Jurnalis Independen: Intensitas hujan yang tinggi, banyak diabaikan warga masyarakat, terutama kawula muda. Cuaca ekstrem terlebih tidak dihiraukan di saat liburan hari besar terkait dengan Perayaan Imlek ke 2567 tahun 2016.
Bagi kalangan pelajar, liburan panjang, bisa dipastikan tidak akan dilewatkan begitu saja. Mengenal obyek pariwisata di seantero nusantara, tentu tidak akan dilewatkan. Demikian juga dengan 10 pemuda asal kota buaya Surabaya. Air Terjun Madakaripura, di Desa Negerorejo, Lumbang, Kabupaten Probolinggo, menjadi tujuan "aksi liburan" mereka.
Naas, lantaran mengabaikan ataua bahkan mungkin tidak mendapatkan bimbingan orang tua yang juga mengacuhkan cuaca, liburan mereka berakhir maut. Tanpa petunjuk dan berbekal cuaca yang pada saat ini sedang terjadi intensitas curah hujan yang tinggi dan tentu saja sangat membahayakan. Tapi, 10 siswa asal Surabaya nekat mengunjungi wisata Air Terjun Madakaripura yang dikenal sering memuntahkan "Lontaran dan Hisapan" secara tiba-tiba.
Kesepuluh remaja Kota Buaya saat asyik menikmati air terjun, tiba-tiba tersedot kekuatan dari dalam Air Terjun. Kesepuluh anak tersapu hisapan air dan tenggelam. Tanpa menunggu komando, wisatawan dan penduduk yang ada disekitar kejadian berusaha menyelamatkan mereka. Kesembilan anak berhasil diselamatkan.
Hingga berita ini ditulis, satu pengunjung lainnya belum diketemukan. Hingga kini, polisi dan Tim SAR terus melakukan pencarian korban di dasar sungai. Hanya saja, pencarian sering kali ditunda karena curah hujan di hulu air terjun sangat tinggi.
Farhat (17), adalah nama korban yang hingga kini masih dalam pencarian Tim SAR Kabupaten Probolinggo, sejak Minggu Sore, 8/2/2016.
Dibantu Tim gabungan dari Polres Probolinggo, BASARNAS, dan BPBD setempat terus melakukan pencarian di dasar sungai, tepatnya di bawah air terjun. Korban yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Surabaya tersebut, hilang tenggelam, seperti disembunyikan Betorokolo Air Penunggu Air Terjun Madakaripura.
Pencarian sendiri menggunakan dua tenaga penyelam, namun hingga beberapa jam melakukan penyisiran di dasar sungai, tubuh korban tak kunjung ditemukan.
Pencarian pada Senin pagi hingga siang, masih juga belum membuahkan hasil. Pasalnya, disekitar air terjun petilasan Maha Patih Gajah Mada tersebut diguyur hujan deras, sehingga memaksa petugas untuk segera mencari tempat aman dan takut banjir bandang datang secara tiba-tiba, dan menyeret regu penyelamat.
Saksi Arifin, warga setempat, menyatakan bahwa ia sempat menolong korban. Sebelumnya korban bersama 9 temannya tiba-tiba mandi di sungai, padahal ia dan pengunjung lain sudah melarang untuk ke 10 anak usia SMU itu mandi disitu.
Beberapa saat kemudian, 10 siswa tersebut seperti tersedot ke dalam pusaran air, hingga akhirnya salah satu korban tak bisa terselamatkan.
Sementara itu, menurut AKP Mustaji, Kapolsek Lumbang, korban bersama temannya datang berenang pada Minggu sore. Saat ini, proses pencarian masih terus dilakukan.
Dari liburan panjang ini, hanya menyisakan foto selfie pada saat korban di sekitar Air Terjun Madakaripura, sebelum akhirnya tenggelam tersedot kekuatan air Madakaripura.
Tim gabungan belum bisa mamastikan pencarian, apakah akan terus dilanjutkan pada malam hari atau tidak, mengingat curah hujan di hulu air terjun hingga saat ini masih sangat tinggi. Dan banjir bandang dari Air Terjun bisa sewaktu-waktu datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar