Kamis, 07 November 2013

Menpora Roy Suryo, Tahu Banget AS Penyadap

Jurnalis Independen: Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Roy Suryo ikut menanggapi soal isu praktik penyadapan yang dilakukan oleh Kedubes Amerika Serikat (AS) di Jakarta. Maklum, sebelum diangkat menjadi menteri, Roy menjadi salah satu pakar telematika di Indonesia.
Roy mengatakan, sebenarnya masalah isu penyadapan sudah lama beredar.


"Bukankah semua negara sudah tahu bahwa kehadiran Kedubes yang biasanya di atapnya bertebaran berbagai antena adalah memang sarana untuk melakukan monitoringer," ungkapnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2013).

Menurut Roy, meski praktik pengawasan (monitoring) adalah keniscayaan yang mesti selalu bisa terjadi. Walau sudah dipakai teknologi enkripsi atau persandian secanggih apapun, dan selama semua komunikasi tersebut masih ditransmisikan melalui ranah publik atau jejaring yang bisa diakses oleh teknologi buatan manusia, maka tetap akan bisa dimonitor pihak lain dengan menggunakan teknologi setara.

"Ini bukan hanya soal teknologinya tetapi manusia selaku pengguna harus pula memahami bagaimana menyikapi kondisi ini. Pemerintah harus sadar betul kondisi riil tersebut, karena itulah gunanya menempatkan pejabat yang sesuai pada bidang dan kewajibannya dengan pertanggungjawaban akan tugas pokok dan fungsinya, bukan sekadar teknologi semata," katanya.

Informasi tentang dugaan bahwa Kedutaan Besar AS di Jakarta menjadi salah satu dari 90 pos yang memiliki fasilitas penyadapan intelijen AS, didasarkan kesaksian Edward Snowden, yang kemudian dikutip Sydney Herald Tribune dan beberapa media lainnya.

Koran tersebut memberitakan peta rahasia yang berisi 90 daftar fasilitas pengintaian di seluruh dunia. Di wilayah Asia, menurut koran tersebut, fasilitas penyadapan itu antara lain terdapat di kedubes AS di Jakarta, Bangkok, Kuala Lumpur dan Yangoon.

Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Kedutaan Besar AS di Jakarta atas pemberitaan seputar fasilitas penyadapan.

Sebelumnya, Roy juga dikabarkan pernah menjalin kerja sama dengan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Agency/NSA) beberapa tahun lalu.
Dikabarkan Pria asli Yogyakarta ini pernah berkomunikasi dan bahkan menjalin kerja sama dengan NSA kala pencarian informasi kotak hitam dari pesawat Adam Air di perairan Majene pada 2008 lalu.
Roy kala itu dikenal sebagai pengamat telematika dan belum menjadi pejabat negara.
Roy mengakui kala itu berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat dalam rangka mencari titik ordinat kotak hitam Adam Air.

"Mendadak saya mendapat telepon dari Kedubes AS yang menanyakan Nomor Paspor saat itu (B 528996) karena ada pihak yang mau bertemu. Setelah itu ada beberapa komunikasi yang dilakukan sebelumnya dan singkat kata saya diterima di Kedubes AS, Jl Merdeka Selatan sendirian," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, saat pertemuan, dia bicara panjang lebar tentang kasus Adam Air dan akhirnya disajikan banyak data, yang syaratnya hanya boleh dilihat. Data-data tersebut sangat jelas ada ordinat yang disinyalir posisi terakhir pesawat nahas itu.

"Hanya saja sayangnya saya saat itu belum pejabat negara sehingga tidak berhak mendapatkan data-data tersebut langsung saat itu. Pertemuan selesai, kemudian saya sempat bicara dengan beberapa pihak yang saya percaya bisa lapor ke pejabat-pejabat negara dan beberapa hari kemudian Black-box diangkat tepat di lokasi yang kami bicarakan," katanya.



Tidak ada komentar: