Senin, 01 Juli 2013

AS Tekan Rusia untuk Pulangkan Snowden


Rusia tak acuhkan peringatan itu dan malah pertanyakan permintaan AS
Jurnalis Independen:  Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Senin ini menekan Moskow untuk melakukan berbagai cara demi bisa mengusir pembocor rahasia AS, Edward J Snowden, keluar dari negeri Tirai Besi tersebut. AS melakukan ini untuk mencegah Snowden terbang ke Kuba demi menghindari proses ekstradisi.


Kantor berita Reuters, Senin 24 Juni 2013, mengutip pernyataan juru bicara Dewan Kemanan Nasional AS, Caitlin Hayden. Dalam kesempatan itu, AS juga menyatakan keberatan mereka akan sikap pemerintah China dan Hong Kong yang membiarkan Snowden kabur ke Rusia pada Minggu pagi waktu setempat.

"Kami berharap pemerintah Rusia  melihat segala pilihan yang tersedia untuk memulangkan kembali Snowden ke AS, dan menghadapi persidangan atas kejahatan yang dituduhkan kepadanya," ujar Hayden.

Namun pemerintah Rusia tak acuh terhadap peringatan itu dan malah mempertanyakan permintaan AS. Mereka mengatakan, Moskow tidak berkewajiban bekerja sama dengan Washington kendati telah meloloskan aturan Magnitsky.

Salah satunya berisi kewenangan pejabat negara setempat mengeluarkan larangan visa dan pembekuan aset terhadap pelaku pelanggaran hak asasi manusia. Kepala Komite Urusan Luar Negeri Rusia yang duduk di Parlemen, Alexei Pushkov, bahkan mengatakan tidak sepatutnya AS menekan Moskow di saat hubungan kedua negara sedang tidak akur.

"Hubungan kedua negara saat ini sedang mengalami masa sulit dan saat satu negara melakukan tindak kejahatan terhadap negara lainnya, lalu untuk apa AS berharap pengertian dari kami?" tanya Pushkov.

Pushkov memang tidak dalam posisi berbicara atas nama Istana Kremlin dan bukanlah seorang pembuat kebijakan, namun dia merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin. Sementara pemerintah Rusia tidak langsung mengomentari tekanan dari Washington tersebut.

Juru bicara Presiden Putin, pada Minggu kemarin mengatakan atasannya itu tidak mengetahui soal keberadaan atau rencana mantan kontraktor NSA itu. Mereka bahkan tidak ingin membuat kehebohan soal kedatangan Snowden di bandara internasional Shermetyevo pada Minggu sore kemarin.

Namun beberapa pejabat penegak hukum di Rusia menyarankan agar pemerintah mereka mempertimbangkan memberikan Snowden suaka apabila dia membutuhkannya. Tapi Rusia sepertinya bukan tujuan Snowden mencari suaka.

Menurut seorang sumber di maskapai Rusia, Aeroflot, Snowden telah memesan tiket penerbangan untuk keberangkatan menuju ibukota Havana pada pukul dua siang waktu setempat. Namun pemerintah Kuba mengatakan mereka tidak memiliki informasi apa pun soal rencana ketibaan Snowden di sana.

Ekuador Siap Berikan Suaka

Sementara Menteri Luar Negeri Ekuador, Ricardo Patino, dalam kunjungan kerja ke Vietnam memastikan Snowden meminta perlindungan suaka ke pemerintahnya. Kendati sebelumnya Patino telah berkicau di Twitter bahwa pemerintahnya siap memberikan suaka bagi Snowden, namun dia mengubah pernyataannya itu.

Patino mengatakan belum tahu apa yang akan dilakukan pemerintah Ekuador terhadap pengajuan suaka Snowden. Dia menyebut permohonan suaka Snowden akan dianalisa secara seksama. Seorang bawahan Patino menambahkan Patino akan mengadakan konferensi pers hari ini pukul tujuh malam waktu setempat.

Kepergian Snowden ikut didukung oleh organisasi situs pembocor rahasia AS, Wikileaks. Laman New York Times melansir pernyataan pendiri Wikileaks, Julian Assange, dalam sebuah wawancara yang mengkonfirmasi bahwa kelompoknya tengah mengatur perjalanan bagi Snowden dengan menggunakan dokumen khusus pengungsi yang dikeluarkan pemerintah Ekuador pada Senin ini. Hal itu ditempuh karena pemerintah AS telah mencabut paspor Snowden pada Sabtu kemarin.

Sebelumnya Kementerian Kehakiman AS telah mendakwa Snowden dengan tiga tuduhan di bawah UU Spionase. Apabila terbukti bersalah, maka Snowden akan dihukum masing-masing 10 tahun penjara untuk dakwaan tersebut. (umi)

Tidak ada komentar: