Jurnalis Independen: Peringatan Menteri ESDM Sudirman Sahid yang akan menutup Petral sangat aneh dan penuh tanda tanya. Hal ini dinyatakan oleh pengamat migas Yusri Usman dari Universitas Gajah Mada (UGM). Bahkan menurut Yusri Menteri ESDM terkesan "Ngadali" Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mantan Vice Presiden Integrated supply Chain (ISC ) Pertamina itulah yang mengontrol kegiatan Petral. Logikanya pasti mengerti tentang permainan migas di sana.
"Aneh saja saya mendengar komentar Menteri ESDM dan Meneg BUMN setelah dipanggil Presiden Jokowi soal Petral yang sangat merugikan negara dan Faisal Basri ditugasi memeriksa Petral...Loh Sudirman Said itu mantan VP ISC Pertamina (2008-2009) yang sangat paham bagaimana hubungan kerja ISC yang mengontrol Petral Singapore," ungkap Yusri Usman, pemerhati migas, kepada wartawan, kemarin (20/11/2014)
Bahkan, pemerhati migas dari UGM ini menghitung, ada dua direksi Pertamina menjadi komisaris di Petral sebagai anak Perusahaan harusnya Menteri ESDM dan Meneg BUMN panggil semua Direksi Pertamina. Minta mereka memaparkan kinerja Petral selama ini dan kegiatan kilang Pertamina yang ada.
"Semua itu mudah, tapi dikondisikan seolah-olah sulit dan tidak ada hubungannya Pertamina Pusat dengan Petral. Mafianya hanya ada di singapore. Saya sudah bilang berulangkali dugaan otak mafianya juga di Jakarta," tegasnya.
Yusri yakin, tidak ada kamus di dunia korporasi anak perusahaan membuat kebijakan sendiri di Singapore dan mendikte direksi kantor Pusat. Meneg BUMN harusnya paham. Apalagi kakak ibu Meneg BUMN, Arie Soemarno adalah mantan Dirut Petral dan Dirut Pertamina. Semasa Arie Soemarno lah fungsi ISC Pertamina ini dibentuk pada 2008. "Jadi lucu-lucuan saja, sandiwara apalagi ini? Ini sama saja mau ngerjain Presidennya! Kasihan saya dengan Presiden Jokowi," kata Yusri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar