Selasa, 08 November 2011

Waria & Gay Masuk Parlemen Polandia: Berkah atau Bencana?

Waria & Gay Masuk Parlemen Polandia: Berkah atau Bencana?

Jurnalis Independen: Di Indonesia kelompok waria masih memperjuangkan haknya dan tak jarang mereka mendapatkan kekerasan, maka nasib berbeda dialami para waria di negeri Katolik di Polandia.

Di negeri Eropa Timur itu, para waria nampaknya sudah memiliki hak setara dengan warga negara lain. Bahkan mereka berkesempatan berkarir di dunia politik.

Dan negeri yang dulunya sangat konservatif itu dalam waktu dekat akan memiliki waria pertama yang menjadi wakil rakyat.

Politisi waria itu bernama Anna Grodzka, 57. Awalnya dirinya terlahir sebagai seorang laki-laki bernama Krzysztof, sebelum menjalani operasi kelamin di Thailand.

"Saat saya bertemu masyarakat Polandia yang Katolik di jalanan, sebagian besar dari mereka bereaksi positif," ujar Anna seputar reaksi masyarakat atas terpilihnya dia sebagai anggota parlemen.

“Tapi tentu saja ada yang menentang dan bersikap agresif,” kisahnya.

"Yang menyedihkan adalah politisi dan media menggunakan fakta bahwa saya pernah menjadi laki-laki sebagai sarana untuk menyerang saya," walau itu adalah sejarah masa lalu saya ujar Anna.

Selain waria, seorang gay, Robert Biedron juga akan dilantik menjadi wakil rakyat hasil pemilu bulan Oktober lalu.

Terpilihnya Anna Grodzka dan Robert Biedron merupakan imbas dari suksesnya Partai Gerakan Palikot mendulang 10% suara dalam pemilu.

Partai ini mengusung pendirian anti pemuka agama dan mengkritik Gereja Katolik Roma yang membiarkan para imamnya terlibat dalam politik.

Partai ini juga memperjuangkan legalisasi aborsi, pernikahan ganda dan kepemilikan ganja.

Kemenangan partai ini mengejutkan para analis dan menempatkan partai ini menjadi fraksi ketiga terbesar dalam parlemen Polandia.

Sementara itu, para analis politik setempat mengatakan terpililhnya seorang waria dan gay sebagai anggota parlemen menunjukkan semakin meredupnya pengaruh gereja di negeri kelahiran Paus Yohanes Paulus II itu.

Sebagian warga Polandia juga melihat kemenangan partai ini menjadi pertanda Gereja Katolik Roma gagal mendekati anak-anak muda.

“Ini adalah pertanda nyata, bahwa agama yang diwakili keberadaan Gereja Katolik tak bisa diterima anak-anak muda,” kata Maciej Zieba, mantan kepala Ordo Dominika.

Dan ini menjadi bukti bahwa aturan Tuhan telah tergilas oleh nafsu dan menjadikan iblis sebagai panutan masyarakat Eropa, khususnya di Polandia.
“Terus terang ini adalah tantangan dan masalah, terutama untuk menyampaikan pesan Tuhan,” keluh mantan kepala Ordo Dominika itu. (sur/mnt)


Tidak ada komentar: