rumahnya, seperti dipohon-pohon : beringin, randhu alas, sawo, kenanga, kanthil dll.

Para dhanyang jahat ini suka mengganggu manusia yang lemah imannya atau tengah bingung menghadapi cobaan hidup. Terkadang ada dhanyang yang berpura-pura menjadi orang tua atau wanita cantik atau pria bagus untuk mengganggu. Tetapi , kalau orang tenang mudah dideteksinya, karena para dhanyang  tidak punya lekukan dibawah hidung dan kalau berdiri kakinya tidak menapak tanah.

Hadapi dengan tenang, manusia tidak kalah sama para dhanyang. Karena enerji manusia lebih besar dibandingkan dhanyang. Dan manusia juga dikawal oleh para saudara halusnya yang adalah juga makhluk halus yang kekuatannya tidak kalah dari para dhanyang apapun. Serta manusia yang baik selalu dilindungi Gusti, Tuhan, Allah SWT. Oleh karena itu kita tidak perlu takut, tetapi juga jangan takabur.


Bekasaan

Ini adalah sebutan untuk semua makhluk halus yang tidak sempurna yang bentuknya sangat jelek bahkan ada yang menakutkan. Ini para makhluk halus yang termasuk golongan kriminal, preman yang kasar dan tidak sopan. Orang Jawa menyebutnya : Bekasaan.


Dhanyang Samarabumi

Ini golongan dhanyang yang baik, biasanya membantu menjaga rumah, suatu tempat atau desa.

Dhanyang samarabumi pada waktu hidup sebagai manusia didunia punya ilmu kesaktian, tetapi ilmu dan laku spiritualnya tidak sempurna . Sesudah kehidupannya, mereka ditunjuk jadi dhanyang samarabumi untuk menjaga/ sing mbahureksa suatu tempat dan manusia yang tinggal disitu supaya selamat.

Sesuai dengan ketentuan tugasnya, maka manusia bisa minta bantuan dhanyang samarabumi untuk menjaga desa , rumah, gedung,bisa juga diminta ikut membantu suatu upacara supaya berjalan dengan selamat terbebas dari gangguan makhluk jahat baik orang maupun bangsa halus.

Biasanya para dhanyang samarabumi itu sudah jauh lebih lama menghuni suatu tempat dari pada manusia penghuni tempat tersebut. Pada waktu diminta menjalankan tugas sesuai dengan kewajibannya untuk menjaga desa, rumah dan penghuninya, orang berkata kepadanya dalam batin :

Nini Kaki Sang Dhanyang samarabumi sing mbahurekso ing deso ........
Kakek nenek Dhanyang samarabumi penjaga desa ........

Jagalah rumahku ini dan seluruh keluargaku supaya selamat atau jagalah desa ini beserta seluruh penduduknya supaya selamat. Terimakasih. Ya, kita mesti berterimakasih, seperti kita mesti berterimakasih kepada Satpam yang menjaga kampung dan rumah kita .Itu termasuk tatakrama pergaulan.

Kepada dhanyang samarabumi, kita hanya boleh minta dibantu dijaga supaya selamat, tidak minta hal yang lain seperti rejeki. Karena itu adalah tugas alami para dhanyang samarabumi yang digariskan Gusti dan tugas yang diemban tersebut juga merupakan penebusan kesalahannya.

Lalu bagaimana cerita tentang adanya rumah dan tempat yang angker, ada orang yang katanya punya istri makhluk halus? Itulah asal kematian manusia yang durhaka kepada Sang Pencipta dan sesamanya. Mereka akan hidup dalam alam kegelapan dan selalu mencari mangsa, membujuk manusia lemah iman untuk menuruti semua perintah dan hawa nafsunya. Setelah mereka mengikuti, dan meninggal dunia dalam kesesatan, akan menjadi teman setia para lelembut bernama syetan. Hidup dalam kesesatan dan kegelapan selam-lamanya.@


Tidak ada komentar: