Jurnalis Independen: Militer dan Ikhwan Saling Ancam
Terkait Rencana Demonstrasi Besar Jumat ini
presiden mursiSumber-sumber
berita Mesir mengatakan ada upaya membunuh Presiden Mesir Muhammad Mursi, yang
telah digulingkan oleh tentara dalam
Kudeta militer dua pekan lalu.
Beberapa situs berita mengutip
perkataan salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin, Ibrahim Munir bahwa ada berita
tentang upaya pembunuhan Presiden Mursi
yang saat ini sedang ditahan.
Sebagaimana juga dikutip oleh dua
situs berita online, “al-hiwar” dan
“al-Quds”, ada upaya untuk meracuni Muhammad Mursi, dan menyakiti serta
menyiksa hidupnya.
Sebelumnya ada pemberitaan bahwa
Presiden Muhammad Mursi berada dalam kondisi kesehatan yang buruk karena
dilarang untuk makan.
Sampai saat ini tidak ada
kepastian yang berkaitan dengan kondisi Presiden Muhammad Mursi. Namun terkait
dengan upaya pembunuhan dengan meracuni makanan memang terkenal telah digunakan
dalam pembunuhan banyak pemimpin di seluruh dunia, termasuk salah satunya
mantan Presiden Otoritas Palestina, Yasser Arafat, yang telah dibunuh oleh
racun yang di temukan didalam makanannya.
Kesedihan IM dan muslim dunia
berbanding terbalik dengan kelompok Kristen Koptik. Kelompok Kristen Mesir ini
bersuka cita atas beralinhnya Pemerintahan Mesir ke Kalangan Liberal dan
Militer yang menjadi antek zionis yahudi dan barat.
Kristen koptik saat militer Mesir
menggulingkan Presiden Mohammed Mursi, pengacara Kristen Peter Naggar merayakan
dengan sukacita di Tahrir Square , sukacita yang lebih besar daripada ketika
Hosni Mubarak jatuh dari kekuasaan dua tahun lalu.
Naggar sangat lega bahwa setahun
pemerintahan Islam telah berakhir dua minggu lalu, tetapi banyak anggota minoritas Kristen masih
khawatir Mursi dan Ikhwanul Muslimin tidak akan menyerahkan kekuasaan dengan
begitu mudah.
Namun, Naggar senang melihat
bagian Ikhwan menjadi lemah. “Ini adalah revolusi Mesir yang nyata,” kata
Naggar, yang telah bergabung protes massa di Kairo pada 30 Juni menuntut Mursi
pergi. “Orang-orang berdiri melawan Islamisme. Ini adalah akhir dari politik
Islamisme. ” tambahnya.
Paus Tawadros II dari Kristen
Koptik juga mendukung militer, berdiri dengan para pemimpin liberal dan sekuler
di samping kepala angkatan bersenjata Abdel Fattah al-Sisi ketika ia
mengumumkan penghapusan Mursi pada 3 Juli.
“Saya masih khawatir karena
Ikhwan tetap memprotes,” kata salah satu penganut Kristen di Mesir, Habib.
Habib salah satu dari ratusan
pemuda Kristen di katedral yang pada bulan April lalu terlibat kerusuhan antara
Kristen Koptik dan Islam, yang melemparkan bom molotov .
Kementerian Dalam Negeri saat itu
menyalahkan orang Kristen, karena memulai masalah dengan membuat kerusuhan dan
membakar mobil.
Selama kekuasaan presiden Mursi,
Paus Tawadros mengatakan ia merasa Kristen diabaikan oleh pemerintah yang
dipimpin Ikhwan. Kristen Koptik mengancam akan beremigrasi “karena mereka takut
rezim Mursi,” katanya.
Koptik senang bahwa kabinet
sementara yang baru, yang akan memerintah sampai pemilihan umum dilaksanakan,
berisi perwakilan Kristen yang cukup banyak yaitu tiga orang Kristen termasuk
tokoh liberal Mounir Fakhry Abdel Nour sebagai menteri sentral ekonomi dan investasi.
Pada Kabinet Mursi yang lalu hanya satu Menteri Kristen di jabatan menteri
Riset.
“Ini adalah pemerintahan untuk
semua orang Mesir,” kata Naggar. “Mereka menunjuk Menteri karena mereka
kompeten.”
Ancaman terbesar kaum liberal dan
“Muslim” sekuler adalah mereka akan gagal lagi untuk mengatasi perpecahan
mereka, katanya. Ini bisa menyerahkan kemenangan pemilu berikutnya kepada
kelompok Islam yang telah memenangkan setiap pemilihan suara sejak penggulingan
Mubarak, karena mereka lebih terorganisir
daripada lawan-lawan mereka.
“Revolusi kita ini mungkin akan
dibajak untuk kedua kalinya oleh Ikhwanul Muslimin pada pemilu berikutnya
melalui kotak suara, makanya kita harus solid dan bersatu-padu,”kata Sidhom.
Sementara terkait akan
diselenggarakannya pemilu di Mesir, Abdul Fattah al-Sisi Jendral pengguling Mursi
merencanakan akan mengikuti pemilu. Rumor itu begitu keras walau seorang juru bicara
militer Mesir membantah pada hari Jumat
bahwa panglima militer Abdel Fattah al-Sisi berusaha untuk mencalonkan
diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden mendatang.
Juru bicara Angkatan Bersenjata
Mesir , Ahmad Mohammad Ali membantah laporan
bahwa Sisi, jenderal yang
memimpin penggulingan mantan presiden Mohammad Mursi, berencana untuk mencalonkan
diri sebagai presiden sebagai ”tidak
berdasarkan fakta .”
Dalam sebuah pernyataan Mohammad
Ali menambahkan, baik Sisi maupun pejabat militer lainnya telah mengisyaratkan
niatnya untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden.
Padahal dalam sebuah wawancara
pers sebelumnya, Mohammad Ali mengatakan Sisi memiliki hak untuk mencalonkan
diri sebagai presiden jika ia pensiun dari dinas militer, mendorong spekulasi
bahwa tentara berencana untuk meraih kursi kepresidenan dalam pemilihan
presiden yang direncanakan.
Laporan ini memperkuat posisi
Islamis untuk meningkatkan demonstrasi menentang Sisi atas perannya dalam
penggulingan Mursi.
Pada hari Jumat lalu, ribuan
orang Mesir, terutama dari partai-partai Islam, protes nasional menentang Sisi,
menuntut dikembalikannya Mursi.
Pemimpin Gerakan Masyarakat untuk
Perdamaian, yaitu Partai terbesar yang berafiliasi pada Gerakan Ikhwanul
Muslimin di Aljazair yang dipimpin oleh Ikhwan AljazairAdul Razzaq Maqri,
menuntut kepada pemerintah Aljazair pada hari Jumat lalu untuk mengusir duta
besa Mesir Izzudin Fahmi karena dianggap telah “menghina” Aljazair.
Maqri mengatakan dalam sebuah
pidato kepada kader Gerakan masyarakat untuk Perdamaian,”kami menyerukan kepada
pemerintah Aljazair untuk mengusir duta besar Mesir yang berpihak pada kudeta militer di Mesir,
dan menghina Aljazair beserta lembaga-lembaganya.” Ia menambahkan,” pelanggaran
terhadap legitmasi di Mesir adalah akhir dari proses politik di dunia Arab, yang
akan memunculkan kekerasan dan terorisme,” hal itu mengacu pada tindakan
penahan yang dilakukan tentara terhadap Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli.
Maqri memperingatkan bahwa kudeta
militer merupakan perampasan hak dan kehendak rakyat Mesir lalu menyerahkannya
kepada segelintir orang kemudian
menghancurkannya secara permanen, seperti yang tejadi di Irak, dan yang kini
terjadi di Suriah.
Sebagaimana yang dikutip oleh
Kantor berita Anatolia, urusan Luar
Negeri Aljazair pada hari Minggu lalu
telah memanggil duta besar Mesir, Izzudin Fahmi, sebagai protes terhadap
pernyataan yang dituduhkan kepadanya, dimana ia mengatakan,”ada perbedaan
antara yang terjadi di Aljazair pada tahun 1992 dengan apa yang saat ini
terjadi di Mesir, bahwa intervensi yang dilakukan tentara di Mesir bukanlah
kudeta”, hal tersebut menunjukkan bahwa pa yang terjadi di Aljazair pada tahun
1992 adalah kudeta. Namun Fahmi menolak bahwa pernyataan tersebut darinya.
Sementar di hadapan Uni Eropa,
dengan lantang dan tegas IM menyeruhkan pengembalian Kekuasaan Mursi, dan menuntut militer kembali
ke barak.
Demo Mursi, ratusan ribu
massa Pro Mursi membanjiri jalan-jalan
di Mesir menuntut kembalinya presiden terguling Mohammed Mursi, di tengah
ancaman peringatan militer untuk
bertindak keras terhadap demonstrasi protes.
Dua formasi jet tempur terbang di
atas kedua kota , Kairo dan Alexandria setelah shalat Jum’at siang berakhir.
Empat helikopter militer
berputar-putar, terbang rendah di atas angkasa
Kairo, dalam sebuah unjuk
kekuatan oleh militer.
Melambaikan bendera Mesir dan meneriakkan
slogan-slogan, kerumunan pengunjuk rasa berkumpul di dekat Masjid Rabaa al-Adawiya , di mana pendukung Mursi
ini telah berkemah sejak penggulingannya oleh militer pada 3 Juli.
“Islam, Islam,” teriak mereka,
harapan mereka untuk membentuk pemerintahan berdasarkan syariat Islam.
Di sisi lain, Penentang Mursi
merencanakan demonstrasi mereka sendiri pada hari Jumat di Tahrir Square dan di
luar istana presiden.
Sementara itu intelegen barat dan
mossad, bergerilya dengan mendiskriditkan kelompok Ikhwanul Muslimin. Tujuannya
adalah untuk memecah belah kekuatan IM.
Ikhwanul Muslimin Mesir
menyangkal pada hari Kamis mengadakan pembicaraan dengan pimpinan militer,
menyusul adanya berita dari Reuters bahwa kelompok Islam itu yang dimediasikan Uni Eropa telah membuat kerangka kerja penyelesaian
krisis politik Mesir.
“Tidak benar , bahwa ada
pembicaraan negosiasi dengan atau tanpa mediasi antara Ikhwan dan pemimpin
kudeta militer,” kata Jihad al-Haddad, juru bicara Ikhwanul.
Sebelumnya, Reuters mengutip
Haddad, yang mewakili gerakan dalam pembicaraan dengan Uni Eropa yang
difasilitasi sebelumnya, yang mengatakan bahwa proposal telah dibuat untuk
utusan Bernardino Leon .
Leon menegaskan kepada Reuters
bahwa ia telah menawarkan “jasa baik” Uni Eropa untuk membantu menyelesaikan
krisis, meskipun ia mengatakan istilah “mediator” terlampau melebih-lebihkan
perannya.
Usulan Uni Eropa, seperti yang
dijelaskan oleh Haddad, masih dalam tahap awal.
Menurut Reuters. Haddad tidak
memberikan rincian, dia hanya menggambarkannya sebagai “kerangka kerja” untuk
membuka dialog, dan tetap bersikeras untuk mengembalikan kekuasaan Mursi.
Haddad juga mengatakan tidak
jelas siapa pihak yang akan mewakili sisi berlawanan: militerkah atau politisi.
“Kita membutuhkan pihak ketiga. Bahkan tidak jelas siapa pihak ketiganya.
Apakah tentara? NSF? “Katanya, mengacu pada Front Keselamatan Nasional yang
terdiri dari kelompok-kelompok politik yang menentang Mursi.
Leon, yang berbicara melalui
telepon dari pesawat, menolak untuk masuk ke dalam rincian dari setiap proposal
yang telah diterima tetapi ia mengatakan dialog akan terbuka untuk semua pihak.
“Ini terlalu dini untuk
berbicara. Kami hanya mendengarkan semua
pihak dan posisi mereka dan setiap ruang yang mungkin untuk mendukung
keterbukaan. Kami percaya bahwa ini harus menjadi dialog Mesir dan tidak ada
aktor asing, “kata Bernadino kepada Reuters.
Haddad mengatakan Ikhwan akan
bersedia untuk bernegosiasi atas setiap isu politik, termasuk pemilihan umum
baru untuk menggantikan Mursi sebagai presiden, tapi bersikeras langkah awalnya
adalah tentara harus mengembalikan Mursi
kepada kekuasaan terlebih dahulu.
“Pertama, mereka harus
membalikkan kudeta,” katanya. “Anda tidak bisa datang pada masalah dan
menggulingkan pemimpin terpilih …. Ini adalah posisi kami, “katanya dalam
sebuah wawancara.
“Kedua pihak memiliki posisi yang sangat tegas, tapi pada
saat yang sama kita berpikir bahwa mereka tidak benar-benar tertutup dan ada
kemungkinan dapat saling mendekat.., saya tidak berkata optimis, tapi
setidaknya aku bisa mengatakan juga tidak pesimis. ”
Pemerintah sementara telah
mengundang Ikhwan untuk berpartisipasi dalam transisi menuju pemilihan umum
baru, diharapkan dalam waktu sekitar enam bulan. Ikhwan telah menolak tawaran
mereka dan menganggap tawaran itu sebagai propaganda.
Haddad mengatakan pemerintah
bertekad untuk menghancurkan Ikhwanul Muslimin , dan memastikan Ikhwan untuk
tidak pernah memenangkan pemilu lagi.
“Mereka harus memberikan Ikhwanul
pukulan telak dan memastikan ikhwan tidak akan mampu bersaing lagi. Bagaimana
cara mereka melakukannya? Mereka akan membekukan aset, menangkap pemimpin
puncak, menutup partai dan kantor pusat Ikhwan dan kantor di seluruh negeri,
dan membunuh tokoh Ikhwan di jalan, “katanya.
“Dan mereka pikir kita akan
mengalah? Ingat, kami adalah sebuah
organisasi yang dibangun selama 86 tahun di bawah rezim yang menindas. Itulah
sifat organisasi kita. Mereka hanya mendorong kita kembali ke dalamnya. ”
“Kita akan memaksa militer
kembali ke barak, dan mereka harus diberi pelajaran untuk tidak melibatkan
pimpinan mereka kembali ke panggung politik lagi…,” katanya.@Em/Zoe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar