Jurnalis Independen: Sosok Tommy Winata sudah tidak
asing lagi dalam dunia bisnis dan para pejabat tinggi di tanah air. Bos kerajaan
bisnis Grup Artha Graha ini masuk jajaran pengusaha dan pebisnis tersukses dan
misterius di Indonesia. Kali ini ia “mengincar” 4 unit megaproyek, mercusuar dan prestisius yang sudah
masuk dalam daftar kesibukannya.
Yang pertama adalah proyek Giant
Sea Wall. Proyek milik Pemprov DKI Jakarta, Giant Sea Wall (GSW). PT. Bangun
Graha Sejahtera Mulia (BSM) sudah melakukan penawaran ke Gubernur DKI Jakarta
Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi.
"Itu yang nangani PT BSM,
salah satu perusahaan yang di dalam PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS).
Itu masih minat saja mau nanganin, punya konsep," ujar Direktur PT. GBLS,
Winarjono, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (15/11).
Menurutnya, proyek Jembatan Selat
Sunda (JSS) dan GSW memiliki kemiripan penggunaan teknologi. Atas alasan itu,
maka BSM yakin mampu mengerjakannya.
"Kemarin baru sounding tapi
karakteristiknya mirip-mirip dengan hidro engineering, hampir sama. Kalau itu
dapet itu juga bisa fokus kesitu, JSS tetep," jelasnya.
Megroyek yang kedua yaitu proyek
Jembatan Selat Sunda. Dalam Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2011 tentang
Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda menunjuk PT Graha
Banten Lampung Sejahtera sebagai pelaksana studi kelayakan megaproyek Jembatan
Selat Sunda (JSS). PTGBLS merupakan gabungan konsorsium pemerintah dan swasta.
Di dalamnya ada BUMD Pemprov
Banteng dan Lampung serta PT Bangungraha Sejahtera Mulia PT Bangungraha
Sejahtera Mulia adalah merupakan perusahaan berbendera Grup Artha Graha alias
milik Taipan Tommy Winata.
Berdasarkan pasal 21 dalam aturan
itu, dibentuk konsorsium pemerintah Banten dan Lampung bersama Artha Graha
Group melalui PT Bangungraha Sejahtera Mulia. Perusahaan dikuasai sahamnya oleh
Tomy Winata. Karenanya, ia mendapatkan hak, seperti perencanaan, studi
kelayakan, dan desain dasar, mungkin menjadi pemenang tender jika tidak ada
yang menawar lebih rendah.
Direktur Artha Graha Network
Wisnu Tjandra menuturkan, pihaknya ngotot bakal membangun proyek yang
disebut-sebut bernilai Rp 100 triliun tersebut. "Kami bersama pemerintah
provinsi Banten dan Lampung mulai menggagas pembangunan JSS ini sejak 2002.
Kami mulai menggagas JSS saat masyarakat dan pemerintah masih sangat skeptis
dan menganggap JSS hanya sebuah proyek mimpi," ujar Wisnu Tjandra.
Belakangan pemerintah meminta
konsorsium GBLS untuk menggandeng konsorsium BUMN untuk studi kelayakan JSS.
Namun, proyek yang diharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa
dimulai pengerjaannya pada 2014 ini dipastikan molor. Sebab, studi kelayakan
proyek ini belum rampung.
Berikutnya yang ketiga,
megaproyek Reklamasi Teluk Benoa. Lagi-lagi bendera Grup Artha Graha, berkibar
dalam proyek yang menelan biaya puluhan triliun tersebut.
PT Tirta Wahana Bali
Internasional berencana ikut serta dalam proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali
seluas 838 hektar. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan milik Tomy Winata ini
dikabarkan bakal menyiapkan Rp 30 triliun.
Secara garis besar, Teluk Benoa
akan disulap menjadi pulau-pulau kecil yang terbagi dalam tiga area. Sebagian
besar akan dimanfaatkan menjadi culture park atau theme park. Disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Bali.
Teluk Benoa juga direncanakan
dibangun sebagai sarana pendukung pariwisata. Namun, reklamasi Teluk Benoa
mendapat penolakan keras dari pegiat dan aktivis peduli lingkungan serta
kalangan musisi dan masyarakat Bali.
Yang keempat yaitu proyek
mercusuar berupa pembangunan Gedung tertinggi di Indonesia.
Menurut informasi yang didapat, Tomy
Winata sudah lama berencana membuat sebuah gedung tertinggi di Indonesia. Tidak
tanggung-tanggung, dia berambisi menjadikan gedung ini sebagai yang tertinggi
nomor 5 di dunia.
Tomy disebut-sebut akan membangun
gedung Signature Tower di kawasan bisnis ibu kota yakni SCBD. Diperkirakan,
untuk membangun gedung ini, Tommy Winata harus menggelontorkan dana USD 1
miliar atau sekitar Rp 9 triliun. Tinggi Signature Tower direncanakan mencapai
638 meter yang terdiri dari 111 lantai. Demikianlah 4 proyek yang akan membuat
selain gengsi Tommy Winata semakin mengkilap di negeri ini, namun juga akan
semakin membekan kocek pribadinya.
Perusahaan Tommy Winata bergerak
di pelbagai bidang. Sebut saja PT Jakarta Internasional Hotels and Development
yang bergerak di sektor properti. Di bisnis perhotelan, Tommy punya Hotel
Borobudur. Sementara di bisnis properti, kemegahan kawasan bisnis Sudirman
Central Business District (SCBD) seluas 45 hektar menjadi bukti kekuatan Tomy
Winata membangun pusat bisnis ibu kota. Di perbankan, Bank Artha Graha salah
satu andalan Tommy Winata .
Nama besarnya di lingkungan
pelaku bisnis tanah air, menjadikan pria kelahiran Pontianak ini cukup dekat
dengan petinggi negeri ini. Terlepas dari pelbagai rumor yang menyelimuti kerajaan
bisnisnya, Tommy bisa dibilang cukup sukses dan terus berambisi melebarkan
sayap bisnisnya dengan menggarap pelbagai megaproyek.@JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar