Jurnalis Independen: Dirinya lebih rela menjadikan Mesir sebagai negara antek Yahudi sejak sepeninggalan Gamal abdul Nasser. Karenanya, mantan kepala intelijen era Hosni Mubarak mengatakan dalam
pernyataannya yang dipublikasikan Kamis kemarin (12/4) menegaskan bahwa
ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam upaya
mencegah kelompok Islam menjadikan Mesir sebuah "negara agama", dan
memperingatkan bahwa Mesir akan terisolasi secara internasional jika
salah satu dari capres Islam memenangkan kursi kepresidenan.
Omar Suleiman menyatakan hal itu dalam sebuah wawancara surat kabar yang terjadi hanya beberapa jam sebelum parlemen Mesir yang didominasai kelompok Islam mengesahkan RUU yang melarang tokoh-tokoh senior era rezim Mubarak melakukan aktivitas politik mereka selama 10 tahun. RUU ini dibuat dalam upaya untuk mendiskualifikasi Suleiman, yang secara singkat pernah menjabat sebagai wakil presiden Mubarak, dari pencalonan presiden.
Dalam wawancara itu, Suleiman mencatat bahwa Ikhwan telah menguasai hampir separuh kursi parlemen dan merupakan blok terbesar dalam ruang parlemen. Termasuk kelompok Salafi, sehingga kelompok Islam menguasai 70 persen dari anggota legislatif.
Suleiman memperingatkan bahwa Ikhwan akan mengendalikan semua lembaga negara jika mereka memenangkan kursi kepresidenan.
"Jika Mesir jatuh di bawah kekuasaan kelompok Islam, Mesir akan menderita isolasi dan rakyatnya dan akan menderita akan ketidakmampuannya untuk berkomunikasi dengan orang lain," ujarnya.
"Ini adalah keyakinan saya sehingga menuntut saya untuk maju dalam pencalonan presiden," kata Suleiman, 75 tahun, dalam wawancara tersebut.
"Perubahan bisa menjadi horor dalam jiwa anggota masyarakat Mesir Jika calon Ikhwan memenangkan pemilihan presiden, Mesir akan berubah menjadi negara agama. Semua lembaga negara akan dikontrol oleh Ikhwan." (mnt/emi)
Omar Suleiman menyatakan hal itu dalam sebuah wawancara surat kabar yang terjadi hanya beberapa jam sebelum parlemen Mesir yang didominasai kelompok Islam mengesahkan RUU yang melarang tokoh-tokoh senior era rezim Mubarak melakukan aktivitas politik mereka selama 10 tahun. RUU ini dibuat dalam upaya untuk mendiskualifikasi Suleiman, yang secara singkat pernah menjabat sebagai wakil presiden Mubarak, dari pencalonan presiden.
Dalam wawancara itu, Suleiman mencatat bahwa Ikhwan telah menguasai hampir separuh kursi parlemen dan merupakan blok terbesar dalam ruang parlemen. Termasuk kelompok Salafi, sehingga kelompok Islam menguasai 70 persen dari anggota legislatif.
Suleiman memperingatkan bahwa Ikhwan akan mengendalikan semua lembaga negara jika mereka memenangkan kursi kepresidenan.
"Jika Mesir jatuh di bawah kekuasaan kelompok Islam, Mesir akan menderita isolasi dan rakyatnya dan akan menderita akan ketidakmampuannya untuk berkomunikasi dengan orang lain," ujarnya.
"Ini adalah keyakinan saya sehingga menuntut saya untuk maju dalam pencalonan presiden," kata Suleiman, 75 tahun, dalam wawancara tersebut.
"Perubahan bisa menjadi horor dalam jiwa anggota masyarakat Mesir Jika calon Ikhwan memenangkan pemilihan presiden, Mesir akan berubah menjadi negara agama. Semua lembaga negara akan dikontrol oleh Ikhwan." (mnt/emi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar