Jurnalis Independen: Sekelompok pejuang dunia maya merasa geram dengan
kebijakan pemerintah Australia yang mematai-matai dan menyadap tokoh dan
pemerintah Indonesia. Kegeraman kelompok peretas ini diungkapkan dengan
menyerang sejumlah situs web di Australia dan mengganti tampilan halaman
tersebut dengan tulisan berbahasa Indonesia dan Inggris.
Serangan lewat jalur internet ini
menurut para peretas, dilakukan sebagai balasan setelah muncul tuduhan
pemerintah Australia bekerja sama dengan Amerika Serikat melakukan penyadapan
dan memata-matai pemerintah Indonesia.
Tuduhan sebagaimana diungkap
mantan karyawan kontrak intelejen AS, Edward Snowden, itu kini membuat gusar
banyak negara.
Menteri Luar Negeri Marty
Natalegawa yang tengah berada di negara Benua Kanguru itu tatkala bocoran
tentang dugaan aksi penyadapan Australia untuk AS muncul, langsung menyatakan
protes keras dan meminta penjelasan resmi segera.
Marty menyebut Australia 'sangat
tidak sportif' melakukan aksi tersebut jika tudingan itu ternyata benar.
Sejawat Marty di Australia, Menlu
Julie Bishop menyatakan menanggapi serius protes Indonesia tersebut namun belum
ada tindakan lanjut atas kasus ini.
Berbagai situs beridentitas akhir
.com.au atau .net.au yang diretas sejak Minggu (3/11), diduga tak punya
afiliasi apa pun dengan pemerintah Australia.
Sejumlah media setempat dan
internasional yang memberi perhatian besar pada kasus ini menyebut diantara
korban retasan terdapat situs internet jasa binatu, layanan perbaikan ledeng,
serta usaha bisnis kecil lainnya.
Pada halaman yang diretas, hacker
menulis kalimat seperti "Maaf Admin, ini bukan lawakan atau impian ini
nyata," dengan huruf berwarna biru. (BBC)
Kemudian pada baris berikutnya
dengan tulisan berwarna merah, tertulis "Katakan pada pemerintah kalian
hentikan kegiatan mata-mata ilegal terhadap warga Indonesia", seperti yang
muncul di situs brisbanetimberwindows.com.au.
Di halaman tersebut peretas juga
memasang lagu Indonesia Pusaka, karya Ismail Marzuki, yang dinyanyikan dalam
versi rock dan diimbuhi dengan pidato proklamator Ir Soekarno.
Tidak ketinggalan muncul pula
sesosok gambar kartun berbaju merah di bagian paling atas halaman, nampak
tengah membawa tongkat dengan bendera merah putih.
Belum ada pernyataan tanggapan
resmi baik dari aparat di Indonesia maupun Australia terkait aksi retas dari
Indonesia Fighter Cyber ini. (BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar