Jumat, 29 November 2013

Ada Cikeas di Korupsi SKK Migas

Jurnalis Independen: Korbankan Rudi Rubiandini Selamatkan Cikeas, itulah skenario yang sedang diperjuangkan kelompok tangan hitam. Kasus korupsi raksasa di negeri ini, ditengarai selalu menyeret nama keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, jika bukan Presiden sendiri, nama Edhi Bhaskoro atau Ibas menjadi ikon dibelakang kasus korupsi tersebut.


Seperti yang dikemukakan Bos Kernel Oil Singapura, Widodo Ratanachaitong, mengaku mempunyai jaringan hingga ke Istana. Pengakuan itu, disampaikan Widodo kepada Deviardi ketika menjalin pertemuan di Singapura medio Maret 2013.

"Dari keterangan yang disampaikan Widodo ke saya, dia main di SKK Migas. Ada tujuh perusahaan, ada jaringan ke Istana, DPR, dan Dipo Alam," ujar Deviardi saat bersaksi dalam sidang lanjutan dengan terdakwa Simon G Tanjaya, di Pengadilan Tipikor, Jakarta Selatan, Kamis (28/11).

Mendapat pernyataan tersebut, majelis hakim kemudian menanyakan peran Rudi Rubiandini kepada Deviardi.

"Kalau Rudi berhubungan dengan Widodo buat Ibas dan Istana tenang," ucap Deviardi.

Dalam kesaksiannya, Deviardi juga mengaku pernah diminta Rudi untuk bertemu sejumlah orang termasuk pejabat SKK Migas. Dia pun beberapa kali dititipi uang yang diperuntukan bagi Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.

Sementara pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah salah seorang staff ahli DPR RI bepergian keluar negeri. Terkait pencekalan itu,   "KPK mengirimkan surat pencegahan ke Imigrasi per tanggal 28 November 2013 atas nama Iryanto Muchyi, Staf Ahli Anggota DPR RI, Ayodhia Bellini Hendriono, Pegawai SKK Migas," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, Jumat (29/11) petang.

Pencegahan tersebut kata Johan, berkaitan dengan penyidikan kasus dugaan TPK SKK Migas dengan tersangka Rudi Rubiandini dan Deviardi"dicegah untuk enam bulan ke depan," tambah Johan.

Belum ada informasi resmi mengenai Iryanto Muchyi, namun beredar kabar, Iryanto adalah staf ahli dari Tri Yulianto,  Anggota DPR Komisi VII dari Fraksi Partai Demokrat.

Namun saat disinggung apakah pencegahan Iryanto itu merupakan indikasi keterlibatan Tri, Johan tidak mau berspekulasi."Seseorang dicegah itu agar jika sewaktu-waktu keterangannya dibutuhkan, yang bersangkutan tidak sedang berada di luar negeri," timpal Johan.




Tidak ada komentar: