Jurnalis Independen: Sumber-sumber Al-Azhar dan Gereja Ortodoks di Mesir menekankan tidak bisa diterimanya melakukan perjalanan ke Yerusalem selama wilayah tersebut masih berada di bawah pendudukan Israel.
Sebagai tanggapan terhadap ziarahnya umat kristen Ortodoks Mesir dan umat Katolik Koptik ke Yerusalem melalui visa Israel, Uskup Pachomius, pengganti Paus Shenouda III, setelah kematiannya, menekankan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa, 17 April lalu bahwa gereja tetap menolak kunjungan warga Koptik ke Yerusalem, menyatakan bahwa, "Larangan Mulia dari mendiang Paus yang dikenakan pada kunjungan ke Yerusalem tetap harus dihormati." Menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa hal ini juga keputusan Sinode Kudus, di mana "Koptik tidak akan pernah mengunjungi Tanah Suci selama masih dijajah Israel.
Sementara itu, sumber Azhar mengatakan kepada wartawan PIC bahwa Imam Besar, Dr Ahmad Al-Thayyib menolak untuk mengubah posisinya dari larangan kunjungan ke Yerusalem yang masih berada di bawah pendudukan Zionis. Ia memperbarui fatwa tersebut setelah Menteri Wakaf di pemerintahan Ramallah, Mahmud Habash mencoba untuk membuat dia membatalkan pendapatnya itu, menekankan bahwa posisi Al-Azhar dan Gereja Mesir dalam masalah ini tidak bisa diubah.
Syaikhul Azhar juga menekankan bahwa mendukung Yerusalem dan menghadapi pendudukan Zionis adalah tugas setiap muslim dan setiap orang Kristen, karena praktek-praktek agresif dan kriminal Israel ditujukan untuk menghancurkan Al-Aqsha serta tempat suci umat Kristen. Dia juga menyerukan untuk mendukung ketabahan rakyat Palestina dalam menghadapi pelanggaran Zionis yang dunia menutup mata akan hal itu.(mnt/fq/pic)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar