Sabtu, 20 Juli 2013

Militer Mesir, AS dan Israel Rencanakan Racuni Mursi, Ikhwanul Muslimin Usaha Gagalkan

Jurnalis Independen: Militer dan Ikhwan Saling Ancam Terkait Rencana Demonstrasi Besar Jumat ini
presiden mursiSumber-sumber berita Mesir mengatakan ada upaya membunuh Presiden Mesir Muhammad Mursi, yang telah  digulingkan oleh tentara dalam Kudeta militer dua pekan lalu.


Beberapa situs berita mengutip perkataan salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin, Ibrahim Munir bahwa ada berita tentang  upaya pembunuhan Presiden Mursi yang saat ini sedang ditahan.

Sebagaimana juga dikutip oleh dua situs berita online, “al-hiwar” dan  “al-Quds”, ada upaya untuk meracuni Muhammad Mursi, dan menyakiti serta menyiksa hidupnya.

Sebelumnya ada pemberitaan bahwa Presiden Muhammad Mursi berada dalam kondisi kesehatan yang buruk karena dilarang untuk makan.

Sampai saat ini tidak ada kepastian yang berkaitan dengan kondisi Presiden Muhammad Mursi. Namun terkait dengan upaya pembunuhan dengan meracuni makanan memang terkenal telah digunakan dalam pembunuhan banyak pemimpin di seluruh dunia, termasuk salah satunya mantan Presiden Otoritas Palestina, Yasser Arafat, yang telah dibunuh oleh racun yang di temukan didalam makanannya.

Kesedihan IM dan muslim dunia berbanding terbalik dengan kelompok Kristen Koptik. Kelompok Kristen Mesir ini bersuka cita atas beralinhnya Pemerintahan Mesir ke Kalangan Liberal dan Militer yang menjadi antek zionis yahudi dan barat.

Kristen koptik saat militer Mesir menggulingkan Presiden Mohammed Mursi, pengacara Kristen Peter Naggar merayakan dengan sukacita di Tahrir Square , sukacita yang lebih besar daripada ketika Hosni Mubarak jatuh dari kekuasaan dua tahun lalu.

Naggar sangat lega bahwa setahun pemerintahan Islam telah berakhir dua minggu lalu, tetapi  banyak anggota minoritas Kristen masih khawatir Mursi dan Ikhwanul Muslimin tidak akan menyerahkan kekuasaan dengan begitu mudah.

Namun, Naggar senang melihat bagian Ikhwan menjadi lemah. “Ini adalah revolusi Mesir yang nyata,” kata Naggar, yang telah bergabung protes massa di Kairo pada 30 Juni menuntut Mursi pergi. “Orang-orang berdiri melawan Islamisme. Ini adalah akhir dari politik Islamisme. ” tambahnya.

Paus Tawadros II dari Kristen Koptik juga mendukung militer, berdiri dengan para pemimpin liberal dan sekuler di samping kepala angkatan bersenjata Abdel Fattah al-Sisi ketika ia mengumumkan penghapusan Mursi pada 3 Juli.

“Saya masih khawatir karena Ikhwan tetap memprotes,” kata salah satu penganut Kristen di Mesir, Habib.

Habib salah satu dari ratusan pemuda Kristen di katedral yang pada bulan April lalu terlibat kerusuhan antara Kristen Koptik dan Islam, yang melemparkan bom molotov .

Kementerian Dalam Negeri saat itu menyalahkan orang Kristen, karena memulai masalah dengan membuat kerusuhan dan membakar mobil.

Selama kekuasaan presiden Mursi, Paus Tawadros mengatakan ia merasa Kristen diabaikan oleh pemerintah yang dipimpin Ikhwan. Kristen Koptik mengancam akan beremigrasi “karena mereka takut rezim Mursi,” katanya.

Koptik senang bahwa kabinet sementara yang baru, yang akan memerintah sampai pemilihan umum dilaksanakan, berisi perwakilan Kristen yang cukup banyak yaitu tiga orang Kristen termasuk tokoh liberal Mounir Fakhry Abdel Nour sebagai menteri sentral ekonomi dan investasi. Pada Kabinet Mursi yang lalu hanya satu Menteri Kristen di jabatan menteri Riset.

“Ini adalah pemerintahan untuk semua orang Mesir,” kata Naggar. “Mereka menunjuk Menteri karena mereka kompeten.”

Ancaman terbesar kaum liberal dan “Muslim” sekuler adalah mereka akan gagal lagi untuk mengatasi perpecahan mereka, katanya. Ini bisa menyerahkan kemenangan pemilu berikutnya kepada kelompok Islam yang telah memenangkan setiap pemilihan suara sejak penggulingan Mubarak,  karena mereka lebih terorganisir daripada lawan-lawan mereka.

“Revolusi kita ini mungkin akan dibajak untuk kedua kalinya oleh Ikhwanul Muslimin pada pemilu berikutnya melalui kotak suara, makanya kita harus solid dan bersatu-padu,”kata Sidhom.

Sementara terkait akan diselenggarakannya pemilu di Mesir, Abdul Fattah al-Sisi Jendral pengguling Mursi merencanakan akan mengikuti pemilu. Rumor itu begitu keras walau seorang juru bicara militer Mesir membantah pada hari Jumat  bahwa panglima militer Abdel Fattah al-Sisi berusaha untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden mendatang.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Mesir , Ahmad Mohammad Ali membantah laporan  bahwa Sisi, jenderal  yang memimpin penggulingan mantan presiden Mohammad Mursi, berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden sebagai  ”tidak berdasarkan fakta .”

Dalam sebuah pernyataan Mohammad Ali menambahkan, baik Sisi maupun pejabat militer lainnya telah mengisyaratkan niatnya untuk tidak mencalonkan diri sebagai presiden.

Padahal dalam sebuah wawancara pers sebelumnya, Mohammad Ali mengatakan Sisi memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai presiden jika ia pensiun dari dinas militer, mendorong spekulasi bahwa tentara berencana untuk meraih kursi kepresidenan dalam pemilihan presiden yang direncanakan.

Laporan ini memperkuat posisi Islamis untuk meningkatkan demonstrasi menentang Sisi atas perannya dalam penggulingan Mursi.

Pada hari Jumat lalu, ribuan orang Mesir, terutama dari partai-partai Islam, protes nasional menentang Sisi, menuntut dikembalikannya Mursi.

Pemimpin Gerakan Masyarakat untuk Perdamaian, yaitu Partai terbesar yang berafiliasi pada Gerakan Ikhwanul Muslimin di Aljazair yang dipimpin oleh Ikhwan AljazairAdul Razzaq Maqri, menuntut kepada pemerintah Aljazair pada hari Jumat lalu untuk mengusir duta besa Mesir Izzudin Fahmi karena dianggap telah “menghina” Aljazair.

Maqri mengatakan dalam sebuah pidato kepada kader Gerakan masyarakat untuk Perdamaian,”kami menyerukan kepada pemerintah Aljazair untuk mengusir duta besar Mesir  yang berpihak pada kudeta militer di Mesir, dan menghina Aljazair beserta lembaga-lembaganya.” Ia menambahkan,” pelanggaran terhadap legitmasi di Mesir adalah akhir dari proses politik di dunia Arab, yang akan memunculkan kekerasan dan terorisme,” hal itu mengacu pada tindakan penahan yang dilakukan tentara terhadap Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli.

Maqri memperingatkan bahwa kudeta militer merupakan perampasan hak dan kehendak rakyat Mesir lalu menyerahkannya kepada segelintir orang  kemudian menghancurkannya secara permanen, seperti yang tejadi di Irak, dan yang kini terjadi di Suriah.

Sebagaimana yang dikutip oleh Kantor berita Anatolia,  urusan Luar Negeri Aljazair  pada hari Minggu lalu telah memanggil duta besar Mesir, Izzudin Fahmi, sebagai protes terhadap pernyataan yang dituduhkan kepadanya, dimana ia mengatakan,”ada perbedaan antara yang terjadi di Aljazair pada tahun 1992 dengan apa yang saat ini terjadi di Mesir, bahwa intervensi yang dilakukan tentara di Mesir bukanlah kudeta”, hal tersebut menunjukkan bahwa pa yang terjadi di Aljazair pada tahun 1992 adalah kudeta. Namun Fahmi menolak bahwa pernyataan tersebut darinya.

Sementar di hadapan Uni Eropa, dengan lantang dan tegas IM menyeruhkan pengembalian  Kekuasaan Mursi, dan menuntut militer kembali ke barak.

Demo Mursi, ratusan ribu massa  Pro Mursi membanjiri jalan-jalan di Mesir menuntut kembalinya presiden terguling Mohammed Mursi, di tengah ancaman peringatan  militer untuk bertindak keras terhadap demonstrasi protes.

Dua formasi jet tempur terbang di atas kedua kota , Kairo dan Alexandria setelah shalat Jum’at siang berakhir.

Empat helikopter militer berputar-putar, terbang rendah di atas angkasa  Kairo, dalam sebuah unjuk  kekuatan oleh militer.

Melambaikan bendera Mesir dan meneriakkan slogan-slogan, kerumunan pengunjuk rasa berkumpul di dekat Masjid  Rabaa al-Adawiya , di mana pendukung Mursi ini telah berkemah sejak penggulingannya oleh militer pada 3 Juli.

“Islam, Islam,” teriak mereka, harapan mereka untuk membentuk pemerintahan berdasarkan syariat  Islam.

Di sisi lain, Penentang Mursi merencanakan demonstrasi mereka sendiri pada hari Jumat di Tahrir Square dan di luar istana presiden.

Sementara itu intelegen barat dan mossad, bergerilya dengan mendiskriditkan kelompok Ikhwanul Muslimin. Tujuannya adalah untuk memecah belah kekuatan IM.

Ikhwanul Muslimin Mesir menyangkal pada hari Kamis mengadakan pembicaraan dengan pimpinan militer, menyusul adanya berita dari Reuters bahwa kelompok Islam itu  yang dimediasikan Uni Eropa  telah membuat kerangka kerja penyelesaian krisis politik Mesir.

“Tidak benar , bahwa ada pembicaraan negosiasi dengan atau tanpa mediasi antara Ikhwan dan pemimpin kudeta militer,” kata Jihad al-Haddad, juru bicara Ikhwanul.

Sebelumnya, Reuters mengutip Haddad, yang mewakili gerakan dalam pembicaraan dengan Uni Eropa yang difasilitasi sebelumnya, yang mengatakan bahwa proposal telah dibuat untuk utusan Bernardino Leon .

Leon menegaskan kepada Reuters bahwa ia telah menawarkan “jasa baik” Uni Eropa untuk membantu menyelesaikan krisis, meskipun ia mengatakan istilah “mediator” terlampau melebih-lebihkan perannya.

Usulan Uni Eropa, seperti yang dijelaskan oleh Haddad, masih dalam tahap awal.

Menurut Reuters. Haddad tidak memberikan rincian, dia hanya menggambarkannya sebagai “kerangka kerja” untuk membuka dialog, dan tetap bersikeras untuk mengembalikan kekuasaan Mursi.

Haddad juga mengatakan tidak jelas siapa pihak yang akan mewakili sisi berlawanan: militerkah atau politisi.

“Kita membutuhkan pihak ketiga.  Bahkan tidak jelas siapa pihak ketiganya. Apakah tentara? NSF? “Katanya, mengacu pada Front Keselamatan Nasional yang terdiri dari kelompok-kelompok politik yang menentang Mursi.

Leon, yang berbicara melalui telepon dari pesawat, menolak untuk masuk ke dalam rincian dari setiap proposal yang telah diterima tetapi ia mengatakan dialog akan terbuka untuk semua pihak.

“Ini terlalu dini untuk berbicara. Kami hanya mendengarkan semua  pihak dan posisi mereka dan setiap ruang yang mungkin untuk mendukung keterbukaan. Kami percaya bahwa ini harus menjadi dialog Mesir dan tidak ada aktor asing, “kata Bernadino kepada Reuters.

Haddad mengatakan Ikhwan akan bersedia untuk bernegosiasi atas setiap isu politik, termasuk pemilihan umum baru untuk menggantikan Mursi sebagai presiden, tapi bersikeras langkah awalnya adalah  tentara harus mengembalikan Mursi kepada kekuasaan terlebih dahulu.

“Pertama, mereka harus membalikkan kudeta,” katanya. “Anda tidak bisa datang pada masalah dan menggulingkan pemimpin terpilih …. Ini adalah posisi kami, “katanya dalam sebuah wawancara.

“Kedua pihak  memiliki posisi yang sangat tegas, tapi pada saat yang sama kita berpikir bahwa mereka tidak benar-benar tertutup dan ada kemungkinan dapat saling mendekat.., saya tidak berkata optimis, tapi setidaknya aku bisa mengatakan juga tidak pesimis. ”

Pemerintah sementara telah mengundang Ikhwan untuk berpartisipasi dalam transisi menuju pemilihan umum baru, diharapkan dalam waktu sekitar enam bulan. Ikhwan telah menolak tawaran mereka dan menganggap tawaran itu sebagai propaganda.

Haddad mengatakan pemerintah bertekad untuk menghancurkan Ikhwanul Muslimin , dan memastikan Ikhwan untuk tidak pernah memenangkan pemilu lagi.

“Mereka harus memberikan Ikhwanul pukulan telak dan memastikan ikhwan tidak akan mampu bersaing lagi. Bagaimana cara mereka melakukannya? Mereka akan membekukan aset, menangkap pemimpin puncak, menutup partai dan kantor pusat Ikhwan dan kantor di seluruh negeri, dan membunuh tokoh Ikhwan di jalan, “katanya.

“Dan mereka pikir kita akan mengalah? Ingat, kami  adalah sebuah organisasi yang dibangun selama 86 tahun di bawah rezim yang menindas. Itulah sifat organisasi kita. Mereka hanya mendorong kita kembali ke dalamnya. ”

“Kita akan memaksa militer kembali ke barak, dan mereka harus diberi pelajaran untuk tidak melibatkan pimpinan mereka kembali ke panggung politik lagi…,” katanya.@Em/Zoe




Tidak ada komentar: