Artawijaya (Penulis Buku “Jaringan Yahudi
Internasional di Nusantara”)
Jurnalis Independen: Jangan berpikir dalam dunia usaha, termasuk Indonesia, terbebas dari penguasaan bangsa Yahudi, Zionis Internasional dan Illuminati. Pengusaha-pengusaha Yahudi
dimanapun berada selalu berusaha menyusup dalam kekuasaan dan menciptakan
kartel politik untuk kepentingan membangun tata dunia baru, Novus Ordo
Seclorum, di bawah kendali Zionisme internasional. Akankah Grup Bakrie menjadi
‘kendaraan’ bagi dinasti Yahudi untuk menjalankan “agenda-agenda rahasianya” di
Indonesia?
Di tengah ramainya tudingan
mengenai kongkalikong Abu Rizal Bakrie dengan mafia pajak Gayus Tambunan,
publik Indonesia dikejutkan dengan berita tukar guling perusahaan milik Group
Bakrie dengan Vallar Plc yang dimiliki Dinasti Rothschild, keluarga Yahudi
terpandang di Eropa yang mempunyai catatan kelam sebagai pebisnis dan pembuat
makar politik untuk kepentingan Yahudi internasional.
Perjanjian tukar guling dua
perusahaan besar tersebut dilakukan di Singapura, negeri tetangga Indonesia
yang selama ini dikenal sebagai “Satelit Israel di Asia Tenggara”. Sudah
menjadi rahasia umum, karena tak adanya hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia,
maka lobi-lobi bisnis pengusaha Yahudi dengan pengusaha di negeri ini dilakukan
dengan menggunakan negara ketiga, yakni Singapura. Bahkan ada yang menyebut,
kedubes Israel di Singapura, juga merangkap sebagai kedubes Israel untuk
Indonesia.
Theo Kamsa, orang yang baru-baru
ini menyelesaikan studi doktornya tentang “Yahudi di Kawasan Selat Malaka” dari
Vrije Universitiet, Belanda, menyatakan bahwa orang Yahudi aktif berbisnis
kawasan asia. Dari Singapura mereka melebarkan bisnis ke Indonesia dan Malaysia.
Dari Singapura mereka mengunjungi Indonesia dan Malaysia.”Kentara sekali
pertautan aktivitas mereka dari Indonesia, ke Malaysia dan Singapura, melampaui
batas-batas negara yang formal,” ujar Theo seperti dikutip Radio Nederland.
Pekan-pekan ini beberapa media
nasional ramai-ramai menurunkan laporan tentang jejaring Yahudi di Indonesia. Majalah Suara
Hidayatullah memuat laporan utama “Hubungan Gelap Indonesia-Zionis-Israel”,
Harian Umum Republika, mengutip berita dari The New York Times memuat laporan
tentang berdirinya Tugu Menorah milik Yahudi di Manado. Tugu Menorah yang
disebut terbesar di dunia itu, dikabarkan menggunakan dana APBD pemerintah
setempat dan melibatkan elit-elit politik dan pengusaha lokal di daerah
tersebut.
Sedangkan dua majalah nasional
lainnya, Gatra dan Tempo, memuat laporan tentang tukar guling Bakrie Brothers
tbk dengan Vallar Plc yang berkedudukan di London, Inggris.Majalah Gatra bahkan
memuat headline di sampul depan dengan judul “Jejak Yahudi di Grup Bakrie”.
Sementara itu, situs-situs berita online memuat rencana Dinasti Rothschild
untuk menguasai sektor energi, terutama batu bara di Indonesia dengan
berkolaborasi lewat Grup Bakrie.
Sebelumnya, Majalah Warta Ekonomi
juga memuat laporan utama tentang ekspansi pebisnis Yahudi di Indonesia.
Bahkan, bisa dibilang, ekspansi tersebut tak lebih dari “hubungan gelap” antara
pengusaha Yahudi dan penguasa di Indonesia yang memuluskan lobi-lobi bisnis
mereka di negeri ini. Majalah Warta Ekonomi memuat headline di sampul depan dengan
judul “Ekspansi Bisnis Soros dan Israel di Indonesia”.
Para pebisnis Yahudi selalu
melakukan lobi-lobi bisnis dengan high level, top person, atau top leader di
negara manapun mereka melakukan ekspansi bisnisnya. Mereka tak mau melakukan
lobi-lobi dengan orang ecek-ecek atau non-important person apalagi pengusaha
yang tidak memiliki jaringan ke lini kekuasaan. Karena itu, mereka melakukan
lobi-lobi dengan top person di Kadin (Kamar Dagang Industri) Indonesia atau
melakukan lobi langsung dengan top leader di negeri ini, seperti pertemuan
antara George Soros dengan Wapres Boediono dan pejabat tinggi lainnya di
Indonesia beberapa waktu lalu.
Sedangkan Vallar Plc yang
dimiliki oleh Nathaniel Philip Victor James Rothschild, generasi kedepalan
Dinasti Rothschild sukses melakukan lobi bisnis dengan perusahaan besar milik
Grup Bakrie, yang tentu saja akan berimbas pada keuntungan dalam berbagai sisi,
tak hanya bisnis, mengingat orang tertua di Grup Bakrie, yakni Abu Rizal Bakrie
adalah Ketua Umum Partai Golkar, partai terbesar di Indonesia yang mempunyai
jaringan kuat di lini kekuasaan.
Bagi Yahudi, bisnis tak semata
bisnis, namun ada tujuan pokok yang mereka incar, yakni mengkooptasi
kekuasaan.Mereka berusaha menancapkan taring kekuasaannya di seluruh dunia untuk
memuluskan ide besar mereka membangun tata pemeritahan tunggal, Novus Ordo
Seclorum, di bawah Kendali Zionisme Internasional. Upaya mengkooptasi
kekuasaan, bahkan dengan cara makar sekalipun, pernah dilakukan Dinasti Yahudi
di negara-negara Eropa dan Amerika. Awalnya lewat pengusaan lewat sektor bisnis
strategis, seperti telekomunikasi, sumber daya alam, perbankan, persenjataan,
pertaniaan, dan sebagainya, yang berujung pada kooptasi kekuasaan.
Untuk memuluskan agendanya,
selain dengan top person yang memegang kekuasaan formal, jejaring Yahudi juga
berusaha menggunakan LSM-LSM yang dibiayai dan dibentuk oleh mereka. Jika di
Amerika ada American Israeli Public Affair Comitte (AIPAC), maka di Indonesia
pada tahun 2002 lalu dilaunching Indonesia-Israel Public Affair Comitte (IIPAC)
yang diketuai oleh Benjamin Ketang, kader muda NU binaan Gus Dur yang berhasil
menyelesaikan studi masternya di Hebrew University, Jerussalem. Benjamin Ketang
yang bernama asli Nur Hamid adalah kader muda NU yang diplot untuk membangun sebuah jejaring politik dan
bisnis Yahudi di Indonesia. IIPAC yang diketuai Ketang beraliansi ke AIPAC dan
Australia Jewish Comitte.
Ekspansi pebisnis Yahudi memiliki
tujuan utama terciptanya sebuah “kartel politik” alias persekongkolan politik,
antara pengusaha dan penguasa, antara pebisnis dan para komprador. Freeport,
ExxonM obile, dan lain-lain adalah wujud nyata persekongkolan politik yang
mengeruk kekayaan Indonesia dan menyengsarakan jutaan rakyat di negeri ini.
Karenanya, upaya Dinasti Rotshcild untuk menguasai sumber daya alam di sektor
batu bara di Indonesia, yang berkolaborasi dengan Grup Bakrie perlu diwaspadai,
mengingat Abu Rizal Bakrie sebagai sesepuh di perusahaan keluarga ini adalah
orang nomor wahid di partai terbesar di Indonesia yang memiliki akses ke
jantung kekuasaan di negeri ini.@Ji.Voa islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar