Kamis, 06 November 2014

Prersiden Joko Widodo: Maritim Kebijakan Ekonomi Nasional 2014-2019

Jurnalis Independen: Kepala Negara Republik Indonesia Presiden Joko Widodo pagi tadi dijadwalkan menyampaikan visi ekonomi pemerintah di hadapan ratusan pengusaha dalam sebuah acara forum pimpinan perusahaan yang berlangsung di Jakarta, Jumat (7/11/2014).


Kepala Negara telah membuka Kompas 100 CEO Forum yang berlangsung di sebuah hotel di kawasan Jalan Rasuna Said. Jakarta Selatan pada pukul 08.30 WIB.

Sebelumnya dalam berbagai kesempatan Presiden menyampaikan kemandirian ekonomi dan memajukan sektor maritim menjadi salah satu fokus kerja pemerintah. Bahkan dalam pidato pertamanya sebagai Presiden usai dilantik pada 20 Oktober 2014 lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kini saatnya meraih potensi maritim diolah lebih dalam untuk kemajuan bangsa sekaligus kesejahteraan rakyat.

"Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk, kini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga 'Jalesveva Jayammahe', di laut justru kita jaya, sebagaimana semboyan nenek moyang kita di masa lalu. Kedepan, harapannya akan bisa kembali lagi membahana," kata Presiden Joko Widodo.

Ia juga menyerukan kepada Bangsa Indonesia untuk bekerja keras. Karena maritim merupakan masa depan negara. "Kita harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudra, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban kita," kata Presiden.

Sebanyak 100 pejabat eksekutif tertinggi (chief executive officer/CEO) perusahaan publik bertemu dengan Presiden Joko Widodo, pagi ini.

Acara ini merupakan agenda tahunan yang telah digelar sejak tahun 2008. Presiden Jokowi hadir didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad.

Para CEO terdiri dari perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Diantaranya CEO PT Bank Negara Indonesia Tbk Gatot M Suwondo, Direktur BPJS Ketenagakerjaan Elvin G Massasya, turut hadir dalam acara tersebut.

Dengan mengusung tema "Kebijakan Ekonomi Nasional 2014-2019", para CEO berdialog dan meminta arahan kepada Presiden Jokowi agar lebih yakin mengenai arah kebijakan ekonomi pemerintah ke depan.

Sebut saja kebijakan tol laut yang bertujuan mengurangi hambatan angkutan laut sebagai penyebab tingginya biaya logistik di Indonesia. Menurut Gatot, konsep tol laut sangat menarik untuk diketahui para pelaku bisnis.

"Biaya logistik di negeri ini mencapai 26 persen dari produk domestik bruto. Biaya yang sangat besar dan sulit untuk bisa bersaing dengan sesama anggota negara ASEAN. Sementara paling tinggi biaya logistik negara tetangga hanya belasan persen," ujar Gatot di Hotela Four Seasons, Kuningan, Jakarta, Jumat (7/11/2014).

Di sisi lain, sambungnya, rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi juga menarik perhatian publik. Pasalnya, beban subsidi BBM di Indonesia hampir mendekati angka Rp300 triliun sehingga membuat pemerintah tak punya daya dalam keuangan.

"Sebagai pengganti subsidi BBM, kami siap dengan program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)," sambung CEO Bank BNI.

Tidak ada komentar: