Jurnalis Independen: Sejak musim pilpres lalu hingga kini, jurnalis kawakan asal Amerika Serikat (AS) yang juga aktivis HAM, Allan Nairn, tak henti-hentinya membongkar masa lalu para purnawirawan jenderal TNI. Masa lalu yang dibongkar Allan mulai dari pernyataan kontroversial sampai dugaan pelanggaran HAM oleh para jenderal yang membuat heboh publik Indonesia.
Polanya pun hampir sama. Sebagai wartawan, dia mewawancarai sang jenderal untuk kemudian hasilnya dibuka ke publik. Allan juga tak sungkan membuka wawancara 'off the record' yang dianggapnya bisa membawa kebaikan bagi publik Indonesia.
Berikut celoteh Allan Nairn dalam membongkar masa lalu para jenderal TNI:
1.Allan Nairn: Prabowo pernah hina Gus Dur dan demokrasi
Allan Nairn, jurnalis investigatif asal Amerika Serikat, mengaku tergugah untuk memberikan testimoni kepada publik Indonesia tentang sosok Letjen (Purn) Prabowo Subianto yang kini adalah calon presiden. Pewarta yang pernah ditahan rezim Soeharto saat meliput di Timor Timur ini menilai banyak pernyataan Prabowo kini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan dia dulu.
Nairn mengaku wawancara yang dia lakukan di kantor Prabowo, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Juni dan Juli 2001 adalah off the record dan bersifat anonim. Agar publik bisa mengakses komentar Prabowo dulu, Nairn pun mengaku belakangan telah mencoba menghubungi mantan Danjen Kopassus itu untuk meminta izin membeberkannya.
"Saya tidak mendapat balasan dan saya pun memutuskan untuk meneruskan rencana tersebut. Saya pikir kerugian yang saya hadapi ketika melanggar anonimitas yang saya janjikan ke Prabowo, tidak sebanding dengan kerugian yang lebih besar jika rakyat Indonesia pergi ke tempat pemungutan suara tanpa mengetahui fakta-fakta penting yang selama ini tidak bisa mereka akses," kata Nairn lewat blognya, www.allannairn.org, yang di-posting pada 22 Juni 2014.
Saat dikonfirmasi merdeka.com lewat email yang tertera di blognya, Nairn membalas dengan email lain dan mengakui bahwa blog tersebut adalah miliknya.
"Ya, situs allannairn.org adalah milik saya dan Anda boleh mengutipnya. Dan silakan bebas mengutip apa saja yang Anda ingin di situs tersebut ke depannya," kata jurnalis 58 tahun yang pernah menyabet sejumlah penghargaan ini.
Menghina Gus Dur
Salah satu yang disorot Nairn dari Prabowo kini adalah sikap mantan menantu Soeharto itu yang memanfaatkan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam kampanye pilpres saat ini. Dalam sebuah video yang kemudian dijadikan iklan oleh kubu Prabowo, tampak Gus Dur mengatakan, "Orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu adalah Prabowo."
Namun, kata Nairn, sikap Prabowo dulu terhadap Gus Dur sangatlah kontras. "Di hadapan saya Prabowo tak henti-hentinya mengecam Gus Dur dan demokrasi," tulis Nairn.
"Indonesia belum siap untuk demokrasi. Di negara kami ini masih ada kanibal, masih ada kerumunan yang bikin rusuh," demikian ucapan Prabowo yang dicatat Nairn.
Indonesia perlu, lanjut Prabowo, "rezim otoriter yang jinak". Prabowo, kata Nairn, juga mengatakan bahwa keragaman etnis dan agama adalah penghalang demokrasi.
Bahkan, kata Nairn, Prabowo pernah menghina fisik Gus Dur. "Militer pun bahkan tunduk pada presiden buta! Bayangkan! Coba lihat dia, bikin malu saja!" demikian Prabowo seperti dikutip Nairn.
"Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, gantengdan sekarang presiden kita buta!" kata Prabowo lagi dalam catatan Nairn lagi.
Prabowo, kata Nairn, menginginkan sosok yang berbeda untuk menjadi presiden. Dia menyebut sosok Jenderal Pervez Musharraf dari Pakistan.
Untuk diketahui, Musharraf telah menangkap perdana menterinya yang sipil dan mendirikan kediktatoran. Prabowo menyatakan kekagumannya pada Musharraf.
Prabowo kelihatan berpikir keras apakah dirinya sesuai dengan sosok yang ia bayangkan. Apakah ia mampu menjadi Musharraf-nya Indonesia.
"Apa saya cukup punya nyali," tanya Prabowo, "apa saya siap jika disebut 'diktator fasis'?"
"Musharraf punya nyali," kata Prabowo. Terkait dirinya sendiri, kata Nairn, Prabowo membiarkan pertanyaan tersebut tak terjawab.
2. Allan Nairn ajukan 3 tantangan ke Prabowo
Jurnalis kawakan asal Amerika Serikat (AS), Allan Nairn, juga angkat bicara soal tudingan kubu Prabowo Subianto bahwa dirinya pernah ingin ditangkap oleh TNI karena tujuh kali masuk Indonesia secara ilegal. Wartawan yang pernah ditahan rezim Soeharto saat meliput di Timor Timur itu justru menantang balik.
"Saya saat ini ada di Indonesia, jadi jika TNI mau menangkap saya, mereka bisa," kata Nairn seperti merdeka.com kutip dari blognya, allannairn.org, Kamis (26/6).
Nairn mengatakan, jika Prabowo menginginkannya ditangkap karena telah menulis tentang dirinya, "Saya meminta dia (Prabowo) mengatakannya sendiri." Pernyataan bahwa Nairn pernah ingin ditangkap TNI sebelumnya diucapkan Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Budi Purnomo Karjodihardjo.
Soal tudingan bahwa Nairn bekerja sama dengan AS, jurnalis penyabet sejumlah penghargaan ini menilai hal tersebut adalah sesuatu yang lucu.
"Orang yang familiar dengan pekerjaan saya tahu bahwa saya adalah penentang AS dan kepentingan korporasi AS," tulis dia.
"Satu dari kritik utama saya terhadap AS dalam 40 tahun terakhir adalah tentang praktik mereka mengeksploitasi dan membunuh rakyat miskin di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," kata Nairn.
Bahkan, kata Nairn, dia telah menyerukan agar setiap Presiden AS yang masih hidup diadili dan dipenjara karena telah menyeponsori pasukan untuk membunuh masyarakat sipil.
"Satu dari banyak pasukan yang dibekingi oleh AS yang membunuh warga sipil adalah TNI, dan Jenderal Prabowo dulu adalah anak didik yang paling dekat dengan AS di TNI (Prabowo menggambarkan dirinya kepada saya sebagai anak kesayangan Amerika)," kata Nairn.
Oleh karena itu, Nairn mengajukan tiga tantangan kepada sang jenderal yang sekarang mencalonkan diri sebagai presiden RI.
"Jenderal Prabowo, maukah Anda bergabung dengan saya untuk menyerukan agar Presiden AS dibawa ke pengadilan?" kata Nairn tentang tantangan pertamanya.
Kedua, lanjut Nairn, tentang eksploitasi AS atas Indonesia dan isu kontrak tambang, "Jenderal Prabowo, maukah Anda bergabung dengan saya untuk menyerukan pengusiran Freeport-McMoRan dari Indonesia?"
Nairn menegaskan tulisannya tentang Prabowo adalah akurat. "Jika sang jenderal menyangkal ini, saya mengundang dia untuk menghadapi saya di pengadilan Indonesia dengan mengajukan tuduhan fitnah terhadap saya."
3.Allan Nairn sebut Hendropriyono ngaku terlibat pembunuhan Munir
Allan Nairn mengatakan Jendral (Purn) Hendropriyono mengaku secara terbuka terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM, Munir. Menurut Allan, pengakuan Hendro itu disampaikan kepadanya saat wawancara yang bertempat di kediaman mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut pada 16 Oktober 2014.
"Secara spesifik Jenderal (Purn) Hendropriyono mengaku kepada saya bahwa dia bertanggung jawab komando atas pembunuhan Munir," kata Allan di kantor Komnas HAM jalan Latuharhary Jakarta Pusat, Senin (3/10).
Kepadanya, menurut Allan, Hendro juga menegaskan dirinya siap diadili atas kematian Munir pada 2004 silam.
"Dia kata bahwa dia siap diadili atas pembunuhan Munir dan kasus Talangsari dan juga kasus Timor-Timur. Jenderal Hendro juga bilang ke saya bahwa dia suruh bahwa semua dokumen-dokumen rahasia di dalam BIN, Polri, TNI dan CIA semua dokumen rahasia itu yang terkait dengan tiga kasus ini harus dibuka," katanya.
Untuk itu, menurut Allan, Jaksa Agung harus berupaya untuk meminta dokumen rahasia itu ke AS dan CIA guna proses penyelidikan.
"Jaksa Agung bisa meminta ke pemerintah Amerika untuk meminta dokumen CIA itu pada kami, dan Hendropriyono sudah setuju," tukasnya.
Hendropriyono belum bisa dikonfirmasi terkait pengakuan Allan Nairn ini.
4.Allan Nairn duga CIA terlibat pembunuhan Munir
Allan Nairn juga membeber keterlibatan Central Intelligence Agency (CIA), institusi intelijen Amerika AS, dalam kasus pembunuhan aktivis HAM Munir pada 2004 silam.
Menurut Allan yang juga aktivis HAM itu, dugaan tersebut muncul setelah dirinya melakukan wawancara dengan Jenderal (Purn) Hendropriyono. Allan merasa ada yang janggal ketika Hendro mengatakan kepadanya bahwa CIA tidak bertanya apapun terkait kematian salah satu aktivis HAM tersebut.
"Misal saya juga tanya pada Jenderal Hendropriyono setelah pembunuhan Munir apakah CIA tanya pada Pak Hendro setelah pembunuhan Munir? Hendro jawab tidak. Mereka tidak tanya apa-apa terkait kematian Munir. Ini hal yang menarik kenapa CIA tidak tanya soal pembunuhan Munir," kata Allan kepada wartawan di kantor Komnas HAM jalan Latuharhary Jakarta Pusat, Senin (3/10).
Meski demikian, sebagai jurnalis, Allan menegaskan akan melakukan investigasi lebih dalam untuk mendapatkan jawaban yang sahih.
"Saya masih sedang selidiki soal itu mudah-mudahan minggu-minggu ini saya akan tulis ini tentang bagaimana CIA dan kedutaan Amerika berperan karena itu soal penting," katanya.
Lebih jauh Allan mengharapkan peran Jaksa Agung agar berani memanggil Duta Besar AS dan juga anggota CIA untuk dimintai keterangan dalam kasus tersebut.
"Dan menurut saya Jaksa Agung harusnya panggil CIA dan Pejabat Kedutaan Besar Amerika," tukasnya.
Hendropriyono belum bisa dikonfirmasi terkait pengakuan Allan Nairn ini.
Lantas apakah Allan terkait pembeberannya hendak mempermalukan para Mantan Jenderal TNI? Jawaban yang paling tepat untuk didengar Allan Nairn adalah: Hai Allan, urus negaramu sendiri! Jangan urus negeri kami! Kami bisa urus negeri kami sendiri. kayak negerimu bersih aja! Enyah kami dari negeriku!JI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar