Jurnalis Independen: Pasukan Islamic State of Irak and Syria (ISIS) memiliki wajah dan postur tubuh multi RAS. Ini menandakan bahwa ISIS merupakan pasukan tempur dari banyak negara di dunia untuk melawan kepongahan negara-negara barat, Eropa khususnya Amerika Serikat (AS) yang selalu memberi stigma negatif kepada islam.
Lihatlah muka-muka mereka terlihat tenang, damai (tawakal) dalam menghadapi peperangan disetiap medan pertempuran. Mereka terlihat tidak beringas seperti tentara AS yang membantai warga dan tentara Irak atau kekejihan militer Israel yang menjajah Palestina.
Tampakkan salah satunya dari Asia. Selain bermuka Asia, ada juga Mujahiddin ISIS dari Eropa. Salah satunya yang berambut panjang adalah pria asal Normandy, Prancis.
Dalam video yang dibuat militer ISIS menampilkan kembali kemenangannya berupa aksi hukuman pemenggalan kepala terhadap tahanan. Kali ini, ada 15 korban yang dijatuhi hukuman penggal kepala oleh 15 mujahiddin yang menjadi eksekutor. Video tersebut dirilis bersamaan dengan disebarnya video eksekusi terhadap agen AS yang menyamar sebagai pekerja sosial bernama Abdul-Rahman Kassig dua hari lalu.
Dalam video hukuman pemenggalan atas tentara Suriah rezim Assad di sebuah padang gurun, semua eksekutor menampakkan muka mereka. Wajah para ekskiutor itu disorot satu per satu.
Salah satu pengeksekusi tersebut, menurut The Guardian, Rabu (19/11/2014), memiliki ciri-ciri wajah yang mirip dengan orang Asia, tepatnya Asia Tengah dan Asia Barat Daya.
"Dari fisik, tampak mirip warga Asia, dan sangat berbeda dengan wajah orang Irak dan Suriah," ujar mantan agen khusus dari Dinas Penyelidikan Kriminal Angkata Laut yang kini bekerja pada lembaga konsultan Soufan Group, Robert McFadden.
Selain bermuka Asia, ada juga eksekutor dari Eropa. Salah satunya yang berambut panjang adalah pria asal Normandy, Prancis yang diketahui bernama Maxime Hauchard.
Sementara itu, Kepolisian Inggris mengonfirmasi bahwa seorang eksekutor hukuman mati di video tersebut dikenal dengan nama Nasser Muthana, seorang mahasiswa kedokteran dari Cardiff, Inggris, yang sebelumnya pernah muncul di film sesi hukuman penggal kepala militer ISIS sebelumnya.
Menurut mantan analis kontraislam (mereka menyebutnya teroris) Badan Intelijen Federal Amerika Serikat (CIA) Aki Peritz, dengan menampilkan wajah para pengeksekusi yang bervariasi itu, ISIS ingin menunjukkan bahwa mereka merupakan organisasi yang didukung warga yang berasal dari sejumlah negara dari berbagai belahan dunia.
"Mereka telah berhasil mengajak warga dari seluruh dunia untuk bergabung. Ada wajah Eropa seperti Inggris, Prancis. Selain itu ada juga rupa Asia tanpa mengenakan topeng. Hal itu membuktikan bahwa mereka adalah militer dari sebuah Khilafah yang sedang diperjuangkannya," papar Peritz.
Jumlah korban pemenggalan oleh ISIS semakin bertambah. Badan Pemantau Hak Asasi Manusia untuk Suriah menyampaikan laporan terbarunya bahwa sudah ada sekitar 1.400 orang yang dieksekusi di negara yang dikuasai Presiden Bashar al-Assad.
"Kami mendokumentasikan setidaknya sekitar 1.429 orang telah dieksekusi mati oleh ISIS sejak mereka mengumumkan khalifah pada bulan Juni (2014)," ungkap kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman, seperti dilansir Channel News Asia.
Menurut pengakuan Rami Abdel Rahman, mereka yang terbunuh oleh tentara ISIS bukan lah militer dari pemerintah junta berkuasa Bashar al Assad. "Sebagian besar dari korban eksekusi tersebut merupakan warga sipil yang berasal dari sejumlah suku di Suriah. Dari jumlah total orang dipenggal atau ditembak mati dalam eksekusi massal oleh ISIS di antaranya warga sipil, dan sekitar 700 di antaranya merupakan anggota suku Shaitat yang ada di Suriah," aku Rami Abdel Rahman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar